img Bersama Kita Bangkit Dari Abu  /  Bab 4 | 40.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4

Jumlah Kata:974    |    Dirilis Pada: 29/10/2025

Wijay

i Kian atau Cakra. Tidak ada bunga, tidak ada telepon, tidak ada pertanyaan tentang keadaan kami. Seolah-olah Wijaya bersaudari telah diangkat secara

ku melihatnya. Cakra. Dia bergegas menyusuri koridor, wajahnya dipenuhi kekhawatiran, sebuket bunga maha

pintu itu bertulisk

dan aku mengikutinya, tetap berada di bayang-bayang lorong. Kami melihatn

k berseri-seri. Dan di sebelahnya, Kian sedang meni

enggam tangan Kian. "Melahirkan adalah hal tersuli

akasnya dan mengelus rambutnya. "Ssst, Flo. Kami di s

agiaan rumah tangga yang sempurna da

ong. Di sampingku, Chintya melakukan hal yang sama. Rasa sakit hantu

di dagingnya. "Ayo pergi," aku tercekik, menarik

engacaraku. Besok jam 10 pagi. Datang untuk menandatangani surat-surat. Jika tidak, aku akan mengajukan gu

Dia menelepon lagi. Dan lagi. Banjir teks marah dan menuntut menyusul. Aku mematikan

ntor polisi pusat kota dan mengajukan laporan resmi tentang tabrak lari, merinci seran

k serius. "Ini tuduhan serius. Kenapa kalia

kami mengurusnya sendiri. Kami di rumah sakit, Pak. Sendirian." Aku mendorong sebuah map ke seberang meja. "Saya sudah me

Dia mencap laporan itu. "Kami aka

a berbunyi: Dia mirip sekali dengan ayahnya, kan? Pesan itu dikirim ke obrolan grup yang mencakup separuh elit Jakarta.

a, sementara dunia tetap tidak tahu ba

pi yang bersih dan di

, ada tiga puluh tujuh panggilan tak ter

pergi ke rumah. Kosong. Kamu membereskan barang-barangmu. Apa

a permain

akukan pada Chintya? Dia tidak menjawab

endengarkan melalui speaker, merebut telepo

ap ular manipulatif yang kalian sebut saudari tiri itu. Menikahimu adalah kesalahan terbesar dalam hidupku, tapi itu adalah kesalahan yang akan segera kuperbaik

dan segera memblokir

kami. Itu Florence, menggendong bayinya yang baru

njukan penyesalan yang dramatis. "Ini semua salahku. Anak-anak itu... mereka hanya sangat mengkhawatirkank

n. Mencoba memanipulasi k

hkan. "Apa kamu di sini untuk memberik

nya menyipit. "Aku hanya ingin k

rbahaya. "Berhenti bermain sebagai korban

buka, Florence mengeluarkan napas terengah-engah, mencengkeram dad

lihat Florence di lantai dan aku berdiri d

gitu keras hingga aku kehilangan keseimbangan dan menabra

si Florence. "Flo, kamu baik-baik saja? Apa

terluka, dia berbalik ke arahku, matany

g rata, tidak hamil. Kemarahan di matanya perlahan berub

metar untuk pertama kalinya. "Di

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY