uhi hidungku bahkan sebelum aku
u terasa seperti terbakar. Aku mencoba bergerak dan gelombang rasa sakit b
mbuka mata, lampu neo
n berg
ng dari samping tempat tidur. Dia dud
," katanya, nadanya datar. Dia
menyakitkan. "Apakah ini hukum
Botol itu jatuh dari n
aku terlalu tajam. Itu adalah kebohongan, sebuah c
nya," kataku, suar
spresinya tidak t
ara kami. Aku menatapnya, jantungku berde
," katanya, suaranya pelan.
us asa. "Lalu kenapa?" bisikku, suaraku pecah. "Kenapa kamu membiarka
la, membelakangiku. "Dia sudah me
inia serapuh
ohon, kata-kata itu keluar dari tenggorokanku.
engenalnya. Kamu selalu memusuhin
k percaya pada fantasi, versi ideal Kar
ukan padaku?" tanyaku, kata-k
b. Keheningan ada
pecah yang menyakiti tenggorokanku. Air mata mengalir di wajahku, p
egangan yang menyesakkan. Dia memeriksa tanda-tanda vitalku, e
elagi kamu pulih," kata Baskara,
enjadi debu. Dia tidak menawarkan ken
seprai tipis rumah saki
han kita?" tanyaku, kata-kata itu terasa seperti asam. "Li
tku terikat padanya. Dia pernah menunjukkan padaku sebuah sertifikat, sebua
bersandar di ambang jendela, mengencang. Dia
ar-putar di benakku. Siapa aku bagimu? Apaka
hnya berubah ketika dia melihat ID penelepon. Dia menjawab
rbicara bahasa Prancis sebelumny
ti nadanya. Itu adalah nada intim dan lembut yan
na, bersemangat dan melengking. Bahkan dengan kendala b
rininia. Tentang bagaimana dia membantu
emua adalah rencana. Semuanya. Dia sedang mendekati Karininia, dan aku han
itu?" tanya wanita di telepon, suarany
hanya mainan," katanya dalam bahasa Prancis ya
at bingung, seolah-olah aku tidak mengerti. Seolah
ntisnya dia belajar bahasa Prancis hanya untuk Ka
i bahwa aku juga pernah bermimpi tentang Paris. Dia tidak pe
daku, ekspresinya kembali mulus. "
adam. Tidak ada yang tersisa se
ris meminta maaf. "Dia ketakutan dengan apa yang terjad
mengatakannya. Dia berjalan ke p
an memar, untuk pergi menenangkan wa
nyi klik di
jeritan sunyi yang merobek saat air mata men
 
 
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY