/0/15260/coverbig.jpg?v=ef91c4c6d8026e87374adf2f6da282a4)
"Sam, please stop it." Perempuan itu bergerak menjauh, mendorong dada bidang Sam yang sejak tadi berusaha mengimpitnya. "Kita tidak seharusnya melakukan hal seperti ini." Nadia berusaha melepaskan diri dari pelukan Sam. Sementara pria tampan bertubuh tegap itu tampak tak terima dengan penolakan Nadia. Dia kembali mendekat. Namun, Nadia segera menahan langkahnya dengan kedua tangan. "Please stay away, Sam. Apa kamu lupa, aku ini calon kakak iparmu."
'Nad, jangan terlalu banyak minum. Don't get too drunk. Stay sober, okay? Call me when you're finish. Aku akan kirim sopir untuk jemput kamu.'
Nadia menatap pesan dari kekasihnya dengan bibir tersenyum. Kesadarannya sudah mulai berkurang setelah menghabiskan segelas coaktail yang ia pesan, padahal dia sudah berjanji pada dirinya sendiri hanya akan memesan orange jus.
Tapi, apa boleh buat. After birthday party salah satu rekan kerjanya di kantor yang diadakan di sebuah kelab ini terlalu meriah untuknya. Meskipun sejak tadi hanya Nadia yang duduk manis tanpa menghiraukan teman-temannya yang sudah turun ke lantai dansa.
Alih-alih mengikuti teman-temannya yang terlihat begitu menikmati pesta malam itu, Nadia lebih memilih untuk menikmati minumannya sendiri. Alhasil, sekarang keadaannya sudah tipsy. Bahkan Nadia tanpa sadar telah memesan gelas keduanya.
Akhir-akhir ini pekerjaannya di kantor sedang menumpuk. Belum lagi desakan Ray untuk segera membawa hubungan mereka ke jenjang pernikahan.
Berkali-kali Ray membujuk Nadia untuk bertemu dengan orang tuanya, tapi gadis itu merasa belum siap.
Nadia bukannya tidak ingin menikah dengan kekasihnya itu. Hanya saja ... ah, entahlah. Keraguan masih menyelimuti hatinya. Apakah dia benar-benar yakin akan menghabiskan seluruh sisa hidupnya dengan pria seperti Ray? Dia belum menemukan jawabannya hingga sekarang.
Setelah kebersamaan mereka hampir lima bulan belakangan ini, Nadia merasa cinta Ray terlalu menyesakkan. Mengimpitnya hingga sulit bergerak.
Dulu, Nadia merasa menjadi gadis paling istimewa dengan perhatian ekstra dan sikap manis Ray padanya. Namun, lama-lama sikap Ray yang posesif membuat Nadia merasa sangat sesak.
Narayan Sadewa adalah seorang dokter yang tampan dan begitu memujanya. Mereka tak sengaja bertemu karna Ray adalah dokter yang merawat Wisnu, ayah Nadia saat sedang sakit hampir setahun yang lalu.
Jemari lentik Nadia belum sempat mengetik pesan balasan untuk Ray, saat tiba-tiba saja perempuan itu merasa sangat mual dan pusing.
Buru-buru Nadia bangkit dari duduk dan berjalan terhuyung menuju toilet. Matanya memejam sesaat untuk menghalau rasa pening di kepalanya. Sekarang, matanya tak bisa melihat dengan jelas. Jalanan di depannya seolah bergerak-gerak, membuatnya sulit fokus dan bertambah pusing. Hingga Nadia harus berpegangan pada dinding demi mencapai toilet yang jaraknya sudah dekat dengannya.
Begitu dia melihat tulisan 'Rest room' di depannya, Nadia segera masuk tanpa memedulikan apapun lagi. Gadis itu berlari ke salah satu bilik yang terbuka dan memuntahkan semua isi perutnya di sana.
Nadia terduduk lemas usai puas mengeluarkan sesuatu yang sejak tadi mengaduk-aduk lambungnya. Setelah mengatur napas dan merasa sedikit lebih baik, Nadia bangkit kemudian keluar dari dalam bilik.
Namun, gadis itu terkejut saat tatapannya terpaku pada seorang pria yang berdiri tegak di hadapannya. Seorang pria dengan kemeja sedikit kusut, yang bagian lengannya sudah tergulung hingga siku.
