img Dalam Belenggu Pengkhianatan Cinta  /  Bab 3 MILFA LIMBUNG | 42.86%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 MILFA LIMBUNG

Jumlah Kata:1654    |    Dirilis Pada: 10/07/2022

us di depan pintu, ya?” sindi

u sampai lupa saking asyiknya.” Ib

seperti dulu sebelum berpisah sementara. Ibu Siska lebih mem

a. Ia sangat akrab dengan Ibu Sisk

sini. Kasian kalau Mama sampai khawat

ebuah pesan di aplikasi hijau untuk sang Mama. [Ma,

ang. Kamu hati-hati. Jadi, mereka sudah balik

yang lalu. Nanti Fafa ceritain

ska. Mereka asyik bercengkerama sambil menikmati secangkir

asjid perumahan. Sementara, Ibu Siska m

g. Sementara, Rendi minta izin ke kamar untuk mengga

Allah kalau ada waktu pasti main lagi.”

.” Ibu Siska dengan gamis hijau muda dan jilbab senada menarikny

masuk rumah, baru kamu boleh pergi.” Nasihat Ibu Siska p

mat. Rendi menjawab dengan gaya prajurit yang mendapat titah da

Namun, Milfa menolak dengan alasan ia sangat lelah dan besok ada jadw

*

asa ojek online. Motor matic-nya sudah lebih dulu terp

ang dari tadi pagi di situ.” Keiza terkekeh. Ia

tasi kampus. Mereka segera berangkat dengan berboncengan menuju kampus. Hanya beberapa menit saja mereka sudah s

. Beberapa pasangan mata membidik kepada mereka sambil berbisik

gak?” bisik Milfa mendekatkan w

iza berusaha memberi sinyal melalui manik mata Milfa yang mengata

ih menunggu jawaban Keiza. Gadis itu menaikkan kedua a

Milfa dan membawanya ke ujung lorong kamar kecil. Keiza celingu

t lagi!” Milfa sewot karena tidak segera mendapatkan jawaban dan tingkah an

pan bibirnya agar Milfa segera diam. Milfa semakin di buat kebi

a. Ia lebih tampak seperti orang yang sedang cemas dan terlih

an setengah berbisik. “Cerita, dong,

u mendekatan ke wajah Milfa dan berkata pelan. “Itu masalah

yang membelalak. Ia sampai tidak dapa

lah dari temen kos. Ternyata mereka udah pada tahu kejadian itu. Parahnya, v

lfa limbung seper

tuh ke lantai terutama bagian kepala. Ia menepuk-nepuk pipi peremp

. Gadis itu terus memanggil nama dan sesekali menggunc

ir Milfa membiru. Ia segera berlari ke luar lorong

taknya berdampingan dengan toilet wanita. Tanpa pikir panjang, segera menghampiri dan men

r, tolon

hadang seorang mahasiswi. Melihat wajah gadis dihadapannya sangat

en muda itu berusaha

mengarahkan telunjuknya k

” Dosen tersebut mengangkat kelima jarinya yan

a yang tersengal-sengal. Ia berkata dengan susah payah. “Tem

erseru, “Astaghfirullah, kenapa bisa pingsan di sini?” Amar menepuk-nepuk p

aya khawatir karena pingsannya

jah manis itu terlihat pucat. “Ya, udah, yang penting kita bawa ke rum

itu membopong sang sahabat. Mereka bergegas berjalan dengan

kang mobil sport warna merah miliknya. Kei

at parkir kendaraan roda empat yang juga berlokasi di sana. Amar dengan cekatan duduk d

keadaan Milfa. Amar fokus menyetir, sedangkan Keiza masih mencemaskan keadaan

Milfa, ia merasa tidak asing dengan wajah itu. Namun, tidak ingat pernah melihat di mana. Mu

enti di sebuah UGD rumah sakit yang terdekat dengan

sehatan. Amar dan beberapa perawat lelaki membantu memindahkan gadis yang mengenakan celana hitam ber

za untuk menunggu di situ karena ia akan mem

r?” tanya Amar setelah

, Pak. Dokter belum keluar,” jawabnya dengan wajah sendu. “Emh, maaf, Pak Ama

a urus sekarang karena saya ga

sakit. Keiza yang dominan menjawab semua identitas Milfa sehingga Amar jadi t

eiza untuk duluan karena ia akan menelepon seseorang dulu. Lela

? Saya sedang di luar ada urusan mendadak. Nanti kita agendakan untuk

n memberi jarak. Amar berusaha mencairkan suasana dengan bertanya nama Keiz

ristiwa Milfa pelukan yang direkam oleh mahasiswa jahil sudah tersebar. Ia

asti Milfa shock dengan berita itu,” batin Amar kemudian menoleh ke arah Keiza. “Jadi, kalian mahasiswi kelas saya

pernah terbayangkan dirinya dapat berbincang sedekat ini dengan dosen favoritnya. Buk

Amar juga menyadari hal itu, tapi karena sudah terbiasa mendapati mahas

mpau asyik dengan pikirannya masing-masing sebelu

ita berpakaian serba putih khas perawat yang berd

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY