"kau yakin akan memulai nya dari sekarang?"
Seorang gadis berkulit hitam manis yang duduk di kursi kemudi bertanya kearah gadis cantik yang tengah memperhatikan laki-laki didepan sana dengan tatapan serius, sejumput kekhawatiran terlihat jelas dari Balik bola matanya.
Alih-alih menjawab gadis itu hanya mengangguk kan kepalanya.
"Kau akan menghancurkan hubungan antara suami dan istri, Indira"
Mendengar ucapan sang sahabat, Seketika yang di panggil Indira menoleh.
"Mana yang lebih kejam?"
Bola mata Indira langsung menatap tajam kearah sahabat nya itu.
"Istrinya atau aku?"
Setelah berkata begitu Indira membuang pandangannya, gadis cantik itu memejamkan sejenak bola matanya.
"Perempuan itu yang membentuk aku menjadi seperti hari ini, jadi aku tidak punya alasan untuk tidak menghancurkan kebahagiaan nya, dia mungkin sudah lupa, tapi aku tidak akan pernah"
Sejenak air mata gadis itu tumpah.
"realita nya Apa yang kita tanam, itulah yang akan kita tuai"
Setelah berkata begitu gadis itu langsung menghapus air matanya.
Sang sahabat baik secepat kilat memeluk tubuh Indira, dia ikut menangis sejenak didalam mobil tersebut.
Cukup lama mereka berdiam diri disana, hingga akhirnya sebuah panggilan terdengar dari balik Handphone sahabat baik Indira tersebut.
Buru-buru gadis itu mengangkat panggilan nya.
"Halo.."
Gadis itu bicara cepat dari balik handphone nya.
"kami sudah ada di lantai bawah gedung xxxxxxx"
Ucap gadis itu pelan.
"Aku bersama gadis pilihan nya"
"Baiklah, kami akan naik ke atas sekarang juga"
Setelah berkata begitu, gadis itu secepat kilat mematikan panggilan nya.
"Mereka mulai naik ke atas"
Gadis itu bicara cepat ke arah Indira.
"Nay"
Indira menahan lengan sang sahabat nya itu sejenak, sejujurnya ada perasaan khawatir didalam dadanya, bukan takut namun khawatir laki-laki yang akan mereka temui tidak menyukai nya.
Yang dipanggil nay menoleh dengan cepat.
"Mereka menyeleksi hampir ratusan gadis, itu artinya mereka benar-benar selektif dalam memilih, kamu benar-benar masuk kategori yang dicari oleh laki-laki itu"
Nay bicara dengan jutaan keyakinan, dia benar-benar yakin ini tidak mungkin gagal.
Sejenak Indira mengangguk kan kepalanya, sepersekian detik kemudian mereka secara perlahan mulai keluar dari dalam mobil tersebut lantas beranjak masuk kedalam gedung tepat disamping gedung cake dan bakery di hadapan mereka itu.
Dimana didepan gedung tersebut bertuliskan huruf dengan ukuran raksasa.
HOTEL XXXXXXX
Sejenak Indira menggenggam erat telapak tangan nya, dengan langkah pasti dan anggun dia berjalan masuk kedalam sana menuju ke sebuah elevator kaca.
Didalam hati tersirat kata.
Aku sudah datang sambil membawa jutaan keping amunisi untuk menghancurkan keluarga kecil mu tanpa ampun.
Mereka mulai menaiki elevator kaca tersebut menuju ke lantai atas dimana Indira telah siap melangkah menjadi seseorang yang akan masuk menuju kehidupan orang lain di masa lalunya.