/0/13434/coverbig.jpg?v=97b2da05957caa65ca7c446cbcecb573)
Seorang laki-laki berkumis tipis yang masuk ke sebuah sekolah perguruan tinggi dengan alasan ingin mencari sahabat semasa kecilnya. Namun, bukannya menemukan sahabat kecilnya yang ia cari, laki-laki itu malah menemukan seorang gadis berambut sebahu yang awalnya ia pikir gadis itu agak aneh. Secuek apapun Rasen, gadis itu tetap mendekatinya sehingga pada akhirnya ia menyerah dan mencoba untuk membiarkan gadis itu dekat dengannya. Sampai akhirnya mereka bersahabat dan tidak terpisahkan. Hingga pada suatu hari ada sesosok hantu wanita yang mengaku pada Rasen kalau dirinya adalah sahabat kecil yang selama ini Rasen cari. Hal itu mampu membuat sikap Rasen berubah sedikit demi sedikit pada Eleena. Apakah Eleena bisa membuat Rasen bersikap seperti sebelumnya? Atau malah sosok hantu wanita yang selalu membuntuti Rasen yang akan menang membawa Rasen lebih jauh dari Eleena? Satu pertanyaan Rasen yang ingin ia cari tahu jawabannya, apakah sosok hantu perempuan tersebut benar-benar sahabat masa kecilnya yang selama ini ia cari?
Bandung, 17 Juli 2018
Sore itu Rasen baru saja mengurusi sisa-sisa registrasi pendaftaran dirinya di salah satu universitas swasta di kota tempat ia tinggal. Rasendriya Abimanyu Sakheel. Dia baru saja keluar dari gedung dan berniat langsung pergi ke parkiran untuk segera pulang kembali ke rumah bertemu anak-anak bulu kesayangannya. Beberapa saat yang lalu, dia sudah mengelilingi kampus barunya itu.
Sesampainya di parkiran dia segera memakai helmnya sambil melihat-lihat ke arah gedung kampus itu. Dia teringat akan janji yang pernah ia buat dengan sahabat masa kecilnya, bahwa kelak saat besar nanti mereka akan berkuliah di universitas ini bersama seperti ayah sahabat kecilnya itu. Entahlah, Rasen hanya ingin mengikuti kemanapun sahabatnya itu pergi.
Sayangnya, sahabatnya itu pindah ke luar kota saat mereka masih kelas 4 SD. Dan mereka berjanji untuk bertemu lagi di kampus ini saat besar nanti.
Rasen tidak sengaja memandang ke arah rooftop gedung tersebut dan dia melihat seorang gadis berdiri di pinggir pembatas membelakanginya. Rasen terkejut, ia langsung berpikir sepertinya gadis itu mau bunuh diri. Dia melihat sekitar dan hanya melihat beberapa orang di sekitarnya yang tidak menyadari ada seorang gadis yang sepertinya mau bunuh diri.
Tanpa banyak berpikir, Rasen segera melepas helmnya lagi dan dengan panik segera berlari masuk lagi ke gedung itu untuk menghentikan gadis yang ia lihat.
Orang-orang yang ada disekitarnya sedikit heran dan tertarik melihat Rasen berlari dengan panik.
Karena sepertinya tidak memungkinkan menunggu lift turun, Rasen berinisiatif melewati tangga darurat. Rasen berlari sesegera mungkin takut-takut gadis yang ia lihat itu sudah lompat sebelum ia sampai.
Rasen tidak berfikir mengapa orang-orang di kampus itu tidak ada yang menyadari apa yang ia lihat, semua tampak tenang dan hanya sedikit heran melihat Rasen yang begitu panik berlari melewati mereka dan berlalu menaiki tangga darurat.
Tidak disadari Rasen sudah sampai di lantai delapan, satu lantai lagi ia sampai di rooftop. Ia sedikit terengah, dan akhirnya sampai di lantai sembilan. Matanya menatap sekeliling mencari sosok yang tadi ia lihat sebelumnya.
"Tidak ada," batin Rasen dalam hati.
Rasen berlari ke pinggir pembatas, melihat ke arah bawah takut gadis itu sudah terjun sebelum ia datang tapi nihil, gadis itu benar-benar tidak ada. Sedikit bingung dan kesal, Rasen berbalik berniat turun.
"Itu dia," batinnya. Rasen melihat gadis itu membelakanginya, dia berjalan ke arah tangga sepertinya akan turun. "Hei tunggu!" Rasen sedikit geram, ia mendatangi gadis yang ia lihat tadi. Gadis itu hendak turun lewat tangga tapi Rasen mencekal pergelangan tangan kanannya. "Dingin," batin Rasen.
Gadis itu menoleh, Rasen sangat terkejut sampai ia mundur kebelakang kala melihat wajah gadis itu. Genggaman tangannya pun segera ia lepas. Wajahnya putih pucat, banyak goresan luka di wajahnya, menatap Rasen dengan bola mata yang putih. Rasen melihat itu dengan sangat jelas.
Memang pada dasarnya sudah biasa Rasen melihat hal seperti ini. Tapi di sore itu Rasen benar-benar tidak menyangka kalau dia akan bertemu sosok yang berbeda dengannya. Hantu. Ya, dari kecil Rasen memang peka terhadap makhluk-makhluk seperti itu.
"Kamu bisa lihat aku?" tanya sosok itu sama terkejutnya dengan Rasen. Rasen yang masih sedikit terkejut ia bergeming lalu mundur lagi beberapa langkah.
"Tolong ...," ucap sosok itu lirih sambil mulai mendekati Rasen.
"Jangan mendekat, cepat pergi!" usir Rasen sedikit gemetar. Rasen ingin segera turun dari sana dan segera pulang. Tapi jalannya terhalang oleh sosok hantu gadis itu. Rasen memejamkan matanya lalu melafalkan ayat-ayat suci di dalam hati dengan sedikit rasa takut yang masih tersisa.
Beberapa saat Rasen berdoa, ia mencoba membuka matanya dan melihat ternyata sosok itu sudah hilang. Rasen lebih tenang sekarang, dia lalu segera turun melewati lift karena ia masih gemetar bila harus lewat tangga lagi.
"Sial, niat mau nolongin orang malah ketemu setan," batin Rasen. Ia menyandarkan kepalanya ke belakang, mencoba tenang tapi tidak bisa. Ia harus segera pergi dari sini. Pintu lift terbuka menandakan ia sudah sampai di lantai bawah, Rasen buru-buru keluar dari lift dan tidak sengaja langsung saja dia menabrak seseorang yang kebetulan sedang lewat di depan lift.
"Awwww," pekik nyaring dari seseorang yang baru saja Rasen tabrak. Seorang gadis, dia hampir saja terjatuh karena tabrakan Rasen yang sangat keras.
"Maaf-maaf, saya gak liat," ujar Rasen salah tingkah.
"Lagian ngapain sih rusuh amat, kaya abis liat setan aja!" seru si gadis berambut sebahu tersebut.
"Ya emang," batin Rasen. Rasen hanya memperhatikan gadis itu mengambil beberapa berkas miliknya yang terjatuh tanpa ada niat membantunya.
"Untung ganteng," ujar gadis itu terang-terangan sambil berlalu meninggalkan Rasen yang bingung, langkah yang benar seharusnya tadi ia membantu gadis itu. Rasen bingung apa yang harus dilakukan. Rasen pun pergi dari sana tanpa menyadari masih ada sosok gadis dengan berdarah-darah, wajah penuh sayatan yang mengikutinya di belakang.
***
Eleena tidak bisa menahan degup jantungnya setelah ditabrak oleh seorang pria tampan nan jangkung yang dia temui tadi di depan lift. Eleena Lavanya Zavier nama gadis cantik itu, dengan tubuh tinggi, kulit putih mulus, hidung yang tidak terlalu mancung tetapi membuat kesan manis dan rambut sebahunya tanpa poni. Sepertinya Eleena akan menjadi salah satu primadona di kampus itu.