Pria itu sedang menatapnya tanpa berkedip.
Nadia mengerjap sesaat untuk memastikan penglihatannya. Apakah seseorang yang sedang berdiri dengan tangan terlipat di depan dada itu benar-benar laki-laki? Atau ... semua ini hanya halusinasinya saja?
Bukankah ini toilet untuk perempuan? Bagaimana bisa seorang laki-laki masuk ke dalam toilet wanita?! Dasar laki-laki mesum!
"Sepertinya kamu terlalu banyak minum," ucap lelaki itu sambil melangkah maju mendekati Nadia.
Refleks Nadia beringsut saat menyadari dirinya berada dalam bahaya. Bisa saja lelaki mesum ini ingin melakukan sesuatu yang tidak-tidak padanya. Namun, posisi Nadia terpojok karna punggungnya sudah menempel pada pintu di belakangnya, membuatnya tak bisa bergerak ke mana pun.
"Jangan mendekat! Dasar pria mesum! Ngapain kamu masuk toilet wanita!" teriak Nadia dengan napas terengah. Penglihatannya masih sedikit kabur, bahkan dia tidak bisa melihat dengan jelas wajah si pria.
Tapi, Nadia masih bisa melihat sudut bibir pria itu menyunggingkan senyum saat ia berjalan semakin mendekatinya.
"Stooop!" teriaknya sambil memejamkan mata, dengan kedua tangan ia silangkan di depan dada. Berusaha melindungi dirinya sendiri dari sesuatu yang mungkin akan pria itu lakukan padanya.
"Nad? Kamu lupa sama aku?"
Perlahan Nadia mendongak saat pria itu menyebutkan namanya. Kedua kelopak matanya terbuka dan menyipit hanya untuk memastikan sesuatu.
Apakah dia mengenal sosok pria di hadapannya ini? Sorot mata dan senyumnya tampak tidak asing. Namun, pandangan Nadia yang buram mengaburkan ingatannya. Aarrgh, kepalanya mendadak terasa sangat pusing.
Semakin keras usaha Nadia untuk mengingat, rasa sakit di kepalanya semakin tajam menusuk. Dan semuanya perlahan menjadi buram, kabur, dan ... gelap.
Dan dalam satu kedipan mata, gadis itu ambruk ke dalam pelukan pria di hadapannya.
"Nad? Nadia!" Pria itu berusaha menepuk-nepuk wajah Nadia yang tak bergerak, namun tak ada hasil. Sepertinya gadis itu benar-benar pingsan. "Okay, i'll keep you for a while," lirihnya dengan senyum seringai di sudut bibir.
**
"Mmhhh ...." Nadia mengeram dengan mata tertutup rapat. Tubuhnya berguling kiri kanan, merasakan hawa dingin yang mulai membuatnya tidak nyaman.
Gadis itu hendak menarik selimut tebal dan melanjutkan mimpi indahnya, saat dia mendengar suara dering ponsel yang membuatnya kesal bukan main.
"Mmhh, jam berapa ini?" gumamnya dengan suara serak. Tenggorokannya terasa sangat kering, dan kepalanya juga masih sedikit pusing.
Tunggu dulu!
Nadia mengusap kedua matanya dan memaksa kesadarannya pulih detik itu juga. Gadis itu mengerjap, mengedarkan pandangan dan kemudian mendesah lega saat ia mengenali tempat tidur itu sebagai kamarnya sendiri. Meskipun dia masih belum tau bagaimana caranya dia sampai di apartemen dengan selamat.
Hm, mungkin Ray mengirim sopir untuk mengantarnya. Tapi ... ah, nggak mungkin. Nadia menggeleng pelan. Sepertinya tidak begitu jalan ceritanya.
Ah, entahlah. Gadis itu sama sekali tak bisa mengingat apapun. Bahkan hingga sekarang kepalanya masih terasa pusing.
Suara dering ponsel milik Nadia kembali membuyarkan semua lamunannya. Buru-buru gadis itu bangkit dan turun dari ranjang untuk mengambil ponsel di dalam tas yang tergeletak begitu saja di atas meja riasnya.
"Halo, Wid? Ada apa, sih? Pagi-pagi nelpon," gerutunya sembari menggaruk rambutnya yang sangat berantakan.
"Di apartemen kamu nggak ada jam, ya? Ini udah jam berapa, Oneng?! Kamu lupa hari ini ada acara greeting CEO kita yang baru?!"
"Astaga!" Panik mendengar teriakan rekan kerjanya, Nadia buru-buru menoleh ke arah jam dinding. Dan gadis itu hampir memekik kaget saat jarum jam hampir menunjuk angka tujuh.
Saking paniknya, Nadia segera menutup sambungan telpon dari Widi saat itu juga dan berlari menuju kamar mandi.
Namun, saat dia menarik handle pintu kamar mandi, benda di hadapannya itu tak mau bergerak. Seperti sedang terkunci dari dalam.
Menyadari sesuatu sedang tidak beres, Nadia bergerak mundur. Kepalanya menoleh kiri kanan mencari sesuatu untuk melindungi diri. Siapa tau ada pencuri yang menyelinap masuk ke kamar mandinya.
Tapi, bagaimana bisa?
Nadia baru saja berbalik hendak keluar dari dalam kamar dan menyelamatkan diri, namun pintu kamar mandi di hadapannya tiba-tiba terbuka.
Bagai adegan slow motion di film-film, seorang laki-laki bertelanjang dada dengan handuk yang membelit sebatas pusar keluar dari dalam kamar mandi Nadia.
Seorang pria bertubuh atletis berdada bidang, dan juga perut yang bisa digunakan untuk membilas baju. Bukan hanya itu, dia juga memiliki wajah dengan garis rahang yang tegas, alis tebal dan bola mata hitam kelam yang kini sedang menatap Nadia tanpa berkedip.
Rambut semi ikalnya yang pendek dan sedikit basah disugar dengan sebelah tangan, membuat Nadia menelan ludah dengan susah payah.
Tanpa sadar, perempuan itu sudah menggigit sudut bibirnya sendiri.
Astaga, apa yang sebenarnya ada di pikiran Nadia saat melihat pria setengah telanjang di hadapannya? Bukannya berteriak dan menendang lelaki itu agar pergi, Nadia justru sedang membayangkan hal-hal di luar kendalinya. Sesaat kemudian Nadia menggeleng kuat-kuat, hanya untuk mengusir segala fantasi gila yang ada di dalam benaknya.
Di detik berikutnya, Nadia baru menyadari sesuatu. Bahwa pria yang sedang berdiri di hadapannya ini adalah pria yang paling dia hindari. Seorang pria dari masa lalu yang pernah meninggalkan luka begitu dalam di hatinya.
Pria itu, Samuel Widjaya.
Nama yang entah kenapa begitu pas di sandang oleh laki-laki tampan bertubuh atletis itu. Seorang lelaki yang pernah menyentuh inti jantungnya, dan meremukkannya detik itu juga tanpa ampun.
"Sam?"
**
Sejak kecil, Merryana Santoso yang seorang anak tunggal terlalu bergantung pada Benedict Ivander. Laki-laki sok jagoan yang selalu ingin melindungi Mer. Meskipun sok jagoan dan kadang menyebalkan, tapi Ben adalah orang yang tidak pernah meninggalkan Mer dalam keadaan apa pun. Ben selalu ada. Hingga saat Ravelino Bagaskara tidak datang di hari pernikahannya dengan Mer, Ben dengan jiwa heroiknya tiba-tiba menawarkan diri untuk menjadi pengganti mempelai pria. Mampukah mereka berdua mempertahankan biduk rumah tangga, di saat orang-orang dari masa lalu kembali hadir dan mengusik pernikahan mereka.
Kisah Daddy Dominic, putri angkatnya, Bee, dan seorang dosen tampan bernama Nathan. XXX DEWASA 1821
Seto lalu merebahkan tubuh Anissa, melumat habis puting payudara istrinya yang kian mengeras dan memberikan gigitan-gigitan kecil. Perlahan, jilatannya berangsur turun ke puser, perut hingga ke kelubang kenikmatan Anissa yang berambut super lebat. Malam itu, disebuah daerah yang terletak dipinggir kota. sepasang suami istri sedang asyik melakukan kebiasaan paginya. Dikala pasangan lain sedang seru-serunya beristirahat dan terbuai mimpi, pasangan ini malah sengaja memotong waktu tidurnya, hanya untuk melampiaskan nafsu birahinya dipagi hari. Mungkin karena sudah terbiasa, mereka sama sekali tak menghiraukan dinginnya udara malam itu. tujuan mereka hanya satu, ingin saling melampiaskan nafsu birahi mereka secepat mungkin, sebanyak mungkin, dan senikmat mungkin.
