suaraku dibumbui sarkasme yang tidak
tumpangkan di atasku dalam fantasi gila
ang lambat dan disengaja tidak mencapai m
amu benar-benar berpikir pria seperti Baskara Adinata ak
cap di telapak tanganku. Rasa sakit itu
"Kalau kamu menginginkannya, ambil saja
sebuah ujian, sebuah permohonan terakhir yan
ina daripada hinaan apa pun. "Kamu benar-benar tidak mengerti, ya? Kamu, yang
uk lutut di hadapanku," desisnya, kata-katanya dirancang untuk menimbulkan kerusakan maksimal. "
g. Wajahku memucat. Kenangan yang dia ungkit masih
mua masalah keluarga setelah Karininia membuat adegan, menangis tentang bagaimana aku menindasnya. Aku ingat para pelayan berbisik, kesetiaan mere
asa sakit itu. Tapi itu ada
kamu inginkan," kataku, suar
hirnya jatuh. "Tidak akan pernah cukup sampai aku meng
lagi. Aku berb
u pergi dariku!" suaranya me
sa tertutup, dia menerjang ke depan, meraih l
ah kuduga. Dia menampar wajahnya sendiri, denga
yum kemenangan yan
lorong. Cepat, langkah k
unakan trik yang sama untuk membuatku diusir dari rumahku sendiri. Ayahku,
akan menjelaskan. Ak
ampan saji. Pikiranku menjadi kosong dengan ama
inia, matanya melebar dengan ketakut
antai di sebelahnya, menghanc
va
e arahku, tetapi ke arah Karininia. Dia menariknya ke belakangn
yanya, suaranya teg
ap, hatiku menjadi segumpal es di dadaku. Itu ad
perintah Baskara, su
lurus ke mat
ah menjadi es
itam muncul seketika. M
Aku berteriak saat jatuh, lututku mendarat tepat di atas
embaga darah memenuhi mulutku. Kain gelap celanaku
sama sekali. "Dia memuku
mungkin dia tidak sengaja..." mulainya, memai
sebelum aku bisa bereaksi, dia memaksanya untuk me
iri, bersembunyi di pelukannya s
u adalah tatapan kelembutan dan perhatian yang mendalam. T
hu. Dia pasti tahu Karininia be
langnya, suaran
terkatup, mataku terbakar oleh
singkat kepad
lagi, dan satu lagi. Telingaku berdenging, penglihatanku kabur. Dunia adalah pusaran rasa
ledak di bagian belakang kepalaku. Seseorang te
renggutku adalah wajah Karininia, bibirnya mel
 
 
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY