img Tingkat Nol Cinta  /  Bab 4 Aturan Internal | 8.16%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Aturan Internal

Jumlah Kata:898    |    Dirilis Pada: 08/11/2025

a, masing-masing terisolasi dalam keheningan mereka sendiri. Protokol menetapkan bahwa setiap anggota baru harus menerima sesi

ngga tampak seperti plastik, berbicara kepada mereka selama hampir empat

tujuan institusi," katanya tanpa berkedip. "Itu termasuk hubungan roman

, ekspresinya

r operasional akan dilaporkan dan dikenai sanksi disiplin langsung," tambah wanita itu s

ntang etika. Ini tentang kendali. Di sini, cinta adalah ancam

an tenang, seolah aturan itu selalu menjadi bagian dari suasana. Seolah-olah mereka tak

ara terdengar samar: kibor, langkah kaki teredam, dengungan AC di kejauhan. Dia melepas sepatuny

a suara berat

un

ri, memakai kembali sepatuny

anya. Ia membawa sebuah map, tetapi wajahnya tidak terli

Lucía. "Protokol baru untuk menganalisis perilaku atipikal." Lucía mengangguk

tanya Lucía, tanpa sepenuhn

aneh pada ekspresinya, seolah-olah i

ng politik?" ta

g ma

bungan karyawan." Lucía menatapnya. I

butkannya tadi pa

m cukup lama, menyilangkan

nya." Bisakah percakapan di luar pekerja

," jawabnya singkat. "

isalnya.

ni

g berhubungan dengan pekerjaan?" Lucía menatapnya tajam. Sesu

tidak pantas, jawabannya tidak

it mencondongkan tubuh ke arahny

aat nanti memang pantas?" L

pertanyaan-pertanyaan seperti ini. Aku tahu. Tapi suarany

ya, suaranya lebih tegas daripada yang dirasakann

k. Tapi dia tam

un

tidak ingin kalah. Aku hanya tahu suaranya menarikku kembali ke sesuatu yang

katanya akhirn

anya, tan

Lucía menghela n

rpaduan antara wibawa dan kelelahan. Jaketnya tidak dikancing, dan ia mengenakan kemeja abu-abu gelap yang menonjolkan bahu

ng sedang dibukanya. Ia tidak membaca apa pu

hukum. Pendiam, efisien, hampir tak terli

mun sekaligus mencarinya. Ada sesuatu tentang dirinya yang tidak sesuai dengan cetakan NCA yang sempurna. S

sakannya. Tapi aku tak tahu apakah

tentang penebusan. Ia bukan wanita seperti itu.

malam yang biasa, larut malam. Lampu kantor meredup. Ia memasuki kantornya, menutup pintu tanpa sepat

egi. Tanpa

asrat dan kelegaan. Kehe

angan. Itu sebuah seruan. Sebuah keharusan. Berap

bukan, suara wanita HR itu k

osional akan direst

ni. Ia menutup laporan yang belum dibacanya dan bangkit untuk mem

a tak l

embayangkannya. Dan itu... itu a

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY