dang Bina
dadaku. Lima tahun. Aku telah memberinya lima tahun hidupku, kesetiaanku, tubuhku. Aku membangun duniaku
yang penuh rasa sakit dan kabur, ketika dunia menjadi kaleidoskop g
kit yang steril. "Kamu menyelamatkanku. Menikahlah denganku. Biarkan aku menghabiskan sisa hidupku
itu, rasa dingin itu, keputusan sepersekian detik yang telah mengubah hidupku selamanya. Bagaimana mungki
ghargai kenangan itu; dia menggunakannya sebagai senjata. Itu adal
inar, tapi bisa memburuk karena stres. Tekanan emosional yang ekstrem bis
sinya retak di bawah kakiku. Aku menekan telapak tanganku ke dada, mencoba menahan diriku secara fisik, menekan gelombang kesedihan yang mengan
l di layar. Aku membiarkannya berdering empat kal
al
denting gelas. "Dengar, di kantor masih lama. Kami mau aja
u saja. Nam
ri semua hal yang t
utuhkan usaha lebih besar daripad
itu?
e. Selamat ber
jut karena aku tidak protes. Lalu,
telinga. Nggak usah tungguin aku. Aku telah menunggunya selama lima tahun. Menunggunya untuk melih
dan kosong, selimut putih bersih menjadi pengingat tajam akan pernikahan yang kini menjadi kebohongan
rasa takut melingkar di perutku. Aku
pinggang Amara. Amara menempel di sisinya, kepalanya bersandar di bahunya, matanya setengah terpejam dalam tatapan mabuk yang memuja. Kian menopangnya, tubuhnya
yang benar-bena
banget
an! The King a
emua orang kira mereka bakal ni
seorang gadis bernama Lauren. "@KianAdhitama Gi
nunggu. Balasan Kian
enapa-napa. Paling juga nga
nghinaanku, keberadaanku hanyalah ketidaknyamanan k
nselku, membalikkannya di atas nakas. Aku tidak akan membiarkannya melihatku hancur. Tidak lagi. Aku suda
ji temu lanjutan dengan Dr. Sanjaya. Hujan tu
r?" tanya perawat dengan ramah
dengan senyum yang tidak sampa
tapi dinginnya meresap ke tulangku. Sambil menunggu lampu berubah, mat
ntu penumpang untuk Amara, sebuah sikap ksatria yang sudah lama ia tinggalkan padaku. Dan tersampir di lengan Amar
alenti
ak mau repot-repot membawa pulang gaun simpanannya yang harganya miliaran it
saha menghindari genangan air. Saat aku terhuyung-huyung mas
, mengibaskan beberapa tetes air dari rambu
napa? Kamu kelihatan ka
pulang," katak
" Lalu matanya melebar dalam sekejap ingatan ya
tkannya kemarin pagi. Dan sehari sebelum
ubah menjadi kejengkelan. "Gimana hasilnya? Kamu akhirnya din
uanganku yang berkelanjutan
dalam waktu yang terasa seperti selamanya. "Nggak, Kian. Nggak. Kerusakan saraf
adi maksudmu, ini nggak akan pernah berakhir. Kamu aka
takan. Pria yang kukira kukenal, pria yang telah kuselamatka
inggi. "Selalu ada aja masalah sama kamu, kan? Sakit kepala, pa
samar di kerah kemeja putihnya yang bersih. Warna lip
bajumu," kataku, sua
rbang ke lehernya dalam r
perti racun, "dia harus lebih hati-hati dengan gaun delapa
di merah padam dalam sekejap. "Ka
knya, maju ke arahku. "Kucingn
mati bulan
an seorang pria yang tertangkap basah berbohong. "Kamu nggak ngerti, kam
ngan tanggung jawabmu padaku? Tunanganmu? Orang yang jalan kaki sendirian di tengah hujan
ya. "Itu kecelakaan
mbarnya. Nama Amara bersinar di layar. Dia menjawab, s
pa? Kamu bai
r dari pengeras suara. "Kian... maaf banget
agu. Dia bahkan
pintu. Dia berhenti sejenak, tangannya di kenop pintu,
Dan demi Tuhan, coba jangan terla
ngnya. Suara itu menggema di ruang kosong yang
pikir aku bers
ma lima tahun, aku buta bukan karena saraf yang rus
GOOGLE PLAY