Eleena baru saja menyelesaikan registrasi pendaftarannya yang sangat terlambat. Untung saja ada orang dalam yang membantunya masuk. Saat ini ia sedang terduduk di bangku taman karena merasa sangat excited setelah ditabrak pria tadi.
"Chaa gila! Tadi gue ketemu laki-laki ganteng banget. Lo pasti bakal sepemikiran sama gue. Kayanya gue jatuh cinta pada pandangan pertama deh!" Eleena terus mengoceh sembari menatap selembar foto yang dia pegang.
Itu adalah foto bersama almarhum sahabatnya, mereka sudah bersahabat lama sejak SMP sampai sekarang dia masuk ke perguruan tinggi. Tapi sayang sahabatnya itu baru saja meninggal beberapa bulan yang lalu. Di foto itu tentu saja selain ada Eleena, terdapat juga seorang gadis berambut hitam panjang dan berponi dengan senyum cerah menatap kamera.
"Achaa, gue kangen deh .... Kalau aja lo masih ada," ucapnya sambil tersenyum getir mengingat masa-masa menyenangkan dengan sahabatnya. Tapi dia tersadar lalu menggeleng-gelengkan kepalanya. Tidak, dia tidak boleh seperti itu terus-menerus. Dia harus benar-benar ikhlas menerima kenyataannya. Kenyataan bahwa satu-satunya sahabat terbaiknya itu pergi meninggalkannya tanpa bisa kembali.
"Gue belum bisa nyusul lo Cha, maaf ya gue belum bisa nemenin lo di sana. Gue di sini cuma bisa berusaha yang terbaik buat hidup gue kedepannya walaupun tanpa lo. Dan yang pasti gue cuma bisa doain yang terbaik buat lo di sana. Lo orang baik Cha, lo pasti dapet tempat terbaik di sisi-Nya. Lo tau 'kan gue sayang banget sama lo. Maafin gue juga karena belum bisa nemuin pergelangan tangan lo yan hilang, gue sendiri bingung harus cari kemana. Tapi gue bakal lebih berusaha buat lo."
Tanpa gadis itu ketahui sahabatnya tidak sebaik yang ia kira.
Mata gadis itu berkaca-kaca, ingin sekali menangis. Tapi ia tidak boleh lemah lagi karena sejak sahabatnya ditemukan meninggal, dia tidak punya lagi penguat. Dia harus kuat walaupun sekarang dia hanya sendirian.
"Cha, gue udah daftar ke kampus yang lo pengen banget masuk karena ayah lo alumni kampus sini. Gue baru selesain beberapa urusannya tadi. Gue ijin kuliah di sini ya." Eleena berdiri dari duduknya, dia beranjak pergi dari sana. Dia harus segera pulang sebelum matahari tenggelam dan digantikan oleh bulan.
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.
Novel Cinta dan Gairah 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, CEO, kuli bangunan, manager, para suami dan lain-lain .Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
Evelyn, yang dulunya seorang pewaris yang dimanja, tiba-tiba kehilangan segalanya ketika putri asli menjebaknya, tunangannya mengejeknya, dan orang tua angkatnya mengusirnya. Mereka semua ingin melihatnya jatuh. Namun, Evelyn mengungkap jati dirinya yang sebenarnya: pewaris kekayaan yang sangat besar, peretas terkenal, desainer perhiasan papan atas, penulis rahasia, dan dokter berbakat. Ngeri dengan kebangkitannya yang gemilang, orang tua angkatnya menuntut setengah dari kekayaan barunya. Elena mengungkap kekejaman mereka dan menolak. Mantannya memohon kesempatan kedua, tetapi dia mengejek, "Apakah menurutmu kamu pantas mendapatkannya?" Kemudian seorang tokoh besar yang berkuasa melamar dengan lembut, "Menikahlah denganku?"