img Pahitnya Menjadi Pilihan Kedua  /  Bab 5 menampar kesadaran | 19.23%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 menampar kesadaran

Jumlah Kata:2015    |    Dirilis Pada: 09/11/2025

hujan yang memukul jendela. Angin membawa dingin menusuk hingga ke tulang. Hatinya terasa berat, dipenuhi ketegangan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Setiap tetes hujan seol

ras, senyum riangnya tak pernah pudar. Nadira menatapnya, hatinya luluh. Ia sadar bahwa

luar jendela, bayangan yang bergerak cepat di taman-ia tahu ini bu

lap, penuh konsentrasi, sementara tangannya mengetik cepat menca

ni?" tanya Rafha

adira, suaranya sedikit gemetar. "Aku

nya. Dan kau benar. Musuh kita... mereka sedang

siap. Segala sesuatu mulai bergerak, dan ini b

menginstruksikan semua keamanan untuk bersiap. Nadira menahan napas. Dari balik jendela, ia

enatap tajam. "Apa maksud kedatangan kal

si ancaman dan bukti-bukti lama. "Rafhael Satrio... kau pikir kau bisa sembunyi dari masa lalu? S

ngan masa lalu Alfian dengan Rafhael, dan mereka memanfaatkannya untuk menyerang. Ia m

dari jaringan bisnis dan keamanan. Nadira ikut serta, meski hatinya takut. Ia melihat

kan hanya rival biasa. Ia menggunakan semua informasi yang bisa ia dapat, term

tap berada di sini. Ia aman, tapi juga harus belajar menghadapi kemun

pi ia mulai mengerti bahwa untuk bertahan, ia harus belajar

alkon bersama Nadira, memandang kota yang basah dan be

eras. Tapi kau... kau membuatku merasa ada manusiawi di da

a takut dan penasaran. "Aku... aku juga taku

ahan, kita harus menghadapi ketakutan. Dan perasaan... tidak selalu bisa

p ini, ada satu hal yang jelas dan terang-

, membuat kaca jendela bergetar dan suara sirine terdengar dari kejauhan. Rafhael segera memerintahkan s

"Musuh kita tidak main-main lagi. Mereka ingin kita panik, tapi ki

dan marah. Ia sadar satu hal: hidupnya sekarang buka

g rahasia di mansion, tempat dokumen-dokumen Alfian tersimpan.

... sebagian besar terkait dengan Davin Hartono. Ia licik, berbahaya, dan ta

up kencang. Semua yang ia pikir sederhana ter

harus mengerti, untuk bertahan, kita harus berani

an Rafhael duduk di ruang tamu. Lampu redu

ian," kata Rafhael. "Tapi denganmu di sini... aku merasa se

ga... tidak tahu harus bagaimana. Aku taku

nya. "Kita akan melewati ini bersama. Apapun ya

nia Rafhael. Setiap langkahnya kini diperhitungkan, setiap gerakannya dipantau. Ia sadar bahwa musu

sia, dan intrik, ada satu cahaya yang membuat Nadira bertah

han rahasia, ketakutan, dan perasaan yang mulai sulit dikendalikan. Dunia mereka mungkin

angkan. Nadira Arsyad berdiri di balkon lantai atas, tangannya menggenggam pegangan logam dingin. Jantungnya berdegup tak menentu.

ah polos anak itu, merasakan campuran cinta dan ketakutan. Setiap kali Arka tersenyum, hatin

amera di seluruh area, dari gerbang utama hingga taman belakang. Rafhael menunduk, matanya meneliti setiap g

tanya Rafhael, suaran

jawab Nadira. "Semua ini

. Musuh kita... mereka tidak akan berhenti sampai mereka mendapat ap

dari mobil, membawa tas besar. Rafhael segera memberi perintah kepada tim pengamanan, sementara

s-jelas dimaksudkan untuk menakut-nakuti. "Rafhael Satrio... ini adalah pesan dar

hana ternyata penuh intrik dan bahaya nyata. Ia menatap Rafhael,

a orang kepercayaannya. Nadira ikut serta, meskipun hatinya tegang. Ia melihat bagaimana Ra

enar berbahaya. Ia menggunakan rahasia Alfian untuk menye

berada di sini. Ia aman, tapi juga harus belajar menghadapi kemungk

rtahan hidup, ia harus belajar cepat, berpiki

mbuat darahnya membeku: rekaman video yang menunjukkan Alfian di lokasi rahasia yang ternyata dimanfaa

ael. "Ini... lagi," ka

bukan hanya mengincar bisnis, tapi juga ingin menghancurkan kita secara pri

atu hal: ia tidak bisa lagi hanya menjadi penonton. Ia harus belaja

duduk di ruang tamu, lampu redup menciptakan bayan

ndah. "Tapi kau... membuatku merasa ada manusiawi di dal

a takut dan penasaran. "Aku... aku juga taku

an, kita harus menghadapi ketakutan. Dan perasaan... tidak selalu bisa

gelap ini, ada satu hal yang jelas dan teran

jadi di garasi, dan beberapa jendela pecah. Rafhael segera memerintahkan semua tim keaman

n. "Musuh kita tidak main-main. Mereka ingin kita panik, tapi kit

t dan marah. Ia sadar bahwa hidupnya sekarang buka

di mansion, tempat dokumen-dokumen Alfian tersimpan. Ia i

... sebagian besar terkait dengan Davin Hartono. Ia licik, berbahaya, dan ta

up kencang. Semua yang ia pikir sederhana ter

harus mengerti, untuk bertahan, kita harus berani

n Rafhael duduk di balkon. Suasana hujan, g

ian," kata Rafhael. "Tapi denganmu di sini... aku merasa se

ga... tidak tahu harus bagaimana. Aku taku

nya. "Kita akan melewati ini bersama. Apapun ya

nia Rafhael. Setiap langkahnya kini diperhitungkan, setiap gerakannya dipantau. Ia sadar bahwa musu

sia, dan intrik, ada satu cahaya yang membuat Nadira bertah

han rahasia, ketakutan, dan perasaan yang mulai sulit dikendalikan. Dunia mereka mungkin

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY