img Istana di gemparkan  /  Bab 4 keponakan | 80.00%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 keponakan

Jumlah Kata:1340    |    Dirilis Pada: 12/06/2022

a kecil. Keluarga satu-satunya. Ayah dan ibunya telah meninggal karena kecelakaan. Han

ejujurnya, ketika ia mengingat semuanya. Ia ingin bert

Bram meme

berusaha ia tahan. Kini harus turun deras.

gorokannya terasa tercekat. Ia menghapus a

i yang tak lagi kencang itu, di umur yang se

indukan sosok kedua orang tuany

ya

e

e

e

tinya berdenyut nyeri. Entah sampai kapan kebohongannya te

har

tuanya. Tangan kanannya terulur ingin membangunkan sang su

nannya yang melayang di udara. "Dari awal dia tidak

an hati mu, jika pun di satukan kem

ia melangkah kelu

siap di lantai bawah menunggu

l,

g, namun sosok yang ia car

, Om. Jadi aku tid

ada sesuatu yang mengganjal

una melihat ke luar jendela. Ia memikirkan sang paman yang tahu dari mana perselingkuh

antunya belum baik. Andai kata, bahwa keduanya masih ada rasa canggung

tu meminggir. Aluna dan Om Bram tur

batu nisan yang bertulis nama sang ayah dan di sampingnya sang ibu.

meluk batu nisan itu, mengusap dan

Al. Dampingi Al, Al takut melang

engusap kedua air matanya. Kemudia

h kalimat dengan harapan doa dari kedu

asa-masa yang penuh kenangan. Aluna berdi

n di tem

angun, dia melihat jam tangan di atas nakas. Terny

mandi untuk mencuci muka. Lalu mengusap

nya, kemudian bergegas ke bawah. Namun sesampainya di bawah. Dia tidak melihat siapa pun

g pelayan. "Apa kamu me

an Bram dan Nona Alun

ana

. Langkahnya mondar mandir da

masuki area pekarang. Aluna dan Om Bram t

a Alden t

enunggu

una. Kedua matanya membengk

l.

memilih pergi dan tak ing

a trauma, tangan itulah yang pernah menamparnya, hingga ia merasakan panas dan perih di pipinya. Suatu perbua

asih melayang di udara. Kem

otor," ucap Aluna menekan. Aluna langsung menuju k

k di hatinya. Namun ia tidak ambil pusing,

an kedua matanya, mengingat semuanya, ia tidak bisa mengendalikan emosinya. Meskipun

pai selesai. Di buka pintu kamar mandi itu, menu

, aku kira di

lemari, mengambi

kas. Melihat ke arah Alden yang masih tak bergeming, Al

una. Dia kembali menuju kamar mandi u

ia

itu, sebuah tanda yang m

sih tidak

arah pintu. "Oh, hanya pan

angkatlah. Bisa saja itu

h itu seraya menuju ke balkon. Mengangk

ak

idak masalah dan

, mengambil sebuah

y

k oleh anak panah, A

kembali." Alden berniat akan menjelaskan pa

embaca majalah itu. "Kalau bisa jangan kembali." Gu

ya dan mengatakan kalau dia sakit perut. Sesampainya di Apartement, dia langsung men

senang. Alden langsung sigap

di periksa dan mengatakan pada sa

kamu bisa

dah mengatakan pada Alun

an dari Alden. "Apa kamu keberatan

i rumah Om Bram. Aku tidak bisa meninggal

amu tampa

f, bicara agak keras saja kadang sudah menangis dan mengataka

mau tahu, di hari ulang tahun pernikahan yang ke tiga tahun, aku

lembut. Iya atau tidak

artementnya. Setelah itu dia mengecup sang istri dan mengelus

keluar, dia melihat jam tangan di l

dalam Mansion itu sudah tidur. Alden berjalan mengendap-ngendap, lay

ang, ia melihat sang istri tela

matanya setelah merasa orang di sampingnya berbaring. Ia menoleh ke belakang dan melihat laki-laki yang memungg

lantai dari pada aku ti

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY