/0/13071/coverbig.jpg?v=16952b7e647bb7aca80b09aab596ffc6)
Di tinggal di hari pernikahan, membuat July shock sampai jatuh terbaring di rumah sakit. Namun semua itu tidak berlangsung lama, setelah beberapa hari pulang dari rumah sakit, July mencoba untuk membuang kenangan buruk itudengan Bodyguardnya, David.
PRANG!!
Suara piring yang berjatuhan dari atas meja prasmanan membuat orang di sekitarnya merasa panik dan ketakutan. satu tarikan dari cengkeraman kuat pada taplak meja tersebut nyatanya memang berhasil menjatuhkan apapun yang berada di atasnya.
July Agatha, itu lah namanya. Gadis cantik berumur 22 tahun berbalut gaun berekor panjang berbahan satin brokat, tengah mengamuk di sebuah aula luas yang telah di hiasi dengan dekorasi super mewah. sebuah dekorasi yang hanya atau khusus disediakan untuk orang-orang tertentu saja. Cantik, indah, mempesona seperti rupa July saat ini. namun, tidak dengan hatinya. Hatinya saat ini tengah hancur.
matanya yang merah, tak lagi membuat July peduli dengan sorot mata prihatin dari mereka-mereka. yang ia tahu saat ini, raganya tengah remuk dan hancur.
"Keluar, kalian semua!" Teriakan lantang itu berhasil membubarkan kerumunan yang tengah berbisik dalam umpatan.
Berbondong-bondong, para tamu undangan berhamburan keluar dari aula tersebut. tak terkecuali bagi para wartawan yang semula masih bersikukuh untuk tetap bertahan menyaksikan amukan July. huh! wartawan mana yang akan membiarkan berita besar di hadapannya tertinggal begitu saja? tidak ada.
Kini, gadis berbalut gaun pengantin itu lantas tersungkur memeluk lantai yang kotor. menangis sejadi-jadinya tanpa peduli lagi bagaimana riasan bak seorang bidadari memudarkan senyum cerianya. kecewa, sedih, marah dan malu, tengah bercampur teraduk menjadi satu menghampiri raga ini.
Para wartawan yang semula terus-menerus mengambil kesempatan untuk mengambil gambar, kini sudah mundur menjauh setelah di usir paksa oleh dua pengawal keluarga Jordan. ya, meskipun mereka sempat merekam sebagian kejadian tersebut. Mungkin saja besok berita tentang gagalnya pernikahan ini akan menjadi topik terhangat di seriap stasiun TV
"July." Sentuhan lembut mendarat memberi usapan di atas pundak. "Kemari, sayang." Wanita paruh baya yang di sebut Ibu lantas merangkul pundak yang tengah bergetar hebat.
July tetap menangis. memeluk lututnya rapat-rapat. menyembunyikan betapa kacau dirinya saat ini.
"Kenapa harus begini?" bersuara tanpa terlihat wajahnya. July masih setia memeluk kedua lutut yang tertutup rapat oleh gaunnya yang basah terkena air mata.
"Tenang sayang ...." hanya bisa berkata demikian karena tak tahu harus bagaimana.
Bagi seorang ibu, melihat anaknya hancur tentu saja akan ikut merasakan kehancurannya.
Di ruangan yang terlihat seperti sebuah kapal pecah yang telah di hancurkan sang perompak ini, kini hanya menyisakan Ayah, Ibu dan sebagian para pelayan dan pengawal. Mereka tentu tak bisa berbuat apa-apa selain mengusap dada dan ikut merasa iba dalam kesedihan yang sedang di rasakan Nona Mudanya saat ini.
Jordan yang berstatus sebagai Ayah dari July hanya bisa memandang wajah sang istri yang tengah memeluk July dengan erat.
Tesa (istri) berkedip beberapa kali pada sang suami meminta untuk mendekat. meminta bantuan supaya July mau beranjak dari posisinya saat ini.
"Kenapa ini terjadi, Tuhan. kenapa?" July mendongak sesaat. memandang langit-langit seolah sedang mengadu pada sang pencipta takdir. menelungkup lagi, tangis itu terdengar. "Kenapa?"
"July sayang...." Jordan ikut bersimpuh. jongkok di hadapan July -memberi usapan lembut di atas lutut yang tertutup gaun pengantin. "Kita pulang yuk. kita lupakan semua ini."
"Enak saja!" July mendongak. membelakkan mata mengibaskan kedua tangan hingga ayah dan ibunya terjengkang.
"Eh!" pekik para karayawan dan pengawal secara bersamaan. mereka nampak terkejut dengan apa yang di lakukan July.
Seorang pria dengan postur tubuh yang tinggi tegap dan berisi, sudah membungkuk dan hendak membantu. Namun, telapak tangan Jordan terangkat memberi kode bahwa dirinya baik-baik saja.
David, itu lah nama pria tersebut. Pria berumur 27 tahun yang ditugaskan menjadi pengawal kepercayaan Keluarga Jordan yang baru mulai bekerja sekitar satu bulan yang lalu menggantikan ayahnya yang sudah pensiun. Sosok David yang memiliki tubuh seorang tentara, tentu sangatlah cocok di jadikan sebagai pengawal bos besar seperti Jordan.
Bukan hanya David yang bertugas mengawal di keluarga Jordan, tapi ada Dion yang notabenya adalah ponakan dari Tesa.
Kembali pada topik utama, kini July sudah berdiri tegak. mengusap kasar wajahnya yang basah, kemudian Juli berlenggak mendekati pecahan piring yang berserakan. ekor gaunnya terlarak kasar mengikuti langkahnya yang semakin dekat dengan hal yang bisa membuat July celaka.
"Juli! apa yang kau lakukan!" teriak Tesa dengan kedua tangan menjulur mencoba meraih tubuh Juli. sayangnya July langsung mundur.
"July sayang ... kumohon, jangan lakukan itu." Perlahan Jordan mendekat. mencoba meraih lengan July supaya urung untuk mengambil pecahan piring tersebut.
Sayangnya, kini pecahan piring tersebut sudah berada di genggaman tangan July. menyeringai tanpa rasa takut, bahkan kini Juli sudah mendaratkan pecahan piring itu di atas pergelangan tangan bagian dalam.
"Juli!" Teriak Tesa. Tak berani mendekat, lantas Tesa hanya bisa menangis sambil mengguncang lengan sang suami. "Lakukan sesuatu."
"Hei kalian! kenapa diam saja!" Tesa berteriak membentak para pengawalnya yang sedari tadi hanya melongo. Bukan begitu sebenarnya, mereka hanya tak tahu harus berbuat apa. begitu juga dengan David.
Tak ada yang berani mendekat, David mencoba maju. "Nona, ku mohon jangan lakukan hal bodoh." terus maju berharap bisa menggapai benda yang di pegang July tanpa melukai siapaun.
"Mundur!!" perintah July dengan mata melotot di kelilingi sisa air mata. "Jangan berani mendekat." July menekan benda tajam itu hingga membuat semua menjerit bersamaan.
David mundur. mengerjap-kerjapkan mata, meminta Dion untuk membantu berdiri sigap dan waspada. sepertinya David punya rencana.
"July, ibu mohon. jangan lakukan itu." Tesa sudah menangis sesenggukan. mengguncang lengan suaminya, Tesa menatap iba.
Memang apa yang bisa dilakukan Jordan? tidak ada. jika mendekat, takutnya malah semakin cepat gerak July untuk melukai tangan.
Masih mengatur napas yang berderu cepat. dengan beling masih mendarat di atas pergelangan tangan, tanpa July sadari seseorang tengah berdiri di belakangnya. David berkedip bemberi kode dengan isyarat gerak tangan -meminta supaya Jordan mengalihkan sedikit pandangan Juli. mengulur waktu lebih tepatnya.
"Juli sayang ... lepaskan ya. Kalau kau terluka bagaimana?" mencoba membujuk sebisa mungkin supaya David segera melancarkan aksinya.
"Iya sayang." Tesa mengimbuhi.
"Tidak!"
Teriakan itu membuat Tesa refleks mendesis menahan nyilu dan takut. apalagi ketika sedikit goresan berhasil mengeluarkan darah dari balik kulit mulut itu. sontak Santi langsung berteriak histeris.
Plak!
Sebelum goresan itu semakin dalam, tampikan cepat yang di lakukan David berhasil membuat beling itu lepas dari tangan July.
Bugh!
Tubuh berbalut gaun pengantin itu ambruk tak lama setelah tetesan demi tetesan berjatuhan menyentuh lantai. Juli tersungkur jatuh begitu saja tak sadarkan diri.
"July!!!" teriakan bersamaan keluar dari mulut Jordan dan Tesa.
Menghambur menghampiri tubuh tersungkur itu, Jordan lantas membalik tubuh July. meletakkan kepala di atas pangkuan, Jordan lantas berteriak. "Siapkan mobil, cepat!"
Bergegas, David dan satu temannya yang bernama Dion berlari keluar menyiapkan mobil.
Kemungkinan bukan dari luka goresan itu yang menyebabkan July tak sadarkan diri. akan tetapi, bisa jadi karena syok menghadapi apa yang tengah terjadi saat ini.
Sebuah pernikahan termewah yang belum pernah terjadi sebelumya, kini harus berakhir dengan sebuah malapetaka di mana sang mempelai pria tidak hadir dan justru menghilang bersama selingkuhannya.
Bagaimana July bisa tahu? karena pria brengsek itu yang menghubungi July melalui pesan singkat. sungguh sangat keterlaluan! bahkan, perlu diketahui, ponsel berisi pesan tersebut sudah raib entah menghilang kemana sesaat sebelum July mulai mengamuk.
Tinggal satu rumah dengan seorang madu tidaklah membuat Rumi nyaman, walaupun suaminya bilang bahwa dia tidak mencintai wanita lain selain Rumi dan terpaksa menikah atas permintaan Rumi, apakah Rumi tidak boleh merasa khawatir dan was-was? Apalagi kalau madunya adalah Salwa, adik tirinya yang sangat Rumi tahu seorang wanita yang licik. "Sudahlah Mas, akui saja. Sebenarnya Mas suka 'kan sama aku?" "Mas, apa benar Mas sudah mencintai Salwa?" "Maaf rumi, Mas tidak tahu kapan cinta itu datang. Tapi Mas tidak bisa berbohong, Mas sudah jatuh cinta pada Salwa." Dan pengakuan itulah yang membuat tubuh Rumi melemas, dadanya sesak, lidahnya kelu dan seketika air matanya luruh. Arumi nasha, wanita yang harus tinggal satu rumah dengan Salwa. Istri kedua dari suaminya yang tak lain adalah adik tiri Rumi.
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
Aku bingung dengan situasi yang menimpaku saat ini, Dimana kakak iparku mengekangku layaknya seorang kekasih. Bahkan perhatian yang diberikan padaku-pun jauh melebihi perhatiannya pada istrinya. Ternyata dibalik itu semua, ada sebuah misteri yang aku sendiri bingung harus mempercayai atau tidak.
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.