img Aku Diabaikan Saat Setia  /  Bab 5 Tamu Tisni | 9.80%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 5 Tamu Tisni

Jumlah Kata:1013    |    Dirilis Pada: 14/03/2022

kelopak mataku mengerjap. Aku memandang sekeliling. Angkot sudah hampir kosong. Ternyata tinggal aku sendiri yang menumpang di angkot, penumpang lain sudah tur

ke arahku yang duduk tepat di belakangnya. Aku terseny

enyerahkan uang pas. Tanpa menoleh lagi, aku berlari-lari kecil

eh mendengar suaraku yang cukup keras, lalu menghentikan gerakan tangannya pada gerbang be

aku terlambat, uang makanku bisa dipotong nanti. Uang makan buruh seperti aku tidak besar, tapi lu

it wajahnya, aku tebak umurnya sepantaran denganku. Ia ma

kulakukan barusan. Namun aku memilih untuk memanggil “Pak” kepadanya agar dia tidak merasa dirayu. Konon ka

Betul saja. Tepat saat aku melakukan absensi, bel yang kutakutkan sedari tadi melengking berbunyi. Bel masuk itu bagiku lebih mirip dengan jeritan hantu setiap pagi. Untunglah, kali ini aku selamat. Napas pa

*

anyak dan baik-baik semuanya. Meskipun aku kerja lembur, tapi tidak terasa seperti kerja rodi sama sekali. Aku menikmati saat-saat

gi uang lembur sedikitpun. Soal tidur malam, bukan kendala sama sekali. Di belakang pabrik ada mess kh

aikan dan ditinggal pergi. Pada akhirnya aku lebih sering merasa kesepian dan mencarik kegiatan sendiri dengan ponsel dan televisi. Aku tidak dianggap lebih penting daripada siaran sepak bola di teve tetangga. Seolah-olah ak

etelah perenungan panjang setiap malam sebelum tidur, aku bermaksud tetap mendesak Kang Oded untuk menceraikanku. Mas Rudi juga sudah ak

Dewi, salah seorang temanku se

m masa sibuk. Kebanyakan buruh diminta lembur karena ada proyek menjahit seragam sekolah salah satu sekolah swasta besar di kota Bandung. Oleh karena itu, biasa

lembur kembali, Dewi dimintai Pak Satpam u

baskan helaian-helaian sisa benang jahit yang menempel pada baju. Malu kan kalau mene

as. Demi menambah rasa peraya diri, aku kembali memulas wajah dengan bedak padat yang aku

ai janji. Omongan Mas Rudi selalu bisa aku percaya, janjinya jarang sekali diingkari. Biasanya, selain bertamu dia juga aka

sosok Mas Rudi yang aku lihat. Aku kecewa, senyumku pudar dari bibir. Ta

muram berkebalikan dengan wajah Kang Od

muncul. Di tangan Kang Oded ada bungkusan plastik hitam entah b

n memilih bersembunyi di dalam pabrik. Sekarang setelah telanjur membukakan pintu dan m

Kemudian, tangannya yang menenteng bungkusan terangkat dan ia mengangs

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY