Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2

Jumlah Kata:1512    |    Dirilis Pada: 29/10/2025

Pandan

n tatapan mata yang bisa membekukan neraka. Selama sepersekian detik, otakku menolak memproses pemandangan i

panjang, tapi aku tidak memeluknya. Lenganku terasa seperti timah. Naluri pertamaku, naluri bod

ta lagi, suaraku serak. "Ap

dan datar, dan dia memanggilku dengan formalita

lang mau datang?" Aku meraih kopernya, sebuah gerakan canggung

n," katanya, nadanya datar.

akang kami. Aku bersandar di pintu, mengusap rambutku. "Kyra, tolon

terlihat berbeda dari yang kulihat di panggilan video kami-lebih berkuasa, lebih mengintimidasi. Wanita lelah dan lembu

u harus menebak?" Aku mencoba nada ringan,

h pantai di Lombok. Sekarang, bingkai itu berisi foto tim baruku, sebuah foto candid dari pesta peluncuran pr

aku tergagap. "Itu tim proyek. Kyra ada di dalamnya." Pe

n momen ini selama dua tahun, Revan." Suaranya pelan, tapi menembus alasan-alasan menyedih

lnya. Dia tidak perlu mengatakan sepatah

i kantor yang steril. "Balapan sampai p

ka, ini tidak seperti

nar

saja. Itu... itu urusan panjat tebing. Dia

amu sebutkan dalam dua tahun?" tanyanya, suaranya diwarnai kelelahan yang lebih

lama berhenti, dan Kyra butuh pekerjaan. Itu hanya... kebetulan." Aku melangkah ke arahnya, tanganku

hun, Erika," bisikku di rambutnya, suaraku sarat dengan keputusasaan. "Kita sudah me

ngnya menempel di dadaku, dan aku bisa merasakan basahnya air matanya merembes mela

menunjukkan konfirmasi penerbangan. Tiket pulang-pergi ke Surabaya untuk akhir pekan depan. "Aku pesan ini mi

ingin dia tanyakan-tentang motor, tentang malam itu, tentang foto-menggantung tak terucapkan di

ri pipinya dengan ibu jariku. "Mari k

knya ke arah pintu. Aku harus melakuk

tapi jelas-jelas mendengarkan. Dia mendongak saat kami keluar, matany

tuk didengar oleh siapa pun yang berada dal

ganmu. Revan sering sekali membicarakanmu." Matanya kembali melirik ke tangan kami. "Hai, Erika. At

n tapi tegas. "Dia akan bekerja dengan tim perangkat lunak di la

at dia berjalan pergi, bahunya terkulai, aku merasakan tusukan

dan Kyra sudah berdiri

nada pura-pura tersinggung. "Serius, Van?

gan di bahuku sedikit mereda. "Yah, me

anja. "Mungkin jangan pegang tangannya seolah-olah dia anak anjing

ang nyaman setelah badai yang bernama Erika. "Aku t

isa ikut nonton. Pasti seru." Dia mengedip.

"Baiklah. Tapi k

g menakutkan merayap di perutku. Aku mencoba mempertahankan dua dunia yang

Pandan

sentuhannya, ketulusan palsu di matanya-itu semua adalah sebuah pertunjukan, dan aku adalah penonton yang te

di sampingku. Aku menatap layar komputer yang kosong selama berjam-jam. Kejutan yang telah kuren

Itu mentorku, Pak

yambutannya?" tanyan

a. Isak tangis terta

danya langsung berub

ja," aku berbohon

-baik saja. Apa

video itu, Kyra, kebohongan-kebohongan, ekspresi

n panjang di

Edi

cam. "Begitu. Sepertinya Tuan Adriansyah sudah lupa siap

a mataku dengan punggung tanga

ra mempelajari perbedaannya. Kamu adalah pencipta 'Aura.' Perusahaan ini, kariernya, semuanya dibangun di atas ke

Ini bukan tentang kekuasaan, atau uang, atau karier. Ini tentang lima tahun yang telah

u benar-benar hilang. "Aku tidak mau peker

hari. Lihat bagaimana keadaannya. Tapi ketahuilah ini, Erika. Kamu tidak sendiria

g telah kubangun, masa depan yang telah kubayan

ndaki? Baiklah. Biar

an membuat panggilan lain, panggilan ya

aku, suarak

i saingan terbesar kami. Suaranya tenang dan profe

n lalu?" tanyaku, memejamkan mata. "Tawaran untu

" katanya perlahan.

ran itu datang

seperti abu di mulutku. "Sebuah kemitraan. Dalam s

bisa mendengar suara napasnya

ika?" tanyanya, suaranya me

sudah muak menjadi pemain kedua dalam hidupku sendi

berarti merunt

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY