img Mantan Istri, Ratu Kekayaan Baru  /  Bab 4 | 40.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4

Jumlah Kata:725    |    Dirilis Pada: 09/12/2025

vin

sungging di bibirnya bukan senyum kebahagiaan, melainkan sesuatu yang lebih dingin, lebih asing. Senyum itu menghilang saat dia berbelo

menandatangani surat cerai terputar di benakku. Sepi. Tenang. Tidak ada ledakan ke

Indriani mengamuk lagi. Tapi dia tidak melakukannya. Dia hanya menatapku dengan mata y

ahnya yang dulu meledak. Indriani yang dulu akan berteriak, menuduh, menghancurkan

api dan gairah, kini padam. Hanya ada kekosongan yang dingin. Itu adalah pernyataan pa

n. Tapi suara mereka seperti dengungan jauh yang tak bisa menembus dinding di k

ak akan

akan p

ghancurkan daripada semua kata-kata tajam yang pernah dia ucapkan. Itu a

dia tunjukkan padaku. Kapan terakhir kali dia tersenyum seperti itu? Aku tidak

alu kembali. Aku pikir kemarahannya adalah bentuk perhatian. Aku pikir

yang jauh lebih menghancurkan: ketidakpedulian.

ganga di dadaku. Kosong. Inilah pertama kalinya aku benar-benar merasakan kehilangan. Kehilangan yang mungkin tidak akan pernah bisa

awalku mencoba mendekat, merai

pergi? Ke Samosir? Sebuah pulau di tengah Danau Toba. Kenapa k

untuk mengatakan apa? Maaf?

ap sudutnya, setiap perabotan, dipenuhi kenangan Indriani. Tawanya, su

rlahan. Pikiranku terus berputar. Wajah Indriani yang tenang, matanya

al. Aku telah meremehkannya. Menganggapnya remeh

pikiranku semakin jernih. Aku harus menemukan Indriani. Aku harus membawany

Aku mengerutkan kening. Siapa

h dan sembab, seperti habis menangis. Dia mengenakan piyama tipis dan memeluk tas kecilnya

sendirian. Mereka semua membenciku. Mereka datang ke

hidupan lampau, tatapan ini akan memicuku untuk menjadi p

. Aku hanya ingin Indriani. Tapi aku tidak bisa membiarkan

aku datar. Aku tidak bis

i terasa semakin sesak. Meskipun dia ada di sini, ke

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY