ang Aria P
arurat, suaranya lembut. "Ini luka yang dala
koleksi yang ditinggalkan Baskara padaku, m
tu adalah hal kecil, nyaris tidak tergores, tetapi dia bertindak seolah-olah aku terluka parah. Dia membersihkannya dengan tisu a
rnah ada sama sekali. Semuanya sudah berakhir.
etar dengan p
saja? Aku sudah meminta sekretarisku untuk menangan
nnya. Dia bahkan tidak bisa r
k saja. Aku tidak
e rumah. Keheningan di dalam adalah kehadiran fisik, menekanku dari semua sisi.
Dia bergerak melintasi ruang tamu yang gelap, siluetnya diterangi oleh cahaya bulan yang masuk me
gku, tangannya terulur untuk membelai rambutku. "Aria," gumamnya, suaranya berat
menjalar ke lenganku dari tanganku yang dijahit.
ku bisa melihat kilatan keterkejutan di matanya, seolah dia tidak
, mengusap rambutnya yang ditata sempurna. "Malam ini benar-benar
erlatih yang kukenal dengan baik. "Kau tahu kau satu-satunya untukku
elucon yang kejam dan menyedihkan. Aku adalah istri yang
. Dia berdiri, meregangkan tubuh. "Aku akan tidur di
lkanku sendirian dengan denyutan d
banyak obat penghilang rasa sakit. Saat aku melewati ruang kerja, aku mendengar gumaman rendah suaranya. Dia
ang, semua jejak kantuk dan alkohol hilang. "Haryono punya yang asli. Kita bisa secara r
orang di seberang sana, mungki
uasan yang sombong dalam suaranya. "Dia selalu... emosional. Tapi kurasa dia ak
sikap pengertian. Dia tidak t
lu hanya dia gunakan padaku. "Semuanya berjalan sesuai rencana. IPO sebulan lagi. Pad
nku padanya. Yang tel
lagi. Kata-kata berikutnya lebih dingin, lebih ta
tahun yang kuhabiskan bersamanya, berjuang keluar dari kemiskinan... itu bukan kehidupan. It
enggorokanku, sesuatu antara isakan dan jeritan. Aku membekap mulutku dengi bu
... itu semua hanyalah mimpi buruk memaluka
bukan apa-apa. Rasa sakit yang tumpul dan jauh. Luka yang sebenarnya
danganku kabur. Tawa, tinggi dan his
mpi buruk. Dan aku akhir
-
 
 
 GOOGLE PLAY
 GOOGLE PLAY