ANDANG
aya. Ejekannya murahan. Ak
yang Maya sebutkan bekerja untuknya. Tidak butuh "sejumlah besar uang," hanya tat
mperlakukan kami seperti sampah. Dengan uang yang Mbak t
staf untuk pesta ulang tahun, membu
syal, dan menyembunyikan wajahku di balik masker dan kacamata hitam. Ak
ah itu, jantungku berhenti berdetak. Tergantung di atas per
erseri-seri di pangkuannya. Bima dan Maya berdiri di belakangnya, di kedua
njuk ke sebuah etalase kaca yang penuh dengan piala. "Lihat gesper perak itu? Nyon
ana Hitam, bagaimana aku dengan malu-malu meminta nenekku sebuah pusaka k
dan berkata, "Semuanya hangus dal
. Aku hanya
iau menjahit ini sendiri untuk kuda poni Bagas. Setiap jahitannya. Belum pernah lihat be
dengar biasa, tapi itu
pan kenangan, momen yang dicuri dari hidupku. Bima di rumah sakit bersama Bagas yang baru lahir. Bima mengajariny
mput," "pertemuan dengan klien penting"-semuanya kini me
ga bahagia itu kembali. Mereka baru saja dari festiva
ertawa, menyeka wajah mereka dengan sapu tangan. Pemandangan itu beg
a bersandar pada Bima, suaranya merengek manja. "Bima, aku hanya... aku tidak ingin Bagas h
kit waktu lagi. Aku akan mengurus semuanya. Kamu fokus saja pada pesta ulang tahunnya li
dak bisa hancur lebih jauh
adalah melarikan diri dari tempat yang menyesakkan itu. Tapi saat aku melewati ist
Matanya yang tajam me
tanyanya, suarany
denyut nadiku berdebar
lagi. Aromanya, aroma suamiku yang familier,
ku," per
rkan tangan, jari-jarinya hendak merebut syal dar
GOOGLE PLAY