/0/12822/coverbig.jpg?v=f9fe6e1a9d46f1c2686159f36e86ed6b)
"Aku mengira kau benar-benar bisa mencintaiku, Nathan. Rupanya, sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa menjadi bagian dari dirimu." _Violetta_
"Aku mengira kau benar-benar bisa mencintaiku, Nathan. Rupanya, sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa menjadi bagian dari dirimu." _Violetta_
"Kau mau kemana?" tanya Violet yang melihat pria yang baru saja menikahinya kan keluar dari kamar. Nathan tidak peduli, dia membuka pintu dan keluar dari kamar dengan membanting keras pintu.
Violet yang masih duduk di kursi rodanya hanya menggigit bibir bawahnya karena penolakan Nathan. Pria yang dia cintai diam-diam. Nathan- suaminya.
"Apa kau benar-benar melupakanku?" cicitnya menunduk, dia tidak tahan. Hatinya terlalu sakit.
Sepanjang malam Violet tidak juga bisa memejamkan mata, harusnya malam ini menjadi malam membahagiakan baginya tetapi dia harus sadar, suaminya tidak akan pernah melihat wanita cacat seperti dirinya.
Violet tersenyum getir, dia memencet tombol di kursi rodanya dan membawanya ke sebuah sofa. Dia memutuskan untuk tidur di sana karena takut kalau suaminya akan marah jika dia tidur di kasur.
Perlahan dia memindahkan diri ke sofa dan membaringkan tubuhnya dengan perlahan. Menghela napas pelan lalu berusaha memejamkan mata. Dari sudut matanya terlihat jelas air matanya mengalir. Violet menangis dalam diam.
Lama menunggu akhirnya dia terlelap dengan tangan yang terjatuh ke bawah menyentuh lantai. Untung saja ada karpet bulu lembut yang menghalangi kulitnya tersentuh langsung dinginnya lantai.
Tengah malam Nathan pria sudah menjadi suaminya masuk ke dalam kamar. Wajah datar yang terkesan dingin membuat siapa saja akan menganggap Nathan tidak tahu cara tersenyum dan tertawa.
Nathan masuk kamar melewati sofa yang dimana ada Violet disana, dia tidak peduli dan tidak akan pernah peduli dengan wanita yang menurutnya akan menyusahkannya seumur hidup.
"Kau bahkan tidak bisa mengurus dirimu sendiri lalu bagaimana kau bisa menjadi istri?" Nathan memperhatikan wajah lelap Violet yang tertidur dengan tangan menjuntai ke bawah.
Sekali lagi pria tampan itu menghela napas. Dia hanya memperbaiki tangan Violet di atas perut lalu meninggalkannya. Dia mengantuk dan ingin tidur.
Pagi hari nya Violet terbangun dengan keadaan kamar yang sudah sepi. Perlahan dia membangunkan diri dengan bantuan tangannya, badannya terasa sakit karena memaksa tertidur di sofa.
"Aku terlambat bangun." Gumamnya
Baru saja dia akan memindahkan diri ke kursi roda, pintu kamarnya terbuka, menampakkan seorang wanita berbadan gempal masuk dengan senyum mengembangnya. Violet menyambut senyuman itu dengan hangat.
"Selamat pagi, Nyonya, biar saya membantu anda." Violet tidak bisa menolak karena wanita yang mengaku bernama Bi Susi itu sudah membantunya naik ke kursi rodanya.
"Terima kasih Bi." Violet tersenyum ramah. Bi Susi hanya tersenyum lembut dan menyiapkan air mandi untuk mandi sang nyonya baru.
Violet yang biasa mengerjakannya sendiri tidak bisa menolak saat Bi Susi mengatakan bahwa yang dilakukannya adalah karena perintah tuan muda.
"Dimana Nathan?" tanya Violet setelah dia sudah menyelesaikan mandi dan akan mengambil baju gantinya.
"Tuan sudah berangkat sejak pagi, Nyonya." Bi Susi membantu Violet menggunakan pakaian walau berulang kali wanita berusia 20 tahun itu menolak. Bi Susi terkejut saat melihat punggung sang nyonya yang terlihat membiru seperti luka baru.
Violet menyadari dan tersenyum sambil memegang tangan renta Bi Susi. "Rahasiakan ini dari siapapun, ya Bi?" mohon Violet.
"Saya akan meng olesi dengan salep, nyonya tunggulah di sini." Bi Susi sudah keluar dari kamar dan kembali membawa salep yang memang baru saja dibelinya kemarin. Kebetulan sekali.
Wanita gempal itu masih memikirkan dari mana sang nyonya mendapatkan luka baru, karena tidak mungkin sang tuan yang melakukannya.
"Terima kasih Bi." Kata Violet, dia bisa merasakan sensasi dingin pada luka-lukanya.
Seharian Violet hanya di kamar saja, tidak ada yang bisa dia lakukan karena Bi Susi melarangnya melakukan apapun, dia bosan tentu saja, setelah pernikahannya kemarin paman dan bibinya belum juga berkunjug. Violet tersenyum getir, dia seolah melupakan bahwa memang mereka tidak pernah menganggapnya ada.
Bahkan pernikahan yang terjadi juga karena mereka walaupun memang Violet sangat senang karena akhirnya bisa menikah dengan pria yang dicintainya.
Sore harinya Violet meminta izin ke taman samping rumah, di sana ada gazebo. Wanita dengan rambut panjang yang terikat it uterus saja memandang ke depan sampai tidak menyadari bahwa suaminya sudah kembali.
Violet menghentikan kursi rodanya saat melihat sang suami yang tengah berpelukan dengan seorang wanita cantik dan seksi di ruang tamu. Sepertinya si wanita sudah akan pergi karena terlihat sudah membawa serta tasnya.
"Malam nanti datanglah aku bisa menunggumu." Jelas Violet mendengar kata-kata itu untuk suaminya yang tersenyum dan mengelus wajah cantik di hadapannya.
Sakit sekali hati Violet. Dia hanya bisa meneteskan air mata menyaksikan keduanya yang saling berciuman tanpa malu ada pelayan yang melihatnya. Violet yang tidak tahan menyaksikannya memutar kursi rodanya dan kembali ke taman belakang.
"Kenapa rasanya sangat sakit." Violet memegang dadanya yang terasa sangat nyeri.
Dari ekor matanya Nathan bisa melihat bagaimana Violet yang menangis. Ini memang rencananya dan dia akan membuat Violet sendiri yang meminta cerai padanya.
Setelah kepergian Cindy naik ke lantai atas dimana kamarnya berada. Namun setelah menikah dengan Violet dia terpaksa juga harus turun ke lantai bawah karena tidak ingin repot membawa naik Violet setiap harinya.
Hari sudah hampir gelap barula Violet masuk ke kamarnya. Dia tersenyum getir karena sudah tahu dimana suaminya saat ini. Violet mencoba berdiri dengan abantuan tiang ranjang, namun baru saja kakinya akan menahan berat badannya dia sudah terjatuh.
Nathan yang kebetulan masuk kamar melihat Violet yang sudah terjatuh, dia membantu dan menaikkannya diatas ranjang, sementara Violet sudah menahan tangis karena rasa sakit yang tiada tara.
"Kau bodoh? Kenapa harus berdiri? Kau lupa kalau kau lumpuh?" Nathan terus marah karena kebodohan Violet, dia sudah menelpon dokter karena tidak ingin membawa Violet ke rumah sakit.
"Aku hanya ingin berdiri. Aku tidak ingin menjadi beba –,"
"Tapi nyatanya kau memang beban Vio." Nathan menarik rambutnya kesal dia menatap Violet lekat, "Dokter akan datang kau tunggu. Dan ingat jangan pernah melakukan hal bodoh itu lagi, menyusahkan sekali."
Violet menggigit bibir bawahnya, "Karena aku tidak ingin menjadi beban untuk itu aku belajar berdiri, Nathan ...." Lirihnya melihat punggung kokoh itu sudah meninggalkan kamar.
Beberapa menit setelah seorang dokter datang memasuki kamar yang Violet tempati, dari yang Violet lihat dokter ini seusia dengan suaminya hanya saja mungkin karena dia dokter dia lebih banyak tersenyum dan berkata manis.
"Jadi bagaimana dokter, apakah ada kesempatan saya sembuh?" tanya Violet berharap agar mendapatkan angin segar.
"Sebagai dokter tentu saja saya juga berharap agar nona bisa segera berjalan kembali, dan saya bisa melihat ada kemungkinan besar." Kata Andara dokter dengan wajah tampan dan senyum manis. Tetapi bagi Violet suaminya jauh lebih tampan walau tidak memiliki senyum sedikitpun.
"Jadi saya bisa berjalan lagi?" antusias Violet.
"Kita bisa memeriksa ke dokter khusus untuk kasus yang nyonya alami." Kata Andara dia bisa melihat istri dari temannya ini sangat bersemangat untuk sembuh.
"Nathan tidak akan setuju." Gumamnya dengan nada suara yang kecil.
"Aku akan membujuknya, nyonya tenang saja." Andara meyakinkan.
"Dokter janji?" Andara mengangguk.
Rianna Lopez, adalah wanita berusia 27 tahun, berwajah cantik dan menawan, kehidupannya yang tentram dan bahagia hancur setelah dia melihat bagaimana kakak laki-lakinya dibunuh oleh suruhan orang yang pernah ditemui 2 tahun lalu. Melihatnya membuatnya menyesal karena pernah menolongnya pria berhati iblis seperti Alexander. Bahkan penghianatan kekasih dan sahabatnya membuatnya semakin merasa bahwa dia benar-benar sendiri di dunia ini. Hatinya yang sebelumnya lembut berubah menjadi batu. Dia menjual kedai dan rumah peninggalan keluarganya kemudian kembali pergi meninggalkan kota yang banyak sekali meninggalkan luka untuknya. Dia pergi untuk mempersiapkan diri untuk kembali membalas dendamnya, membalas mereka yang menghianatinya dan menepati janjinya kepada kakak laki-lakinya. Kematian Alexander. Dan penyesalan Orion, dia akan membuat keduanya menyesal karena pernah membuatnya terluka. Lalu setelah dia kembali dan bertemu dengan Alexander apakah dia bisa memenuhi janjinya untuk membunuh pria itu seperti janjinya?
Pernikahan tiga tahun tidak meninggalkan apa pun selain keputusasaan. Dia dipaksa untuk menandatangani perjanjian perceraian saat dia hamil. Penyesalan memenuhi hatinya saat dia menyaksikan betapa kejamnya pria itu. Tidak sampai dia pergi, barulah pria itu menyadari bahwa sang wanita adalah orang yang benar-benar dia cintai. Tidak ada cara mudah untuk menyembuhkan patah hati, jadi dia memutuskan untuk menghujaninya dengan cinta tanpa batas.
Maya tumbuh sebagai pewaris yang dimanja-sampai putri kandung kembali dan menjebaknya, mengirim Maya ke penjara dengan bantuan tunangan dan keluarganya. Empat tahun kemudian, bebas dan menikah dengan Karel, seorang yang terkenal sebagai orang buangan, semua orang mengira Maya sudah tamat riwayatnya. Mereka segera mengetahui bahwa dia diam-diam adalah seorang ahli perhiasan terkenal, peretas ulung, koki selebriti, dan desainer game papan atas. Saat mantan keluarga Maya memohon bantuan, Karel tersenyum tenang. Sayang, ayo pulang. Baru saat itulah Maya menyadari bahwa suaminya yang tidak berguna adalah seorang pengusaha legendaris yang memujanya sejak awal.
BERISI ADEGAN 21++ Rendi Satria, pria berusia 28 tahun yang memiliki postur tubuh yang ideal juga wajah yang tampan, hal itu menjadi daya pikatnya sangat kuat dan banyak perempuan yang terpesona akan ketampanannya. Namun Rendi sudah memiliki kekasih, yaitu Lisna. Perempuan yang sangat ia cintai. Akan tetapi kedua orangtua Lisna tidak menyetujui hubungan mereka lantaran sat itu Rendi tidak memiliki pekerjaan tetap. Suatu hari Rendi ditawari pekerjaan untuk menjadi gigolo oleh tantenya sendiri. Maka dari itu Rendi bersedia demi bisa membuktikan kepada kedua orangtua Lisna. Lantas apakah yang akan terjadi dengan Rendi? Alangkah dia benar-benar menikahi pujaan hatinya? Simak dan ikuti kisahnya.
Kathleen didiagnosis menderita kanker hati dan membutuhkan transplantasi. Betapa terkejutnya saat mengetahui bahwa suaminya yang hidup bersama selama lima tahun, Joshua, tidak hanya berencana memberikan hatinya kepada orang lain, tetapi juga memiliki seorang wanita simpanan dan anak di luar nikah. Mengetahui kebenaran itu, hati Kathleen hancur lebur. Dia menyadari bahwa tidak mungkin mempertahankan seorang pria yang telah mengkhianatinya, tetapi dia bertekad untuk mendapatkan kembali hati yang telah dijanjikan sebagai donor yang cocok. Kathleen menghubungi suaminya yang sudah lima tahun tidak dihubunginya. "Aku akan pergi ke Jaxperton, sebuah kota di luar negeri, untuk operasi. Jemput aku dalam tiga hari." Namun setelah dia pergi, Joshua menjadi putus asa.
Natalia dulu mengira dia bisa meluluhkan hati Kenzo yang dingin, tetapi dia salah besar. Ketika akhirnya memutuskan untuk pergi, dia mendapati dirinya hamil. Meski begitu, dia memilih untuk diam-diam meninggalkan dunia pria itu, yang mendorong Kenzo untuk mengerahkan semua sumber dayanya dan memperluas bisnisnya ke skala global-semua itu dilakukannya demi menemukannya. Namun, tidak ada jejak Natalia. Kenzo perlahan-lahan berubah menjadi gila, menjungkirbalikkan kota dan membuat kekacauan. Natalia akhirnya muncul kembali bertahun-tahun kemudian, dengan kekayaan dan kekuasaannya sendiri, hanya untuk mendapati dirinya terjerat dengan Kenzo sekali lagi.
Ketika Sienna mencapai puncak kesuksesannya, Julian tetap menjadi anak yang terlupakan dalam keluarganya, yang diam-diam mencuri ciuman pertamanya di balik gelapnya malam. Saat Sienna melalui masa-masa tersulit dalam hidupnya, Julian kembali ke rumahnya, meninggalkan segalanya, hanya untuk menyaksikan air mata Sienna ketika dia dengan enggan menerima lamaran pria lain. Ketika Sienna sangat membutuhkan Julian, dia telah mencapai posisi kekuasaan dan menjadi pilar dukungan terkuat bagi Sienna. "Nikah sama aku!" Tak ada satu pun di dunia yang bisa mencintai Sienna sedalam Julian.
© 2018-now Bakisah
TOP