Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 2

Jumlah Kata:1003    |    Dirilis Pada: 29/10/2025

ujan menetes dari garis rahangnya yang tajam. Aku bisa merasakan ketegangan di pergelangan kakinya, otot-ototny

gan, cengkeramannya kuat dan impersonal, dan menarikku berdiri. Jeritan kesakitan keluar dari bibirku saat kakiku yang patah memprotes, dan du

n aroma samar parfum mahal yang bersih. Itu adalah dunia yang jauh dari lumpur dan hujan tempat aku baru sa

mudi. Dia tidak menatapku. Dia hanya menatap lurus ke depan melalui kaca depan yang basa

keras. "Aku akan menurunkamu di pintu masuk UGD dan cuci tangan dari masala

komplikasi yang berantakan dalam dunianya yang teratur dan kejam. Aku meringkuk di kursi, menggigil tak terkendali, kulit

telku. Ponselku yang retak, yang kukira hilang atau hancur, menyala. Layarnya seper

u mengetuk notifikasi itu.

up. Mereka memburumu. J

. Dia tidak akan membiarkanku pergi ke polisi begitu saja. Dia akan datang untukku. Dia akan menyelesaikan pekerjaan

g kepanikanku. Matanya beralih dari j

itu. Jantungku berdebar kencang di dada. *Jangan percaya siapa pun.* A

an selama waktu yang terasa seperti selamanya, satu-satunya suara adalah desisan ritmis wiper kaca depan dan dengungan mesin

belokan tajam, menuju ke distrik eksklusif dengan keamanan tinggi yang menghadap ke teluk. Dia masu

it," kataku, suaraku

berkuasa, dengan koneksi yang sangat baik, Nyonya Adijaya. Begitu aku meninggalkanmu di RS Umum Jakarta, dia pasti akan dib

agai orang gila, meletakkan dasar untuk membuatku tidak dipe

bunya menatap mataku, "kau akan dibius, dilembagakan, dan diserahkan kembali kepadanya di atas piring pe

mua kaca dan krom dan nuansa abu-abu. Jendela dari lantai ke langit-langit memperlihatkan pemandangan Jakarta yang menakjubka

ggih yang peralatannya lebih baik dari kebanyakan klinik. Dia memasang gips di kakiku, menjahit luka di dahiku, dan membersihkan luka-luka dan memar-memar yang tak terhitung juml

buah setelan olahraga abu-abu sederhana yang terasa sangat lembut

"Gunakan waktu itu untuk beristirahat, memikirkan langkah selanjutnya, d

itu mewah, dengan tempat tidur yang tampak seperti awan dan kamar mandi dal

nghentikannya. "Kenapa kau membantuku? Kau membenci

menghadapku. Pundaknya yang lebar kaku. Se

nya, suaranya rendah dan diliputi racun yang membuatku merinding. "Dia merugikanku lebih

h itu. Aku bukan orang baginya. Aku adalah senjata yang akan diarahkan pada Marco. Aku telah menukar

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY