PANDAN
ggalkan kejernihan yang dingin. Hal pertama yang kulakukan ada
. Dia memberikannya pada ibu E
Prajuritku telah mengamankannya. Aman bersamaku. F
ngga hampir membuatku pusing. Satu-satu
awat mendorongku ke ruang berjemur di ruang penyembuhan, tangannya bertumpu posesif di bahuku. Anggota kawanan
ang Omega berbisik pada yang lain. "Dewi Bulan me
kental hingga ak
ara, suaraku sengaja dilemahkan. "Yudha, a
enyembunyikannya. "Sayangku, kurasa itu bukan ide yang bagus. Tempat itu... m
natannya dari rumah orang tuaku. Aku tidak membongkar kebohongannya. Aku hanya mengangguk lemah
ahkan ke ruang penyembuhan, hanya dua pintu d
senyum puas di wajahnya. Dia cantik, dengan cara yang taja
ti palsu. "Kudengar para tabib sedang menyiapkan obat khusus untukmu. Sayang
awan badai. Dia marah besar, bukan karena Elara mengancamku, tetapi karen
!" ger
a. Dia menggunakan
angkat lebih rendah di lorong itu tersentak dan mengalihkan pandangan. Elara
u," perintah Yudha, suaranya berdering dengan kek
leh padaku, ekspresinya melembut menjadi amarah prote
aliknya, aku hanya memejamkan mata, berpura-pura kelelahan. Aku akan membiarkannya memainkan permainan
lebih cepat da
menyusuri koridor yang sunyi ke stasiun air. Saat aku mendekati ujung lorong, ak
dha da
nya!" desis Yudha. "Apa kau
ku sekarat, dan jalang itu punya satu-satunya obat! Kau b
. "Aku memberikan ruang energi bulan terakhir pada ibum
nya. Dia tidak hanya memberikan obatku; dia telah memberikan
berciuman. Di lorong, hanya beberapa meter dari kamarku,
odoh yang berpikir mungkin dia hanya bingung, akhirnya padam

GOOGLE PLAY