img Istana di gemparkan  /  Bab 3 singkat | 60.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 singkat

Jumlah Kata:1457    |    Dirilis Pada: 12/06/2022

n. Kini pikirannya tidak sekacau berada di rumah suaminya. Di sana memang megah, luas, bersih d

balkom. Dia membuka pintu kaca bening itu, men

a

nyak bunga mawar yang berjajar

ekelilingnya, ia melihat se

kalau aku bisa tingga

o

o

o

berstatus menjadi istri. Dia takut, Alden tidak suka dengan sikapnya dan menyukai wanita yang le

apa

i tunggu untuk s

Anne mengatakan tuan, tapi

e. "Maksud mu, Tuan yang mana?" Tanya Aluna. Tidak

, ia pikir Aluna tidak

en, tadi malam

a

rik ke atas dengan dahi

at ke arah ranjang. Kemudian menyusul ke arah sofa. Pantas saja dia tidak m

Di kehidupan lalu. Alden tidak pernah

epalanya, ia masih waras berharap Alden berubah. Entah kapan ia mem

laki-laki yang tidur meringkuk. Ingatan itu sangat jelas di otaknya, sikap d

ens. Kemudian membawanya ke kamar mandi, tidak mungkin dia mengganti pakaiannya di dalam ruangan ini. Apa lagi ada seorang laki-l

r dengan handuk yang melilit di rambutnya.

butnya yang acak-acakan membuat siapa saja merasa gemas dan ingin memeluk

iasnya. Memandang wajahnya dan melihat laki-laki ya

buah handuk di dalam lemari. "Ini handuk tu

n wajah bingung. Ucapan Aluna yang datar, membuatnya curiga ak

aos oblong dan celana santai. Kebetulan, di rumah Om Bram sama sekali tidak ada pakaian kerjanya. Tidak heran, di rumah ini tidak ada

at pantulan wajahnya di cermin. Menyisir rambutnya agar terlihat rap

tenang. Dia sedikit tersenyum d

yang terpesona. Sikap dingin Alden sudah menjadi daya tarik bagi wan

ng kedatangan mu. Jadi om tidak menya

. Lagian aku taku

pekerjaan

ngat lan

ih makan sarapannya. Kedua matanya tidak

melahap rotinya. Jangankan menyapa, wan

h

lden?" Tan

las susu di sampingnya. "Tidak a

Alden memasang sedemikian

angat khawatir pada Alden. Dia sangat berterima kasih kar

," ujar Alden. Entah dari mana ide itu datang d

A

an pada Aluna yang

iya O

istirahat. Mungkin dia tida

a O

Ald

. Tidak pernah dia di abaikan begitu saja oleh Aluna. Wanita itu sang

mpai di kamarnya. Dia hendak berbal

Aluna. Dia memutar tubuhnya

l.

lagi nampak di bibir sang istri. "Hem, iy

l. Ia hendak mengatakan sesuatu. Namun apa yang ingin

da sesuatu, ak

l.

uhnya. "Iya!" Seperti seo

u tidak men

n kirinya. "Sebelum aku menghubungi mu, aku sudah tahu jaw

eh Aluna, tidak di lihat oleh Aluna. "Al, seorang istri. Pasti a

eminta ijin pada mu, mengatakannya pada mu dan Aron pasti menyampaikannya pada mu. Ka

ni

benar. Ia seakan tidak memiliki perka

, akhirnya dia berbalik d

rnah membalas ucapannya. Tatapannya tidak pernah terangkat. Aluna selalu menunduk dan jika ada yang ingin di

gkan

berapa surai hitamnya di bawa oleh angin. Ia merasa suasana di pagi

arus bahagia. Di kehidupan lalu, Alden tidak pernah menyusul

l.

ndekat. Dia duduk di samping Aluna dan mem

angi hamparan bunga yang telah dia tanam. Aluna sangat menyukai bunga, hingga rumahnya pun seperti

stirah

da sesuatu yang k

ersenyu

. Sebelum aku meninggal, aku melihat mu terbaring lemah di rumah sakit. Saat itu aku tid

du pada orang

ginya." Om Bram menawarkan agar hati Aluna tenang

tinya karena te

Alden anak yang baik, Om per

ki itu. Aku harus menyelesaikan sendiri se

menjaga kesehatan Om." Aluna menggenggam tangan kanan Om Bram. "Kesehatan Om, kebahagiaan bagi Al."

rasa tidak enak di hatinya. Ia merasa kasihan karen

juga telah m

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY