img SISI GELAP  /  Bab 4 Rumah Bordil. | 80.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 Rumah Bordil.

Jumlah Kata:1867    |    Dirilis Pada: 24/01/2022

ayal aku juga berusaha bunuh diri namun tante Alma masih menyadarkan diriku bahwa hidupku masih panjang. Semenjak kepergian Ibuku

u untuk segera meninggalkan rumah tante Alma, aku terpaksa pergi bekerja dengan menutupi diriku supaya

t kulit hitam, celana kulot hitam dan baju hitam, ia masuk ke dalam mini market dan membeli beberapa minuman

aman menemukan diriku?”

aku bodoh, kapan kau

. Aku takut jika mereka akan mengecam atau merajam diriku, aku be

tetap membuat diriku terpojok, “M

n lakukan apapun,” kat

idak kau akan aku bunuh atau---aku jual,”

hwa ia ingin menjual diriku, “Bagaimana bisa kau

dak akan bisa lolos, mana ada yang mau menerima

aku mengobrol. Ia memukulnya dengan botol minuman, paman itu seakan tidak terima bahwa ia di

ikut campur!” e

al anak gadis ini? Kalau kau ingin men

kinya. Ia menarik kerah baju sang pemilik toko, “Sudah aku katakan jangan ikut campur!” katanya marah. Namun malah kebalik

m-macam dengan diriku,” katanya

engingat akan kejadian setahun yang lalu. Jantungku berdegup kencang, lintasan bayangan Pedro terlihat, aku melihat Ibuku meninggal di tangan suaminya s

paman yang memiliki toko tersebut. Ia seakan berusa

g terjadi

anya yang menjelaskan kepadaku. Aku seakan tak tahu lagi har

n, kalau besok aku tidak datang tolong jangan car

au kem

ebut supaya aku bisa pulang lebih awal. Ia akhirnya mengizink

n setengah berlari, aku melihat ke arah kanan da

dak ada jawaban dari dalam rumah. Aku memegang hand

kosong, “Tante Alma, tante dimana? Aku sudah pulan

bunyi air matang di dapur dan aku mel

mendekat ke arahnya, “Tante, tante A

anya dengan nafas yang tersengal. Seketika itu juga aku melihat ta

u yang penuh dengan darah tanpa membawa a

ngkin, harapanku untuk tinggal hilang mereka bisa saja m

ok, bahkan para warga yang melihat memburu diriku seperti burona

di wajahnya dan janggut yang membuatnya menawan, rambutnya sedikit diberikan minyak d

siapa

n ayah kandungku sendiri. Ia mendekat ke arah diriku dan ber

n berusaha tidak memberitahukannya, ta

ang berkerumun, aku mau tidak mau meminta tolo

au begitu

mereka mungkin akan mem

a melihat diriku. Dia yang melihatku ters

langkah menghadapi mereka dengan santai, “Kenapa kalia

tu anak seorang pembunuh!”

ik kepada mereka semua. Mereka tak bisa berkata-kata bahkan par

ng merawatnya selama tiga bul

karena dia anak seorang pembunuh.” Dalam hitungan sepersekian detik, F

t diriku seperti buronan, ia bahkan tidak segan-segan

g gesit membuat aku terpana seakan ia s

rga, aku mengenalnya, Paman Timothy, “K

r di tempat tersebut, aku melihat Paman Timothy jelas seperti oran

engetahui. Hingga akhirnya aku berusaha menanyakan hal tersebu

ibirnya tersebut, “Bagaimana kalau bena

sembari terkekeh. Hari itu aku benar-benar mengerikan, aku tak

nya lagi. Fabian membawa Timothy ke suatu

ejauh mungkin, malam itu aku tidak tahu harus tidur dimana, “Ibu,

uk hingga ke tulang, aku meringku

tubuhnya mengigil namun pria yang bernama Fabian kem

Pagi harinya aku terbangun, aku melihat seseora

adahal kita baru bertemu kemarin.

merasakan desir darahku bergerak dengan cepat namun perlahan namun

ah bordil,”

umah b

ken

awaku ke tempat ini dan mengapa aku tidak di bawa ke rumahn

, aku membawamu ke sini karena kau tidak

r penjelasan Fabian,

ku untuk menjagamu dengan syarat aku tidak membunuh dirinya,” jela

enjadi dalang it

ekarang sudah me

?” isakku. “Tante Alma baik kepada diriku, dia memberikan aku makanan dan temp

e gelasnya, ia mengangkat gelasnya dan meminum whiskey tersebut, “Sementara

bangun dari kasur menghampiri dirinya, ia ramah

tidak tinggal di sini, ap

bisa membalas jasanya, “Akan aku lakukan se

l dari mulutnya namun aku mencium bau mint dari tubuhnya sungguh tidak kontras namun aku men

a i

nya dan ia meninggalkan aku seorang diri. Aku berlari ke

ngatakannya namun Fabian mencuri ciuman pertamaku. Ia mencium bibirku dengan lembut namun gelo

sebut, ia tersenyum kepada diri

belum makan, ia menggandeng tanganku keluar dari

, “Kau banyak sekali memesannya,” ka

aku tahu

bian memakan porsinya sendiri dan

dugaan yang ia pesankan, “Ma…maaf, aku belum mak

tersebut utuh hampir-hampir aku tersedak dengan daging sapi yang tidak ku kuny

a suap, menerima telepon masuk. Ia meni

ut tanpa melihat jumlah nominal yang tertera. Aku

ia memegang tanganku sementara supirnya tetap mengemudikan mobil terseb

rdil hingga seseorang menendang tulang kakiku saat itulah

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY