img Mas Aska Kesayangan Kunti  /  Bab 7 Aska Sudah Mengetahuinya | 100.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 7 Aska Sudah Mengetahuinya

Jumlah Kata:1860    |    Dirilis Pada: 10/06/2022

Aska yang meneliti serta menerka-nerka bahan apa saja yang mereka gunakan untuk menyajikan makanan lezat itu. Ya

Kirana

Kirana. Aska

rit gadis itu berlari ke

enampilannya. Gadis itu benar-benar terlihat seperti manusia pada umumnya. Seorang wanita mema

na menoleh pada sumber suara. Ki

anita itu memegangi kakinya. “Kau masih hidup?!” jerit Tia. Kirana ter

t Kirana me

menjerit sambil menjambak Kirana lebih kuat. Wani

ucapkan, kau masih hidup!” teriaknya lagi. Kirana terdiam tak be

injakkan kaki di sana. Mati kau esok harinya

kan, kematiannya pun juga sama saja. Kirana ke luar dengan paka

t Aska panik. Kirana mala

*

karena gadis itu menolak untuk dibelikan baju lagi. Kirana masih enggan mencerita

dengan mereka. Yoga terlihat sangat mabuk, ia duduk di k

atnya Kirana dan Aska keluar dari bus. Tiba-tiba

berhenti dan memutar pandangan. Yoga langsung

takut semuanya terbongkar. Tanpa perin

ana lagi, agar As

di pinggir jalan. Ia tak sanggup berdiri

i menangis melihat saudara tirinya itu. Yoga dan Kirana cukup dekat. Yoga adalah orang yang selalu meli

bu selalu memberi Ayah obat yang salah. Aku tidak ingin

at, tetapi kau pergi!! Hanya Ayah yang menyayangiku di dun

Tanpa pikir panjang, gadis itu menghempas tangan Aska da

g mabuk. Perlahan Yoga mencoba memfokuskan pandangannya. Ia melihat wajah Kirana yang

ata,” ucap Yoga sambil terseny

ah kita,” lanjut Yoga membuat

rharap bisa melihatmu jika aku mabuk. Sekarang aku melihatmu,”

iri! Kau tak boleh mati s

gat kesal dengan apa yang terjadi. Jelas-jelas ib

mulutnya dan tak mengucapkan kalimat apa pun. “Mas!!” jerit Kira

etes tanpa perintah. Cukup sulit menyembunyikan perasaan kesalnya. Ia ingin marah, tetapi pa

sebungkus tisu untuk gadis itu. Kirana merampasnya dengan cepat dan

untuk berpura-pura, cepat atau lambat semuanya akan terbongkar

dipikirkan,”

unuh di

inya,” ucap Aska mem

ni?” tanya Aska terus berjalan menuju rumahnya. Ki

gin memastikan

” tanya Kirana s

inya. Kau mengigau setiap malam mengatakan bahwa kau sudah mati bunuh diri. Aku membawamu berjalan-jalan sehar

tanya Kirana d

n,” uca

karena ia tak mengingat apa pun, terkecuali terbang

egas Aska te

k dilanjutkan, bagaimana bisa a

?” tanya Aska me

tai?!” tegas Kirana. Aska menghenti

is, mata, hidung, hingga bibirnya. “Jangan lak

melihatmu. Begitu bunyi b

aku ini hantu? Kau juga tahu aku berwujud?” oceh Kirana se

Seketika, Kirana terkejut. “Aaaahhhh!!!”

jerit Aska i

ena takut akan sosok Ratu Laut ya

ersedia menikahiku! Kenapa kau malah menggod

takut!!!” teriak Kirana teru

apa?!” t

k Kirana ketakutan

!!! Lepaskan!! Mas Aska, aku takut!!!” jerit

Aska memeluknya. Ratu Laut menajuh dari mereka. Mel

Mas Askaaa!!!” jerit Kirana t

akan menyakiti siapa pun. Percaya itu! Makhluk h

ambil menangis. Ya, itu benar. Dia bukan

ung harus mengeluarkan kalimat apa agar Kirana tenang.

tamu!” t

ku, Mas!!” j

a tidak m

melihatnya! Kami da

ap Aska. Ratu Laut menoleh pada Aska. Dia masih ber

u bisa mencium aroma laut!” ban

ang di kulkas

takut!” je

amu!” per

akut,

Laut berdiri tepat di belakang Aska dengan wajah membusuk. Kirana sangat ketakutan. Ratu Laut bena

a?” tan

angmu,” jawab

ke sini?” tan

ikahinya!” ucap Ki

hiku?! Aku tidak ingin m

ka. Ya, dia sudah ketularan gila

. Dia pergi atas perintah Aska. Kirana masih ketakutan. Kira

h. Kembali dia menangis karena masih terasa mena

Kirana sambil menangis dan men

ar? Lalu kenapa kau m

kutkan!!” jeri

takut dengan hantu lain

lan! Aku baru melihat hantu seburuk

dian di pantai tadi. “Ya, itu s

Darah di seluruh wajahnya!! Dia hantu terburuk yang pernah aku t

ya ada kuntilanak yang menangis k

ang mendengar teriakanmu dan melihat kau menangis seperti ini

ang lagi dan menakut-na

ku bersamamu

*

luruh aset itu untuk dirinya. Wanita paruh baya itu sedang berusaha membuka brankas yang tak ia ketahui kata kunci

ri itu!” gerutu Tia dengan kalang kabut membuka brankas. Namun, si

pukul. Saat-saat itu di manfaatkan oleh Tia untuk membunuh pria tua bernama Gunawan itu dengan tangan bersih. Na

r linggis itu ke lantai membua

u. Hanya ada tiga orang yang mengetahui kata kunci brankas tersebut, yakni Kirana, Gunawan dan Aldo alias pengaca

ebelum Kirana meninggal dunia. “Seluruh pembagian harta berada dalam surat wasiat yang aku

tulah alasan mengapa Tia berambisi untuk membuka b

Sebelumnya
Selanjutnya
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY