/0/10679/coverbig.jpg?v=e386f0d3458d6b9a028f3f173f5c5497)
Suamiku tidak pernah memberikan nafkah dan kerjanya hanya nongkrong saja dengan teman-temannya. Hingga suatu hari, suamiku memintaku untuk membelikannya mobil dengan berutang di Bank. Aku pun menurutinya, namun ternyata ia malah selingkuh dengan wanita lain. Akankah rumah tanggaku berakhir?
"Dek, jadi nggak pinjam duit di bank? Aku pengen beli mobil nih. Panas tahu nggak naik motor terus, belum kalau hujan ya jelas pasti kehujanan?" ucap Bang Ardan. Aku baru saja tiba di rumah setelah seharian berkutat dengan berkas-berkas di kantor. Tapi ketika sudah sampai rumah malah mendengarkan permintaan bang Ardan yang terkesan memaksa itu. Tak tahukah dia aku lelah sekali, belum lagi mengurus data-data penduduk yang tak ada habisnya. Aku hanya menghela nafas mendengar permintaan Bang Ardan yang ingin terlihat sosialita itu.
"Lagian kan kamu baru aja bagi SK Dek, sayang loh gak di sekolahkan. Daripada di simpan terus malah berdebu nanti," aku belum menjawab tapi dia sudah nyerocos lagi. Heran deh dengan suamiku ini, padahal sudah tau istri lelah bekerja tetapi malah dihujani permintaannya itu.
"Ya, ya. Bisa diatur Bang. Memang rencananya mau pinjam berapa juta?"
"Nggak banyak kok Dek, cuma dua ratus juta lah".
"Hah, dua ratus juta? Nanti gajiku cuma sisa tiga ratus ribu sekian dong. Gimana dengan kebutuhan rumah tangga kita seperti makan, bayar listrik, bayar air."
"Halah, gampang! Nanti Abang bantuin bayar. Kamu tenang aja dek."
Huh, tenang aja katanya. Toh selama ini segala kebutuhan rumah tangga aku yang menanggung termasuk makan dan bayar tagihan, belum untuk bensin dan kuota internet. Sedangkan Bang Ardan, aku maklum gajinya yang hanya satu juta. Itupun hanya cukup untuk kebutuhan rokok, kopi, jajan dia dan nongkrong dengan teman-temannya. Suamiku tak pernah sekalipun menyisihkan gajinya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga kami. Karena habis untuk memenuhi hasratnya tersebut. Sedangkan aku harus menanggung semuanya, karena aku baru saja diangkat menjadi pegawai negeri dan suamiku berdalih gaji pokokku dan uang tunjanganku banyak. Serta dia menganggap uang istri ya uang bersama untuk kebutuhan keluarga.
Beberapa hari kemudian, aku mengurus administrasi pinjaman ke dinas, setelah itu aku ke bank. Aku dan suamiku berjanji untuk bertemu di bank langsung. Karena kami tidak sekantor dan beda arah.
Setelah itu kami berjalan menuju bagian marketing. Mbak petugas marketing menyambut kami dengan ramah dan menjelaskan tentang prosedur peminjaman dan juga sisa gaji setelah dipotong angsuran utang. Kulirik wajah Bang Ardan sumringah. Aku dan Bang Ardan sama-sama menandatangani perjanjian pinjaman yang tenornya selama lima belas tahun. Seperti dugaanku. Gajiku sisa tiga ratus sekian. Iya sih, masih ada tunjangan. Tapi hanya sejuta lebih. Aku harus memutar otak untuk tetap memenuhi kebutuhan rumah tanggaku. Untungnya aku masih mempunyai tabungan sendiri yang Bang Ardan tidak tahu. Rencanaku dengan uang tabunganku, aku ingin memulai usaha. Tapi aku belum tahu usaha apa yang cocok buatku dan tidak mengganggu pekerjaanku.
Besoknya, saldo rekeningku bertambah karena pinjaman tersebut. Akupun merinding, karena seumur-umur hidup baru kali ini aku melihat uang sebanyak itu di saldo rekeningku.
"Dek, sudah cair belum uangnya. Ayo kita ke dealer mobil. Abang sudah nggak sabar lagi nih ingin menikmati mobil baru," tanya Bang Ardan.
"Iya, nih sudah cair," jawabku datar.
"Buruan Dek, tunggu apa lagi."
Dengan mengendarai sepeda motor berboncengan, akhirnya kami tiba di dealear mobil. Kulihat bang ardan senang sekali. Setelah melihat-lihat akhirnya dia memilih mobil kecil warna merah yang hanya mempunyai dua baris tempat duduk. Ya, seleranya lumayanlah bagus. Setelah tawar menawar, akhirnya di sepakati harga mobil tersebut seratus sembilan puluh lima juta. Harga yang mahal menurutku. Belum lagi sisa uang pinjamannya hanya dua juta. Bila meminjam di bank. Uang kita tidak utuh sesuai dengan pinjaman karena alasan administrasi dan asuransi yang aku tidak paham juntrungannya.
Akhirnya mobil kami di bawa oleh pihak dealer ke rumah. Bang Ardan langsung loncat kegirangan. Tak sabar mungkin dia besok ingin pamer dengan teman-temannya.
Satu bulan telah berlalu. Akhirnya gajiku di potong sesuai dengan perjanjian bank. Belum pernah selama ini aku cuma menerima gaji hanya segini. Dari zaman aku honorer pun gajiku bisa sampai tiga jutaan karena aku bekerja sebagai guru honorer di sekolah, belum lagi sore dan malam aku mengajar les privat untuk anak-anak dari rumah ke rumah.
Sesuai dengan perkataan Bang Ardan aku pun bergegas menagih janjinya, katanya dia mau membantuku untuk membayar utang.
"Bang, katanya mau bantuin aku bayar utang? Mana janjimu, ini aku udah gajian loh! Dan gajiku dipotong. Gimana dengan kebutuhan rumah tangga kita?"
"Halah Dek, kan baru bulan pertama. Kok kamu udah bawel gitu sih. Kamu tu tau nggak. Yang beli bensin untuk mobilku siapa, belum lagi biaya perawatannya yang mahal. Sudahlah Dek! Harusnya kamu mikir dong, gimana cara nambah penghasilan! Bukan dengan nagih ke aku. Aku saja pusing nih, uang jajan dan kegiatanku berkurang karena mobil ini. Kamu sih enak nggak ada mikirin biaya perawatan!"
"Loh gimana sih kamu Bang? Kan kamu udah janji mau bayar? Ya wajar dong, kalau uang jajanmu berkurang. Siapa suruh punya mobil?"
"Loh kan utang atas nama kamu? Kamu aja tahu, gajiku nggak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ini kok malah marah-marah. Sudah, aku pusing hari ini dengan ocehanmu. Lebih baik aku pergi nongkrong dengan teman-temanku daripada di rumah. Bukannya hilang capekku malah kamu menambah bebanku. "
Bang Ardan pergi mengendarai mobilnya. Entahlah dia pergi kemana. Aku sudah malas menanyakannya. Kemarin dia yang ngotot pinjam di bank. Eh sekarang dia malah seenaknya lepas tangan. Ya Tuhan aku harus bagaimana? Harga kebutuhan pokok semakin melonjak tajam. Aku harus memikirkan usaha apa yang tepat untuk kujalankan. Kalau aku diam saja, darimana semua kebutuhan pokok kami terpenuhi. Entahlah, aku yang pusing sedang memijit keningku, memikirkan bagaimana nasib rumah tanggaku selanjutnya.
Hilda tidak tau kalau ternyata Rian telah menipunya. Semua terungkap secara tidak sengaja lewat status Whatsapp!
Cika begitu terkejut ketika menemukan sebuah video tak pantas di ponsel Ibunya yang seorang merupakan janda. Cika yang merupakan tulang punggung keluarga tidak rela uang hasil kerjanya yang malah diberikan Ibunya kepada pria yang tidak jelas itu! Akankah CIka bisa menyadarkan Ibunya dan Ibunya bisa lepas dari pria tersebut? Atau Ibunya malah menikah dengan pria itu? Yuk ikuti kisah Cika.
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
Warning!!!!! 21++ Aku datang ke rumah mereka dengan niat yang tersembunyi. Dengan identitas yang kupalsukan, aku menjadi seorang pembantu, hanyalah bayang-bayang di antara kemewahan keluarga Hartanta. Mereka tidak pernah tahu siapa aku sebenarnya, dan itulah kekuatanku. Aku tak peduli dengan hinaan, tak peduli dengan tatapan merendahkan. Yang aku inginkan hanya satu: merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi milikku. Devan, suami Talitha, melihatku dengan mata penuh hasrat, tak menyadari bahwa aku adalah ancaman bagi dunianya. Talitha, istri yang begitu anggun, justru menyimpan ketertarikan yang tak pernah kubayangkan. Dan Gavin, adik Devan yang kembali dari luar negeri, menyeretku lebih jauh ke dalam pusaran ini dengan cinta dan gairah yang akhirnya membuatku mengandung anaknya. Tapi semua ini bukan karena cinta, bukan karena nafsu. Ini tentang kekuasaan. Tentang balas dendam. Aku relakan tubuhku untuk mendapatkan kembali apa yang telah diambil dariku. Mereka mengira aku lemah, mengira aku hanya bagian dari permainan mereka, tapi mereka salah. Akulah yang mengendalikan permainan ini. Namun, semakin aku terjebak dalam tipu daya ini, satu pertanyaan terus menghantui: Setelah semua ini-setelah aku mencapai tahta-apakah aku masih memiliki diriku sendiri? Atau semuanya akan hancur bersama rahasia yang kubawa?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Awalnya, Krystal hanya meminta pertolongan pada Kaivan untuk meminjam uang demi mengobati adiknya yang sakit. Namun, semua niat Krystal tidak bisa gratis begitu saja. Ada harga yang harus dibayar. Menjadi istri kedua dari seorang Kaivan Bastian Mahendra adalah syarat utama yang harus Krystal lakukan. Hubungan rumit layaknya sesuatu hal yang tak mungkin, mampukah Krystal bertahan?
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.