iani
ap sebagai istri jahat, gila harta, dan penipu. Sementara Meisya, dia dipoles menjadi korban tak berdosa, seorang gadis
tikan Galvin mendengarnya dengan jelas. "Term
dan sedikit geli. Mungkin dia berpikir aku masih wanita ya
anya, seolah itu adalah permi
u inginkan. Atau kau bisa memilih jalur yang sebenarnya. Biarkan ak
tasi sebagai CEO yang ceroboh dan selingkuh, itu akan jauh le
ing. Ada nada meremehkan dalam suaranya, seolah dia yakin aku akan
gerakan cepat dan tegas, aku membubuhkan tanda tanganku di atas kertas. Suratnya mencari jejak kesedihan, kemarahan, atau putus
acanya dulu?" Dia bertan
a. "Tidak perlu. Aku ta
an, sedikit kebingungan. Tapi itu bukan urusanku lagi. Di
a, "Siapa yang lebih penting bagimu, Galvin? Aku atau dia?" Dia hanya menjawab, "Meisya tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini, Indri. Kau pu
ia selalu menganggap cintaku padanya mutlak, tidak a
Aku bertanya, memecah keheningan. "A
stenku akan menghubungimu be
. Kulemparkan cincin itu ke meja, tepat di samping surat cerai yang sudah kutandatangan
n itu, lalu menatapk
k membutuhkanny
a berjalan keluar ruangan. Meisya, yang tadinya terdiam di pelukannya, ki
," katanya, suaranya manis, t
an senyum manis, tapi senyum yang
hidupan ini, aku tidak lagi bermain sebagai korban. Aku adal
Dia mengirimkan foto. Foto dirinya sedang duduk di sofa mewah di apartemen kami, mengenakan
lvin sangat mengkhawatirkanku sampai tidak
buru. Hanya rasa geli yang dingin. Dia begitu yakin dia bisa memprov
n tangkapan layar pesan itu. Bukt
n amarah, menuduhnya, dan melemparkan kata-kata pedas. Tapi itu adalah
hidupan lampau, setelah perceraian "palsu" itu meledak.
emannya. "Dia melakukan ini demi Meisya. Meisya sanga
mataku mengalir. "Aku tidak
terdengar seperti penghinaan. "Galvin butuh pahlaw
ancuran mental. Mereka bilang Galvin berhutang nyawa pada ayah Meisya, dan inilah cara dia melunasin
bekerja. Aku tahu Meisya bukan korban, tapi dalang. Aku tah
patan kedua. Kesempatan untuk tidak lagi menjadi
aku mengiyakan setiap permintaannya tanpa protes. Termasuk kehad
bisa hadir. Ini untuk menunjukkan bahwa p
pis. "Tentu saja
arap Galvin akan berubah pikiran. Biarkan saja.
kirimkan detail acara dan bu
n dari drama mereka, ya? Mengikuti skenario mereka? Baikl
n kamera. Lampu-lampu sorot menyilaukan mata, tapi aku tetap tenang. Aku mengenakan gaun yang mereka p
lingy seperti biasa. Meisya mengenakan gaun putih bersih, tampak pucat dan
babi buta. Dia berbicara dengan nada lembut kepada Meisya, seolah mengusirnya dar
it kekhawatiran di sana, mungkin juga sedikit rasa bersalah. Tapi itu buka
ipis. Senyum yang tidak menunjukkan rasa saki
mengatakan semua ini adalah kesalahan, bahwa dia memilihku. Tapi itu hanya bisikan kecil dari Ind
at. Ketika aku membukany
aktunya pertunjukan. Bagiku, ini juga wak
GOOGLE PLAY