img 2 CEO AND YOUNG GIRL  /  Bab 1 Prolog | 20.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
2 CEO AND YOUNG GIRL

2 CEO AND YOUNG GIRL

Penulis: DevLibra
img img img

Bab 1 Prolog

Jumlah Kata:2079    |    Dirilis Pada: 30/05/2022

beban tanggung jawab buat mencari nafkah, karena ayah gue terkena kanker yang mengakibatkan dia harus rehat di kasur, sementara ibu

pergi begitu aja meninggalkan gue bersama ayah yang kondisinya sedang sakit. Mulai hari itu, hati gue tercabik dan gue sangat benci dengan seorang wanita yang disebut sebagai

akit parah bahkan dinyatakan usiannya hanya tersisa tiga bulan. Sedih? Gue sangat sedih dan selalu bertanya kenapa tuhan sekejam ini s

mencari tahu tentang keberadaan

elah dan letih yang gue dapatkan, rela hujan-hujanan dan panas-panasan demi mencari pekerjaan itu semua gue lakuin demi ayah. Gue menangis setiap kali menerima p

pat untuk gue bisa me

**

waku tenang dalam seketika menyegarkan kembali pikiranku. Menatap awan mendung diatas langit membuat mataku terasa sangat sejuk menatapnya, hanya

memiliki empat perusahaan di tiga negara. Ayah mewariskan perusahaan coklat untuk

panggilan

iga tahun lamannya dia bekerja bersamaku,

idak mau menerima panggilan dari nomor gelap tapi kali ini ak

al

aimana kab

angat lirih karena sudah sangat lama aku tida

her

k padakku bahkan disaat perusahaanku sedang terpuruk dialah orang pertama yang mengulurkan ta

tu yang ingin aku bi

elimuti hatiku, aku sudah sangat lama tidak memeluk sosok yang selalu membuatku tenang, dia yang sudah membantuku selama ini, pak herman dia satu-sat

o yang tersimpan didalam laci mobil itu foto seorang gadis kecil yang t

gumamku terkekeh ketika mengingat baga

obatmu,

untukku minum, aku kembali menutup botol itu dan i

baik-baik saja setelah b

nggung jawabku juga untuk mengurusnya. Lagipula, ibunya perg

lah,

**

tentang ayah yang dinyatakan usiannya hanya tersisa 3 bulan saja, sedih gue rasakan hati gue sangat sakit sebagai anak yang dekat dengan ayahnya, jika ibu masih disini ibu pasti akan memelu

ini sedang sangat merindukan pelukan seorang ibu, air mata tidak bisa lagi gue tahan

kali tidak mengenal nama itu. maaf, sa

lam saku celana. Gue terdiam duduk dilantai rumah sakit yang baunnya sudah ramah didalam hidung, gue meme

mb

e melihat seorang laki-laki yang usiannya sudah sekitas 23 tahun dia memakai jas rapih dan kacamata dengan ekspresi wajah sedingin kutub namun tangannya terasa sangat hangat memberikan sedikit ketenangan

pa l

*

ta membesar jelas saja ia takut melihatku yang tiba-tiba duduk disampingnya dan mengelus kepalannya hal itu membuatku memutuskan untuk pergi s

ih, aneh

tidak men

t untuk makan dan kebetulan pak

sudah bertemu

dikit lemas apalagi setelah menerima penyambu

karena usiannya saat itu masih empat tah

a kalian serin

enganggapku penting entahlah aku hanya bisa diam membun

enyiapkan tempat u

ingin meminta pe

*

terbaring di rumah sakit seorang diri. Gue berangkat ke s

ikit kesulitan mengendarai moto dengan benar, ditambah lagi tiba-tiba sebuah mobil melintas mengh

ria tua yang keluar dari dalam mobi

ya gue yang terlintas dipikiran gue ka

arus ik

si pria tua yang terlihat berusaha m

na ya

inta saya untuk membawa ka

asuk kedalam mobilnya, gue jelas aja taku

ikut. Maaf, saya mas

tu yang masih memperhatikan gue yang pergi gitu aja ni

kedalam restaurant dan meniatkan diri untuk bertanya lowongan kerja disana. Diantara para pelanggan yang berdesakan, gue m

a banget bapak dat

mengajak laki-laki berusia 23 tahun untuk berbicara. Melihat wajah laki-la

sedang kerepotan bekerja dan pelanggan yang terus mendesak badan gue, mereka natap gue seperti orang aneh mu

emarin seringainya terlihat sangat sendu dan tatapan yang sangat dingin. Gue memperhatikan laki-laki itu dengan tatapan bingung, anehnya lagi dia menarik pergelangan tangan gue

in merasa percuma kalau gue meronta susah payah seperti ini. Toh, tangan dia le

dengan kasar agar gue tidak kabur dari tata

ersiap untuk menendang wajahnya jika dia b

tuk memeluk tubuh gue yang tingginya cuman 150, pelukan nyaman yang gue rasa

a si

ijelaskan, kam

yang menatapnya semakin bingung, dia memberikan pertanyaan

a si

ngingat siapa laki-laki yang ada dihadapan gue saat ini tapi kepala

sudah besar dan

gai semakin

i rumah saki

menyadari gue yang melihatnya

ja apapun yang kamu inginkan kare

bukan main, menatap

aya bekerja disini sebagai pegawai atau

edikit perasaan tidak enak terlintas diwajahnya, gak butuh waktu lama lagi

dak bisa. Saya akan m

a usahaka

gue dengan lantang berjalan keluar dari restaurant da

i ke rumah sakit untuk m

ingin sekali menangis gue bingung harus apa yang gue lakuin menghadapi permasalahn serumit ini, gue bingung harus mencari uang di

ini ngom

an administrasi, dengan tatapan gelisah dan

akan tentang administrasi rum

administrasi, dia membuka nama buku da

ruh pembiayaan rumah sakit

hati gue, jelas saja bingung siapa yang sudah

siapa yang sudah melunasi pemb

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY