reka bahk
a janji itu
di ruangan yang sama dengan mereka, dengan kasi
ir mau k
eram lenganku, jari-jar
bilang mi
tajam yang hanya pernah kuliha
adaku. Tidak s
g mual m
menumpahkan kopi ke salah satu buku pelajaran Keira. Dia menangis, dan Baskara memaksak
enghinaan itu,
Sangat muak menj
bisik suara dingin di kepalaku. "B
tahui kumiliki, aku menyentakka
kubilan
di udara. Wajahnya adala
ya sebelumnya. Aku selalu luluh dalam
nya menj
Brooklyn?" katanya, suaranya san
a pendek t
Baskara. Kurasa aku yang ter
seolah-olah ada sa
sayang biasa, lelucon internal-se
endapatkan
memenangkan mereka kembali. Aku telah menelan setiap hinaan, men
cinta yang tidak pernah b
erbakar hidup-hidup dalam api
g membakar, kulitku yang me
jahnya berkerut karena marah. "Kau adik angkat kami. Kami memberim
gkah lain, memojo
mempertimbangkanmu. Surat wasiat itu mengatakan kau harus menikahi sal
ludahkan kata-
suaraku bergetar tapi
rannya. Dia menarik-narik lengan Brama, m
in aku harus perg
a!" kata mereka bertiga hampir ser
yang telah dila
, mengelus rambutnya. Kata-kata itu ditujuka
eritahuku bahwa perasaan mereka pada Keira berb
ho
u, begitu dalam hingga hampir terasa d
ahaya yang berkedip dan peringatan kepala pelayan melintas di benakku. Lampu kristal r
kakak itu bert
n dinding manusia antara dia dan bahaya
terj
adalah lampu gantung itu
a sakit. Sensasi retak
juang untuk melihat ke atas,
enderitaan, aku
ira, yang baik-baik saja, tidak
luka?" tanya Baskara, tangan
ya terbelalak. Lalu tatapannya beral
mereka sepertin
ah mereka campuran a
kata Brama, berlutut di sampingku. "K
salah m
an tambahan dalam ob
jadi matahari, bulan
ng mengirimkan gelombang penderitaan baru ke d
uk mataku. Aku tidak bisa bangun. Aku
enjadi gelap
ping
ah Baskara, alisnya berkerut, ekspre
suaranya, memanggil namaku dengan
ook
 
 
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY