dang Bina
k. Sebuah lelucon yang kejam. Ponselku berdering tepat pukul sep
Kian tegang dengan kecemasan yang
u, suaraku sendir
dengar. "Bagus. Hebat. Aku akan kirim mobil u
berbohong, menatap b
ian. Ini adalah gaun yang kutemukan berbulan-bulan lalu, sebuah pembelian rahasia, bis
dengar klakson mobil di luar. Pada saat ya
ar, ya Tuhan, ada se
menu
angan panik parah. Hiperventilasi, s
kesulitan, memainkan babak te
ah perintah, bukan pertanyaan. "Kamu harus ke lokasi acara duluan. Aku akan ke san
kami. Karena simpanannya mengalami se
ataku, suaraku ma
nikannya, dia merasakan ada yang tidak bere
ggak marah?" ta
ujur yang kukatakan padanya dalam beberapa bulan.
rtegun sebelum dia tergagap
. Binar yang selalu pengertian telah membantunya sekali lagi. Dia mungkin berpikir dia adalah pria pa
sekali ti
dang Kian
Amara, dengan segala dramanya, telah menampilkan pertunjukan yang hebat, tetapi beberapa tarikan napa
k apa-apa?" tanya Amar
a ngerti," kataku, mem
rnikahan Bali yang sempurna, pengantin wanita yang b
i pantai yang sangat indah di Nusa Dua. Tempat itu tampak luar
erabatku ada di sana, berkeliaran dengan canggung. Tapi deretan
un tamu. Tidak ada orang tuanya, tidak ada saudara pere
tajam dan asing, meray
sudah mengirimkannya belasan kali. Undangannya sudah d
u, ibu jariku menekan foto kontaknya dengan kasapon lagi.
Lagi
jahnya penuh kekhawatiran. "Di m
e sekeliling ruangan kosong, menatap jam di dinding
anku berdering.
ku, begitu kuat hing
dan panik tumpah ruah. "Kamu di mana? Kamu lupa sama pe
enang dan jernih seperti pagi di m
g samar. Dan lonceng. Lonceng gere
ini, Kian
kan angin pantai Bali. Itu adalah
di Pu
GOOGLE PLAY