img Ragu yang Berujung Temu  /  Bab 6 Mengenang Masa Lalu | 15.79%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 6 Mengenang Masa Lalu

Jumlah Kata:1003    |    Dirilis Pada: 18/02/2022

k bermaksud untuk tidur. Dia melakukannya agar lebih gampang mengenang banyak hal yang sudah dia lalui. Lebih tepatnya, Mikha ingin mengingat momen manis yang dia lewati satu tahun lalu. Momen y

isma. Dia punya jenggot dan kumis yang tidak terlalu lebat dan tentu saja hal itu mampu melemahkan hati seorang Mikha. Dengan bibir tipis yang tampak sedikit

i warung bakso Bu Nani itulah kali pertama mereka dipertemukan. Malik bahkan duduk pada kursi yang

an sikap Mikha yang masih malu-malu. Wajar saja karena memang Malik yang terlalu terburu-buru. Meskipun dia tidak melakukan apa pun, tetapi tetap saja Mikha adalah seorang pe

um. “Aku Kholifah dan yang paling cantik ini namanya Mikha,” sahutnya mewakili, sambil memperkenalkan sahabatnya kepada

n pernyataan Kholifah. Dan kalimat itu berhasil

lum Malik menghampirinya, dia tidak bermaksud untuk cepat-cepat pulang, terlebih karena masih ada beberapa potong bakso p

wa perempuan itu sengaja menghindari tatapannya. Ah, Malik jadi merasa bahwa mereka pasti akan memiliki ‘sesuatu’ yang lebih menarik dari sekadar berteman. Dia

n dengan lelaki tampan penuh pesona seperti Malik. Meskipun mereka baru bertemu tetapi hati tidak pernah berbohong, Mikh

itu menjadi awal cinta Mikha mulai goyah. Entah bagaimana semua itu bisa terjadi, tatapan mata Malik benar-

a. Mikha kembali merasa tubuhnya sedikit lemas, dia terbatuk dan bangkit dari tidurnya. Bayangan masa lalunya bubar. Dia masih saja sendi

nya dulu aku tidak mengambil keputusan ini? Tapi, pada saat itu siapakah lelaki yang seharusnya kuterima? Atau seharusnya aku tidak menerima keduanya?” tanyanya sembari menah

benar-benar sudah terbangun dari bayangan masa lalunya. Ternyata memang benar, masa lalu sangat indah untuk dikenang. Dan hampir saja Mikha mengecilkan n

kenal. Tapi apakah kalian akan memiliki sikap yang sama saat sudah ber

alam hidupnya itu memanglah pelipur lara. Meskipun saat itu kebahagi

hui adalah tentang takdir yang sudah Allah tetapkan, dia tidak pernah mengerti akan seperti apa kehidupannya di masa yang akan datang. Ternyata bersuami buka

kin jika keputusannya untuk menikah adalah hal yang benar. Akan tetapi, dia juga tidak bisa memungkiri bahwa ‘k

adar usia rumah tangganya masih sangat muda dan dia tidak mungkin gegabah untuk mengambil langkah. Dia hanya percaya nasibnya tidak akan seburuk hari ini untuk selamanya, keber

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY