Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Kursi Panas di Kantor
Kursi Panas di Kantor

Kursi Panas di Kantor

5.0
118 Bab
63K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Giselle Putri Natapradja, gadis cantik ambisius - seorang konsultan senior yang mengidamkan posisi partner yang sedang kosong di kantornya The Converge. Bosnya mengatakan jika posisi itu terbuka untuk para konsultan The Converge yang memiliki rekam jejak terbaik. Giselle sudah cukup yakin kalau dia yang akan dipromosikan, namun ternyata The Converge justru memberikan posisi impian Giselle itu kepada Akira Hangga Aryanto, sang konsultan senior Ex-Big Four Companies yang sudah malang melintang di dunia kerjanya. Sialnya bagi Giselle, Akira pernah menjadi partner One Night Stand-nya saat dia hancur dan diselingkuhi oleh mantan kekasihnya dulu! Giselle dan Akira saling membuktikan satu sama lain, jika hanya mereka yang pantas untuk posisi Partner tersebut. Meskipun di tengah-tengah persaingan yang sengit, mereka harus mengontrol gairah mereka yang semakin tak bisa ditahan satu sama lain!

Bab 1 PROLOG

Royal Ruby Luxury Hotel, Jakarta

Tiga bulan lalu...

“Ugh!” Kepala Giselle berdenyut begitu hebat. Mulutnya rasanya seperti habis mengunyah kapas puluhan kilo. Terasa tidak nyaman. Matanya mengerjap beberapa kali untuk mencapai fokus dan mencari waktu agar otaknya bisa berfungsi dengan normal.

Di mana ini?

Ruangan ini masih gelap karena tirai jendela masih tertutup. Namun secara intuitif Giselle tahu jika sekarang sudah pagi, atau mungkin siang hari. Suara derung pendingin ruangan yang stabil pun menjadikan satu-satunya sumber suara ruangan yang sunyi ini.

Ah, dan tentu saja suara nafas Giselle dan pria asing yang tidur memeluknya kini.

Pinggangnya terasa berat, dan ketika pandangannya jatuh menuju sumber yang memberatkan pinggangnya, dia melihat lengan kekar melingkari tubuhnya. Pun akhirnya Giselle menyadari punggungnya terasa hangat karena pelukan dari pria yang Giselle masih belum menyadari dan mengingat siapa gerangan orang ini.

Astaga! Apa yang terjadi?!

Dengan sedikit panik, Giselle mencoba mengingat apa yang sebenarnya terjadi tadi malam. Perlahan dia mencoba mengangkat lengan yang memenjarakan dirinya.

Pria di belakangnya tidak bergerak ketika dirinya berhasil beranjak dari ranjang yang berantakan. Matanya membelalak melihat‘kerusakan’ yang terjadi akibat ulah mereka semalam.

Giselle mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, mencari potongan bajunya yang berceceran di karpet lantai ruang hotel ini.

Astaga Giselle! Kau sungguh-sungguh bertindak gila semalam!

Gadis itu berhasil mengambil bra, celana dalam dengan warna dan motif senada, serta blus hitam dan rok span hitamnya ke dalam rengkuhannya. Tak lama setelahnya, dia segera bergegas ke toilet untuk mencuci muka dan segera kabur dari hotel ini.

Di kamar mandi pun Giselle memekik kaget melihat pantulan wajah dan tubuhnya yang polos telanjang. Bekas tanda cinta tersebar sepanjang leher dan dada Giselle. Bekas kemerahan yang timbul dari gesekan brewok tipis dan halus yang menghiasi dagu milik partnernya yang sukses membuat kulitnya berubah kemerahan pun terpampang di dada serta selangkangannya.

Seberapa liar mereka melakukan sesi percintaan semalam? Giselle benar-benar tidak mengenali dirinya yang sekarang ini. Dasar alkohol sialan! Bisa-bisanya Giselle melakukan salah satu kebodohan seperti ini?

Dengan tergesa-gesa Giselle memakai bajunya setelah dia mencuci mukanya dan menggosok giginya dengan kecepatan cahaya. Rambutnya lurus hitam dan panjangnya dia cepol asal untuk menutupi betapa berantakan dan kusutnya rambut tersebut.

“Kau benar-benar terlihat seperti pecundang, Giselle!” Dia merutuki dirinya sendiri. Setelah berhasil melakukan semuanya dalam kecepatan kilat, Giselle kemudian keluar dari kamar mandi dan mencari tote bag serta stiletto Monolo Blahnik miliknya. Tasnya berada di dipan, sedangkan sepatunya berada di dekat pintu masuk.

Mengendap seperti maling, Giselle berhasil meraih seluruh barang-barangnya dan kemudian bergegas membuka pintu agar jangan sampai membangunkan pria asing tersebut dan keluar dari hotel Royal Ruby ini.

Dahulu Giselle hanya tahu istilah walk of shame dari produk pop kultur seperti novel atau film-film Hollywood.

Pulang kembali ke rumah keesokan harinya dengan pakaian yang sama, disertai dengan penampilan yang meneriakkan kepada khalayak ramai, 'hey! Aku baru saja melakukan percintaan paling hebat sepanjang hidupku!'

Dan dia tak menyangka kalau hari ini, dia benar-benar melakukannya!

Benar-benar memalukan, Giselle!

***

Akira Hangga Aryanto membuka matanya dari sergapan sinar matahari yang menelusup masuk lewat celah gorden. Tak lama setelah sadar, dia langsung bangkit dan melihat sekeliling ruang hotel.

Kosong.

“Ah, sial!” Rutuk Akira.

Dia meraih celana pendek Hugo Boss yang tercecer di lantai dan mengecek kamar mandi, siapa tahu gadis cantik yang menemaninya melewati malam kemarin masih ada di sana. Benar dugaannya, kamar hotel ini kosong dan kini hanya dirinya sendiri berada di dalamnya.

“Aku bahkan belum menyimpan nomor teleponnya!” Akira mengusap wajahnya dan menghela nafas panjang.

“Ck … begini toh rasanya kena ghosting sama perempuan,” ucapnya sambil misuh-misuh.

Ternyata rasanya tak karuan. Dengan berat hati dia beranjak dan mulai menata hatinya yang sempat terhantam perasaan gengsi setelah ‘ditelantarkan seperti ini di pagi hari. Akira akhirnya membasuh wajahnya dan membersihkan diri sebelum pergi keluar dari kamar hotel ini.

Lain kali, dia akan menolak ajakan one night stand dari para perempuan yang menggodanya. Segiat apapun mereka menggodanya, dan secantik apapun wajah sang perempuan. Akira telah mendapatkan pelajaran yang cukup berharga hari ini.

Untuk pertama kalinya dia dicampakkan! Dia tersenyum kecut mendapati keadaannya pagi ini yang cukup mengenaskan.

Usai memakai kembali pakaiannya, dia berkeliling untuk memastikan tak ada yang tertinggal di dalam ruangan ini.

Tapi tak disangka, dia melihat sesuatu yang menarik perhatiannya. Dia menemukan syal sutra bermotif bunga yang tersembunyi di bawah ranjang tempat tidur. Dia menarik syal sutra tersebut, mengamati motif dan menemukan emboss kecil di ujung syal.

Giselle.

“Giselle … itukah namamu, gadis cantik?” Akira tersenyum masam sambil meraba tekstur halus syal tersebut.

“Sampai berjumpa lagi Giselle, lihat saja apa yang akan kulakukan nanti jika kita kelak bertemu lagi.” Ujar Akira sambil menghirup sisa aroma parfum sang gadis yang melekat di helaian syal tersebut.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Rilis Terbaru: Bab 118 EPILOG   01-12 11:17
img
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY