Kisah tentang Bone si manusia ular yang mencintai Abigail si manusia normal. Bone dibesarkan oleh seorang dukun sakti. Dapatkan cinta keduanya dipersatukan?
Kisah tentang Bone si manusia ular yang mencintai Abigail si manusia normal. Bone dibesarkan oleh seorang dukun sakti. Dapatkan cinta keduanya dipersatukan?
Bab 1
"Sudah enam dukun kudatangi, tapi sama saja ...."
Wanita berambut pirang menghela napas kasar. Nampak seakan putus asa.
"Sampai saat ini dia masih sehat. Paling sakit sebentar setelah itu sembuh lagi," keluhnya kemudian.
Di hadapannya, lelaki tua berpakaian serba hitam mendengar dengan saksama.
Keduanya duduk bersila di atas tikar. Sementara kemenyan masih tercium dari dulang aluminium yang baranya hampir padam.
"Apa yang kau inginkan darinya?" tanya si lelaki, mengelus janggut panjangnya. Ia menambah dua potong kemenyan ke atas dulang dan asap kembali menebal.
"Kematian!" tegas wanita yang diketahui bernama Lastri.
Sejenak menerawang, pria itu berujar datar, "Baiklah, sesuai keinginanmu."
Mulut si pria tua mulai misuh-misuh, merapal mantra. Ia juga menebas asap kemenyan menggunakan kedua belah tangan. Mengerah tenaga dalam dari tubuhnya yang ringkih.
Lastri membatuk oleh asap yang mengepul ke arahnya. Ia menunduk, berusaha mengikat rambut yang tergerai.
Saat mengangkat wajah, pandangan kami bertemu. Lastri setengah terkejut, mendapatiku mengintip dari balik tirai.
"Bone, sini kauu!" panggil si lelaki tua yang adalah Bapakku. "Cepat kau bantu Non Lastri!"
Kusingkap tirai pintu lalu melangkah ke ruang tamu, tempat biasa Bapak melayani pasien kami.
Lastri menghujaniku dengan tatapan jijik. Mulutnya menahan mual kala menyaksi kaki dekilku yang penuh luka. Tanpa alas kaki.
Aku duduk di tikar yang sama tapi menjaga jarak cukup jauh dari Lastri. Baru melihat kakiku dia sudah geli, apalagi nanti saat aku berganti wujud.
"Mana foto dan alamat musuhmu itu?" Bapak meminta.
Lastri segera membuka tas, mengambil dompet lalu mengeluarkan selembar foto yang di belakangnya dituliskan sebuah alamat.
Menyerahkan foto pada Bapak, ia lantas mengeluarkan segepok uang berjumlah lima puluh juta.
"Untuk apa?" Bapak bereaksi.
"Ini sebagai deposit, jika dia beneran mati akan kutambah lima puluh juta lagi."
"Tahan dulu. Jangan samakan saya dengan dukun lain. Saya hanya dibayar ketika pekerjaan beres!"
"Jadi aku harus apa sekarang?" tanya Lastri usai mengembalikan uang ke dalam tas.
"Cukup menunggu beberapa jam di sini. Saya akan mengirim santet melalui Bone," jelas Ayah.
Tatapan Lastri berpindah padaku. Dahinya mengerut, kelihatan sekali kalau dia khawatir.
"Bone ini siapa?" Ia bertanya. "Mohon jangan bertamu ke rumah wanita itu, nanti dicurigai. Aku takut ketahuan menyantet," imbuhnya kemudian.
"Bone ini anak saya," jawab Bapak sembari tertawa. "Kemampuan kami tak perlu diragukan karena Bone akan berangkat dengan badan lain."
Lastri mengesot mundur dengan wajahnya ketakutan. Mungkin ia berpikir bahwa metode perdukunan kami kelewat seram.
"Badan lain? Aku tak paham." Lastri berujar bingung.
Belum sempat Bapak menjawab, aku langsung berubah wujud di hadapan mereka. Biar makin jelas seperti apa badan lain yang dimaksud.
"Aaaaa!!" Lastri berteriak ketakutan. Menutup wajah dengan tas, ia mengesot mundur makin jauh ke ujung tikar.
Aku merayap ke tengah tikar di mana Bapak meletakkan foto target. Kudengar Lastri masih memekik ketakutan dan Bapak berusaha menenangkan. Mengatakan bahwa aku sama sekali tak berbahaya.
Itu bohong!
Kutatap foto si target dalam cetakan warna berukuran 4×6 cm. Lumayan cantik. Pantas saja Lastri iri hati dan nekat menyantet.
"Cepat berangkat, Bone!" Bapak mengelus sisik kepalaku mengunakan telunjuknya.
"Hati-hatilah, luka di ekormu belum sembuh betul," pesannya lagi.
Aku memutar ke kiri lalu merayap ke luar pintu.
***
Beberapa saat kemudian, aku tiba di hutan kecil yang dilewati aliran sungai.
Tiga ekor ular asyik melengkor di sela akar pohon beringin. Mereka kabur saat melihatku. Begitu juga dengan kawanan kambing yang digiring seorang petani. Lari terbirit-birit membuat si petani terheran-heran.
Binatang memang tak punya nurani. Namun dianugerahi kepekaan melebihi manusia. Sedangkan manusia yang punya nurani, memilih bersikap macam binatang.
Kepekaan itulah yang membuat mereka sadar akan keberadaanku sebagai binatang jadi-jadian.
Dari hutan aku lantas menghilang, lalu tiba di alamat tujuan.
Sebuah salon mewah di area ruko berlantai merah bata. Salon dwi fungsi di mana lantai satu sebagai tempat usaha dan lantai dua dijadikan hunian.
Ia mempekerjakan belasan pegawai wanita di dalamnya. Mereka tidak jelek. Kelihatan terawat sempurna dari wajah nan bening dan rambut berurai sehat.
Ada yang sibuk mewarnai rambut pelanggan. Melayani facial wajah, hingga sulam alis. Sungguh aku benci wanita pesolek. Kebanyakan wajah mereka saja yang cantik, tapi hati tidak.
Menit lamanya aku mengamati dari balik pot bunga di depan salon. Mencari tahu di mana letak kelemahan hingga dukun lain tak berhasil menghancurkannya.
Dia duduk di balik meja kasir, sibuk menerima pembayaran dari pelanggan yang hendak pulang.
"Terima kasih, Mbak Nanda. Kuku saya jadi bagus," ujar seorang pengunjung memamerkan jemarinya. Ia berlalu pergi usai berbasa-basi sebentar.
Sebelum pintu kacanya tertutup lagi, aku buru-buru menyelinap masuk. Bersembunyi di bawah meja kasir tempat Nanda duduk.
Nanda memang kuat. Terasa dari hawa mistis di salonnya.
Di pintu masuk ia menempatkan dua tuyul yang bertugas menarik pelanggan agar ramai. Biar tuyulnya betah, tembok dicat warna-warni dan diberi pernak-pernik lucu.
Di area facial & massage, empat genderuwo ditugasi menggodai pelanggan. Menghembuskan hawa penuh gairah sensualitas. Sehingga pelanggan menjadi kecanduan merawat diri di salon Nanda.
Aku merayap menuju sisi tengah salon. Makhluk besar setinggi lima meter berjaga di situ. Berbadan kuda tapi berkepala manusia. Sejenis jin yang telah berumur ribuan tahun.
Ia bertugas menghempaskan serangan gaib dari musuh Nanda. Sebagai balasan, Nanda dikawini olehnya. Menghasilkan Anak-anak gaib hasil perkawinan silang dua dunia. Berkaki kuda, berkepala manusia, mereka asyik bermain. Berlarian ke sana ke mari. Tapal kaki mereka hampir menginjak badanku.
Pantas saja Lastri tak berhasil merenggut nyawa Nanda.
Nanda tidak mempan jika disantet hanya dengan sihir boneka atau mengutus jin biasa. Ia harus dihadapi langsung seperti saat ini.
Setelah memahami situasi, aku lalu menyusun siasat.
Sebab sehebat apapun ilmu hitam sesedukun, jika menyerang tanpa perhitungan maka bohong hasilnya.
Keluarganya terlilit hutang, Yayuk terpaksa mendatangi Bi Zaenab yakni agen perekrut Asisten Rumah Tangga di dusunnya. Bi Zaenab lalu mengarahkan untuk bekerja pada keluarga Waluyo -- suatu keluarga bangsawan yang menangani proyek-proyek besar di negeri ini. Namun hanya wanita dengan Weton Sabtu Kliwon dan Rabu Pahing yang diterima. Yayuk yang kebetulan berweton Sabtu Kliwon akhirnya diterima dan diantar ke kediaman keluarga Waluyo. Di sanalah Yayuk mengetahui bahwa dirinya dipersiapkan bukan sebagai ART melainkan eksekutor santet yang dijalankan keluarga Waluyo. Mampukah Yayuk bertahan hidup?
Anang Syah tak pernah menyangka baru pertama kali mendaki gunung, ia langsung tersesat ke dimensi lain yaitu di negara gaib Sarandjana. Bagaimana petualangan Anang di negara gaib Sarandjana? Dapatkah ia kembali ke dunia nyata?
Selama sepuluh tahun, aku diam-diam mencintai waliku, Bima Wijaya. Setelah keluargaku hancur, dia membawaku masuk dan membesarkanku. Dia adalah seluruh duniaku. Pada hari ulang tahunku yang kedelapan belas, aku mengumpulkan semua keberanianku untuk menyatakan cintaku padanya. Tapi reaksinya adalah kemarahan yang belum pernah kulihat sebelumnya. Dia menyapu kue ulang tahunku ke lantai dan meraung, "Kamu sudah gila? Aku ini WALImu!" Dia kemudian tanpa ampun merobek lukisan yang telah kukerjakan selama setahun—pengakuanku—menjadi serpihan. Hanya beberapa hari kemudian, dia membawa pulang tunangannya, Clara. Pria yang telah berjanji untuk menungguku dewasa, yang memanggilku bintangnya yang paling terang, telah lenyap. Satu dekade cintaku yang putus asa dan membara hanya berhasil membakar diriku sendiri. Orang yang seharusnya melindungiku telah menjadi orang yang paling menyakitiku. Aku menatap surat penerimaan dari Universitas Indonesia di tanganku. Aku harus pergi. Aku harus mencabutnya dari hatiku, tidak peduli betapa sakitnya. Kuambil telepon dan menekan nomor ayahku. "Ayah," kataku, suaraku serak, "Aku sudah memutuskan. Aku ingin ikut dengan Ayah di Jakarta."
Neneng tiba-tiba duduk di kursi sofa dan menyingkapkan roknya, dia lalu membuka lebar ke dua pahanya. Terlihat celana dalamnya yang putih. “Lihat Om sini, yang deket.” Suradi mendekat dan membungkuk. “Gemes ga Om?” Suradi mengangguk. “Sekarang kalo udah gemes, pengen apa?” “Pengen… pengen… ngejilatin. Boleh ga?” “Engga boleh. Harus di kamar.” Kata Neneng terkikik. Neneng pergi ke kamar diikuti Suradi. Dia melepaskan rok dan celana dalamnya sekaligus. Dia lalu berbaring di ranjang dan membentangkan ke dua pahanya.
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
BACAAN KHSUSU DEWASA (21++) Namaku Pras. Umurku delapan belas. Dan aku suka wanita yang usianya dua kali lipat dariku. Mereka elegan, tenang, berpengalaman... dan jauh dari drama anak sekolah. Aku pikir ini hanya fase. Ternyata aku ketagihan. Tapi hidup nggak segampang fantasi. Ketika rasa suka berubah jadi candu, dan kenyataan tidak seindah khayalan, aku mulai bertanya-apa aku hanya mencari pelarian, atau... sesuatu yang selama ini tidak pernah aku dapatkan dari rumah? "Ketagihan STW" adalah cerita tentang nafsu, kehilangan, dan pertumbuhan-diceritakan dari sudut pandang remaja yang terlalu cepat dewasa.
© 2018-now Bakisah
TOP
GOOGLE PLAY