ang sempurna, matanya biru lebar dan polos. Dia mengenakan gaun putih sederhana ya
erikan senyum kecil yang ragu-ragu. "Kania. Aku turut
hanya menatap gadis yang dengan be
k menyiapkan pancake blueberry kesukaanmu." Dia tersenyum padanya dengan kehangatan yang tidak pernah Kania kenal. Dia memperlaku
ejengkelan yang dingin. "Barang-barangmu masih di kamarmu. Sudah kubilang, Clara a
a Kania, sua
ntut ayahnya, wa
ar Ibuku. Kau tidak akan
ang diperintahkan! Kau anak tidak tahu diuntung, dan inilah tepatn
a-kata Kania adalah pukulan fisik. "Darmawan, tolong jangan
erbalik padanya. "Kau pantas mendapatkan yang terbaik." D
umor keluar dari bi
enuju sayap tamu, tet
ana?" teriakn
tanya tanpa men
ggu lagi! Kau tidak bi
attle untuk pernikahan. Itu kesepakatan kita. Aku menepati janjiku. Kesepakatan itu tidak terma
yang cerah dan tidak menoleh ke belakang. Sangkar
n presidential suite, menagihnya ke rekening utama keluarga Hal
pergi berbelan
akan pernah dia pakai, sepatu yang tidak akan pernah dia kenakan, perhiasan yang bisa mendanai sebuah negara kecil. Setiap gesekan kartu
rena marah. "Apa yang kau lakukan? Kau sudah mengha
ang akan dijual kepada penawar tertinggi untuk keuntungan politikmu. Kuras
riku! Kau sendiri y
anya dengan manis. "Segera setelah aku menikah de
sutra, kulit, dan berlian. Tujuannya sederhana: menguras setiap tetes uang tunai dari rekening ayah
ah pesan menyala di po
mana
ya, bagian yang bodoh dan konyol, ingin menumpahkan s
uk pernikahanku,"
idak me
sopan tapi tegas, bahwa kartunya telah ditolak. Ayahnya telah membekukan rekening itu. Di
ksi dan menurunkannya di pusat kota. Dia memiliki aset ribu
itu. Ini adalah baju zirahnya untuk kehidupan barunya di Seattle, ma
g hidupnya, dikelilingi oleh orang-orang berkuasa dan berpengaruh, dia t
sekelilingnya seperti benteng. Sutra gaunnya terasa tipis di tengah angin yang
ia mabuk terhuyung-huyung ke arahny
ari mereka berkata dengan cadel, matanya menelanjangi
nya terangkat tingg
an melangkah lebih
uka, dan Elang Solehudin melangkah keluar. Dia tidak melihat para pria i
atan dingin dan berbahaya yang melekat pada Elang lebih efekt
tatapannya menyapu kopern
a dia kenali. Itu bukan kekhawatiran. Itu... kejengkelan. Seolah-olah keadaanny
balasnya, harga dirinya tersengat.
u bukan permintaan.
api tubuhnya menggigil, dan ketakutan dari pertemuan
nggalkan kehidupan singkat dan menyedihkannya di jalanan. Dia merasakan gelombang penghinaan yang begitu dalam h
 
 
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY