bahkan rasa sakit-melintas di wajah Baskara sebelum
menoleh padanya dan mulai menyebutkan preferensinya dengan detail yang menyiksa. "Dia suka sprei sutra, arom
hu setiap preferensi konyol wanita itu, namun dia mungkin tidak
n ruangan. Studio arsitekturku sendiri adalah satu-satu
nis dan memuakkan. "Jangan pergi
Dia selalu sibuk dengan pekerjaannya." Lalu dia menatapku, nadanya m
wanita yang diam-diam adalah istrinya, wanita yang tidur di ranjangnya.
i pindah ke rumah ini. Dia menggendongku melewati ambang pintu, membisikkan janji cin
pemb
at tenang. "Clara adalah tamumu.
ergi, tidak me
ecil yang terluka. "Baskar
g memanjakan. "Dia hanya terlalu dimanjakan olehku. Jangan khawatir, ak
t mereka bergema di lorong. Aku bersandar pada kayu yang d
alah istrinya, terdaftar dalam perwalian selama bertahun-t
ni, akulah san
an bahu. Aku tidak akan me
pustakaan utama. Hari ini adalah peringatan kematian nenekku. Dia adalah satu-satunya kel
tajam dari lorong m
ahnya. Di lantai di kakinya ada pecahan guci porselen yang berisi abu
ya bertemu dengan mataku, dan seringai
n, melonjak dalam diriku. Tanpa pikir panjang, aku menerjang maju
erak karena sakit dan amarah. "Dia s
Dia melihat Clara, bekas merah mekar di
s. "Aku hanya melihatnya, dan itu tergelincir. Aku
i Clara, wajahnya topeng kemarahan yang sepenuhnya
raungnya, memeluk C
iakku, menunjuk dengan jari gemetar ke
ali padaku, matanya dingin. "Itu cum
Dia berdiri bersamaku di pemakamannya, memegang tanganku, dan bersumpa
suaraku sangat rendah. "Untuk apa
a melihatku sebagai penghalang, masalah yang haru
nganku dan menyeretku menyusuri lorong menuju ruang p
pai kau belajar untuk patuh,"
yang kuakui padanya di saat-saat rentan. Dia m
an dari keluarganya. Aku bahkan bukan tamu. Di rumah ini, dalam hidupnya, aku
dan kunci berbunyi klik, menyegelk
 
 
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY