/0/13646/coverbig.jpg?v=03dc95ad8009ecbca5838b8e557b2d8f)
Cinta yang tak berlogika, begitulah yang dialami Leonora Cheryl yang menyukai Gavin, suami dari tantenya sendiri, Diandra. Hubungan yang kian dekat karena tinggal dalam satu rumah, akhirnya membuat keduanya hanyut dalam hubungan terlarang.
Cinta yang tak berlogika, begitulah yang dialami Leonora Cheryl yang menyukai Gavin, suami dari tantenya sendiri, Diandra. Hubungan yang kian dekat karena tinggal dalam satu rumah, akhirnya membuat keduanya hanyut dalam hubungan terlarang.
Rintik hujan akhirnya turun dari gelapnya langit malam, diiringi kilat yang menyambar dan suara petir yang menggelegar. Angin pun ikut berhembus, hingga dinginnya terasa begitu menusuk ke dalam kalbu.
Seorang wanita muda tampak memandang pemandangan di luar jendela kamarnya, memandang cuaca kelam, sekelam perasaan yang dia rasakan saat ini. Leonora Cheryl, 18 tahun. Seorang wanita muda yang baru saja menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas.
Hatinya terasa begitu berkecamuk menahan sebuah rasa dilema saat menanti hari esok, dimana dirinya harus meninggalkan rumah untuk melanjutkan pendidikannya ke ibu kota.
"Hufttt... " Cheryl menghembuskan nafas panjangnya sambil merengkuh dadanya, merasakan sebuah sesak.
Rasa dilema itu memang begitu menyesakkan dadanya. Tak dapat dipungkiri, hatinya terasa begitu campur aduk, bukan hanya karena dia harus berpisah dengan kedua orang tuanya, tapi ada sebuah rasa yang begitu sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Jika boleh memilih, mungkin Cheryl memilih untuk tidak pergi. Namum, itu artinya dia sudah menjadi manusia terbodoh yang ada di dunia saat melepaskan sebuah anugerah yang tidak dimiliki oleh orang lain, terutama teman seusianya.
Ya, Cheryl merupakan seorang gadis yang pintar. Disaat pelajar seusianya harus berusaha dengan keras mengikuti seleksi memasuki perguruan tinggi, hal itu tidak berlaku bagi Cheryl, dia berhasil masuk ke sebuah perguruan tinggi ternama dengan mudah, melalui jalur khusus bagi pelajar berprestasi yang disediakan oleh perguruan tinggi itu.
Tentunya hal tersebut merupakan sebuah pencapaian yang begitu membanggakan, dan membahagiakan, terutama bagi kedua orang tuanya. Namun, hal itu tidak sepenuhnya dirasakan oleh Cheryl.
Logikanya dia memang seharusnya bahagia, masuk ke sebuah universitas tanpa bersusah payah seperti teman-temannya. Tapi bagaimana dengan hatinya? Melanjutkan pendidikannya ke ibu kota itu artinya dia harus tinggal bersama tantenya, Diandra Paramita, seorang model dan artis berusia 28 tahun, dan suaminya Gavin.
Awalnya, Cheryl selalu menolak kemauan kedua orang tuanya untuk tinggal dengan Diandra, tapi kedua orang tuanya terus memaksa dan tidak memperbolehkan Cheryl tinggal sendirian di sebuah kota besar dengan berbagai alasan yang membuat Cheryl tak bisa berkelit, hingga akhirnya dia menerima keputusan orang tuanya untuk tinggal bersama Diandra.
Seharusnya tinggal di rumah mewah dengan Diandra tentu menjadi hal yang menyenangkan, tapi tidak bagi Cheryl karena hal itu merupakan sebuah dilema besar baginya. Tinggal dengan Diandra itu artinya dia harus bertemu dengan Gavin suami dari tantenya.
Arshaka Gavin Dewanata, 30 tahun. Sebuah nama yang sudah menguasai hatinya, sebuah nama yang mungkin bisa disebut sebagai cinta pertamanya ataupun hanya sebatas cinta monyet, Cheryl pun tak tahu. Yang dia tahu hanyalah ada sebuah rasa di dalam hatinya, sebuah getaran yang begitu dahsyat saat melihat Gavin sejak mereka bertemu 6 tahun yang lalu.
Saat itu Cheryl memang masih kecil, dia masih duduk di sekolah menengah pertama, namun apakah sebuah rasa mengenal usia?
"Semesta, mengapa kau sering kali becanda padaku? Apa kau sedang meledekku lewat cuaca ini? Cuaca kelam di malam ini, rasanya seperti kelamnya hatiku. Rasanya bahkan begitu campur aduk, menyesakkan, menyedihkan, tapi tak dapat dipungkiri kalau di dalam hatiku ada sebuah rasa bahagia. Sebuah rasa bahagia yang sebenarnya tidak pantas kurasakan, karena rasa ini sebenarnya sebuah perasaan yang salah."
Cheryl kemudian berjalan ke arah tempat tidurnya, lalu merebahkan tubuhnya, dan mencoba memejamkan matanya, meskipun sulit.
****
Keesokan Harinya...
Jam sudah menunjukkan pukul lima sore, setelah melakukan perjalanan kurang lebih selama lima jam dengan menggunakan kereta api, lalu disambung dengan sebuah taksi, Cheryl akhirnya sampai di sebuah rumah mewah di sebuah komplek perumahan kelas atas di ibu kota.
Seorang satpam, tampak membuka pintu gerbang rumah itu, lalu tersenyum dan menyapanya dengan begitu ramah. Cheryl kemudian masuk ke dalam rumah itu, dan disambut oleh seorang pembantu rumah tangga.
"Non Cheryl? Mari saya antar ke kamar."
"Iya, Bi. Terima kasih," jawab Cheryl.
Baru saja Cheryl melangkahkan kakinya, tiba-tiba terdengar deru suara mobil yang berhenti.
Deg
Jantung Cheryl seakan terhenti. 'Apakah itu Om Gavin?' batin Cheryl. Namun, belum hilang rasa terkejutnya, dan masih berusaha menata hatinya saat bertemu dengan Gavin, tiba-tiba sebuah suara berat terdengar dan mengagetkan lamunan Cheryl.
"Selamat sore Cheryl lama tidak bertemu denganmu?" sapa seorang laki-laki tampan yang kini berdiri tak jauh dari Cheryl.
Meskipun perasaannya terasa begitu campur aduk, Cheryl mencoba untuk tetap terlihat tenang. "Selamat sore, Om Gavin," jawab Cheryl dengan bibir yang sedikit bergetar.
"Kau baru datang Cheryl?"
"Iya Om."
"Kalau begitu beristirahatlah! Bi Asih akan mengantarmu ke kamar."
"Iya, saya permisi ke kamar dulu, Om," jawab Cheryl.
"Iya Cheryl."
Pembantu rumah tangga yang bernama Bi Asih itu lalu mengantarkan Cheryl ke sebuah kamar di lantai dua. Sebuah kamar yang menurut Cheryl sangat luas dan mewah.
Cheryl menatap kamar itu sebentar lalu merengkuh dadanya, merasakan sebuah sesak yang merasuk dan terasa begitu menyayat kalbu. "Ini tentang sebuah rasa, sebuah rasa yang salah. Seharusnya aku tahu batasanku, dan aku menyadari itu, tapi bisakah logika menghakimi kalbu? Salahkah rasa ini yang sudah lama kupendam di dalam kalbu? Salahkan jika bibir ini mengucap sebuah kalimat, Gavin aku cinta padamu," isak Cheryl seraya meneteskan air matanya.
Kiara, dan Arron bercerai saat usia pernikahan mereka hanya dalam hitungan bulan. Sebuah perceraian yang sebenarnya disebabkan oleh fitnah dan konspirasi. Tanpa sepengetahuan Arron, saat mereka bercerai, Kiara sebenarnya sedang mengandung darah dagingnya. Tujuh tahun kemudian, mereka kembali dipertemukan. Namun, saat ini situasinya sudah berbeda. Arron telah menikah, dan Kiara sudah memiliki tunangan. Arron telah menikah dengan wanita yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya, sedangkan Kiara menjalin hubungan dengan seorang laki-laki yang telah menolongnya saat dia mengalami trauma ketika berpisah dengan Arron. Namun, rasa cinta yang masih begitu dalam membuat keduanya tak mampu lagi memendam rasa cinta dan gairah yang begitu menggelora, meskipun harus hanyut dalam hubungan terlarang.
Warning konten pemersatu bangsa area 21+ pilihlah bacaan dengan bijak, tanggung jawab ada pada diri masing2. Penulis hanya berusaha menyajikan bacaan yang ringan dan menghibur. 🙏🏻 Hai saya Aldi 35 tahun yang saat ini bekerja sebagai arsitek dan design consultant. Sebagai persiapan masa pensiun, saya membangun sebuah bangunan kos yang juga sekaligus rumah saya di sebuah lokasi yang sangat bagus. Berisi 30 kamar yang dikhususkan untuk wanita kini semua kamar tersebut sudah penuh oleh penyewa. Saya berhubungan baik dengan semua gadis-gadis penghuni kos, bahkan sangat baik sehingga saya seringkali dengan ikhlas membantu masalah terbesar mereka. Seperti kata petuah jika kau memberi dengan ikhlas maka niscaya kau akan menerima balasannya 10 kali lipat bahkan berlipat-lipat. Mungkin itu yang saya rasakan sejak mereka semua mulai memperhatikan dan memenuhi kebutuhan hidup saya sehari-hari. Termasuk kebutuhan yang tidak bisa saya penuhi sendiri, yaitu kebutuhan di atas ranjang. Ini perjalanan saya, Aldi Reynaldi.
Livia ditinggalkan oleh calon suaminya yang kabur dengan wanita lain. Marah, dia menarik orang asing dan berkata, "Ayo menikah!" Dia bertindak berdasarkan dorongan hati, terlambat menyadari bahwa suami barunya adalah si bajingan terkenal, Kiran. Publik menertawakannya, dan bahkan mantannya yang melarikan diri menawarkan untuk berbaikan. Namun Livia mengejeknya. "Suamiku dan aku saling mencintai!" Semua orang mengira dia sedang berkhayal. Kemudian Kiran terungkap sebagai orang terkaya di dunia.Di depan semua orang, dia berlutut dan mengangkat cincin berlian yang menakjubkan. "Aku menantikan kehidupan kita selamanya, Sayang."
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?
Novel ini berisi kompilasi beberapa cerpen dewasa terdiri dari berbagai pengalaman percintaan penuh gairah dari beberapa karakter yang memiliki latar belakang profesi yan berbeda-beda serta berbagai kejadian yang dialami oleh masing-masing tokoh utama dimana para tokoh utama tersebut memiliki pengalaman bercinta dengan pasangannya yang bisa membikin para pembaca akan terhanyut. Berbagai konflik dan perseteruan juga kan tersaji dengan seru di setiap cerpen yang dimunculkan di beberapa adegan baik yang bersumber dari tokoh protagonis maupun antagonis diharapkan mampu menghibur para pembaca sekalian. Semua cerpen dewasa yang ada pada novel kompilasi cerpen dewasa ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga menambah wawasan kehidupan percintaan diantara insan pecinta dan mungkin saja bisa diambil manfaatnya agar para pembaca bisa mengambil hikmah dari setiap kisah yan ada di dalam novel ini. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
© 2018-now Bakisah
TOP