suasana tenang yang tampak dari luar sama sekali menipu. Di ruang utama, Nadira Arsyad duduk di kursi empuk dekat p
dekat, dan Nadira tahu satu hal: dunia ini bukan tempat untuk orang yang lemah. Bahkan keb
at bermain siang tadi masih membekas di pikirannya. Anak itu polos, tapi ia a
Nadira berdiri di dekatnya, hatinya berdebar. Dari dalam mobil, dua pria berpakaian serba hitam keluar dan mengh
utup rapat. Rafhael mengambilnya dengan hati-hati, menatap N
"Apa isinya?" tanyanorang yang Nadira tidak kenal. Beberapa foto menunjukkan Alfian dalam situasi yang jel
Nadira bertanya
a yang selama ini kau tidak tahu. Musuh kita... mereka masih mengincar kita, dan
akut, marah, dan penasaran. Dunia yang ia masuki t
fhael duduk di ruang kerjanya, membaca dokumen yang diterimanya.
ael bertanya, matanya t
ikiran tentang Alfian, tentang dunia
daku. Aku akan melindungi kalian-Arka dan kau. Tapi kau juga harus siap menghada
api bagaimana aku bisa percaya sepe
ut. "Percayalah sedikit saja. Itu cukup untuk se
pesan misterius melalui amplop tertutu
elakaan. Ada tangan lain yang mengatur s
an belum sepenuhnya terungkap. Musuh Rafhael mungkin sedang m
"Ini... lagi," katanya sa
bagian dari perang yang tidak pernah kita pilih. Tapi kau harus
hael datang membawakan selimut hangat dan duduk di sampingny
ingin kau tahu satu hal. Apa pun yang terjadi, aku akan melindungimu. Ark
rgetar. "Aku... aku takut. Semua i
tuk bertahan, kita harus menghadapi ketakutan. Dan perasaan... tidak selalu
nuh rahasia ini, ada satu hal yang jelas dan terang-perasaan yang mulai t
di halaman belakang, membuat kaca jendela bergetar. Rafhael segera memerintahkan semua tim ke
"Musuh kita tidak main-main lagi. Mereka ingin kita panik, tapi ki
dan marah. Ia tahu satu hal: hidupnya sekarang bukan
kerja, lampu redup menciptakan bayangan panjang di
ian," kata Rafhael. "Tapi denganmu di sini... aku merasa se
ga... tidak tahu harus bagaimana. Aku taku
nya. "Kita akan melewati ini bersama. Apapun ya
ta mereka mungkin lahir di tengah dunia gelap, tapi itu nyata. Dan cinta
nia Rafhael. Setiap langkahnya kini diperhitungkan, setiap gerakannya dipantau. Ia sadar bahwa musu
sia, dan intrik, ada satu cahaya yang membuat Nadira bertah
han rahasia, ketakutan, dan perasaan yang mulai sulit dikendalikan. Dunia mereka mungkin
uang utama, Nadira Arsyad duduk termenung di sofa, menatap cangkir teh yang sudah dingin. Pikirannya melayang jauh-ke ancaman
Nadira tersenyum tipis melihat anak itu, tapi di balik senyum itu tersimpan rasa gelisah. Ia tahu, musuh Rafhael tidak han
mobil, membawa kotak misterius yang diikat dengan tali kulit. Rafhael, yang baru saja keluar dari ruang
berapa foto lama Alfian dan dokumen yang tampaknya berkaitan dengan transaksi rah
Nadira bertanya
a. Dan ini adalah bagian dari rahasia yang selama ini kau tidak ketahui. Musuh ki
intrik, rahasia, dan bahaya yang nyata. Ia tahu, untuk bertahan, ia harus belajar bert
afhael duduk di ruang kerja, membaca dokumen yang baru diterima.
ya Rafhael, matanya te
ikiran tentang Alfian, tentang dunia
daku. Aku akan melindungi kalian-Arka dan kau. Tapi kau juga harus siap menghada
pi bagaimana aku bisa percaya sepe
ut. "Percayalah sedikit saja. Itu cukup untuk se
ma pesan lain melalui amplop tertutup
kan mengubah segalanya? Masa lalu Alfian
an belum sepenuhnya terungkap. Musuh Rafhael mungkin sedang m
"Ini... lagi," katanya sa
bagian dari perang yang tidak pernah kita pilih. Tapi kau harus
dengan seorang pengusaha misterius bernama Davin Hartono, yang tampaknya menjadi dalang di balik sebagian be
ng. "Davin... ia bukan hanya mengincar bisnis. Ia menginc
an ludah. "A
adi." Rafhael menatapnya dalam-dalam. "Kau harus tetap dekat denganku, tetap aman, dan belajar menghadapi dunia
l datang dengan dua gelas anggur, duduk di sampingnya. Suasana t
ulai, suaranya rendah. "Tapi aku percaya kau bisa
aku mencoba. Tapi rasanya sulit percaya sepenuhnya.
an, kita harus menghadapi ketakutan. Dan perasaan... tidak selalu bisa
nuh rahasia ini, ada satu hal yang jelas dan terang-perasaan yang mulai t
i halaman belakang, membuat kaca jendela bergetar. Rafhael segera memerintahkan semua tim kea
"Musuh kita tidak main-main lagi. Mereka ingin kita panik, tapi ki
dan marah. Ia tahu satu hal: hidupnya sekarang bukan
kerja, lampu redup menciptakan bayangan panjang di
ian," kata Rafhael. "Tapi denganmu di sini... aku merasa se
ga... tidak tahu harus bagaimana. Aku taku
nya. "Kita akan melewati ini bersama. Apapun ya
nia Rafhael. Setiap langkahnya kini diperhitungkan, setiap gerakannya dipantau. Ia sadar bahwa musu
sia, dan intrik, ada satu cahaya yang membuat Nadira bertah
han rahasia, ketakutan, dan perasaan yang mulai sulit dikendalikan. Dunia mereka mungkin

GOOGLE PLAY