Niat untuk melamar pekerjaan sebagai pengasuh, karena membutuhkan pekerjaan tambahan demi menyambung hidup dan membiayai pengobatan ayahnya, justru mengantarkan Laura pada kegilaan Greyson yang merenggut kesuciannya, dan mengikat untuk menjadi pemuas nafsu. Akankah Laura bersedia menjadi budak pemuas Grey demi sejumlah uang untuk pengobatan ayahnya?
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
Ryan Sudono adalah seorang dosen muda yang menawan dan cerdas di sebuah kampus swasta ternama di salah satu kota besar di Jakarta. Ryan Anak tunggal dari keluarga yang sangat berada dan Papa Sudono dan mama Tyas pun juga seorang dosen. Papa dan mamanya Ryan ini sangat berpengaruh dalam kehidupan Ryan karena sejak kecil Ryan sering melihat kemesraan papa mamanya itu di rumah dan juga perhatian serta support papa mamanya itu di kehidupan Ryan sampai dengan saat Ryan sudah beranjak dewasa bahkan saat Ryan sudah menikah papa mamanya masih sangat perhatian apalagi kedua ortunya itu berharap sekali agar cepat dapat momongan dari Ryan dan istrinya. Ryan Sudah beristrikan Tania yang sangat cantik. Tania sesama Dosen yang baru beberapa hari ia nikahi, Namun ada kekecewaan dengan Tania sebagai istrinya di awal-awal pernikahan mereka. Disisi lainnya sang Istri Ryan yaitu Tania yang berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja meski tak sekaya keluarga Ryan namun Tania juga punya kecerdasan di akademiknya yang membawa bisa berprofesi sebagai Dosen bareng sang suami, Ryan. Namun demikian, Tania punya kisah tersendiri dengan lelaki yang dulu mengejar cintanya saat ia masih SMA yaitu Robi. Mereka dipertemukan kembali saat ada acara reuni SMA. Robi ini awalnya seperti yang Tania kenal semasa di SMA dulu namun dalam perkembangannya mungkin karena lingkungan yang salah seiring berjalannya waktu si Robi ini ternyata menyimpan hal buruk yaitu memiliki profesi sebagai pengusaha pinjol yang banyak menjerat nasabahnya sehingga para nasabahnya itu terlilit hutang yang banyak ke perusahaan aplikasi pinjol milik Robi. Dan salah satu korban dari pinjolnya Robi adalah Rani mahasiswinya Ryan yang nantinya seorang dokter muda bernama Bayu lah yang berhasil melepaskan Rani dari cengkeraman kejahatan Robi. Kehidupan rumah tangga Ryan dan Tania terganggu oleh kehadiran Maya yang sejak lama sebelum Ryan menikah dengan Tania, dimana Maya diam-diam juga jatuh hati pada Ryan. Maya yang juga sahabat dari Ryan dan Tania, bekerja sebagai dosen di kampus yang sama juga dengan Ryan dan Tania. Kehidupan rumah tangga Maya dengan sang suami yang tidak sesuai harapan ini karena perjodohan dari ortunya. Maya akhirnya terpaksa menikah dengan lelaki pilihan ortunya yaitu Joko yang berwatak keras sehingga Maya merasa tidak bahagia selama hidup dengan suaminya itu. Joko dipilih oleh para ortu merkea karena Joko adalah putra dari sahabat sang mamanya Maya yang berteman akrab dengan mamanya Joko. Dengan alasan agar Joko bisa meneruskan usaha ayahnya Maya yang memiliki perusahaan properti sebagai salah satu manajer disitu maka Joko suatu saat diharapkan bisa menggantikan peran ayah mertua di perusahaan properti itu. Sampe usia pernikahan yang ke-3 tahun mereka belum dikaruniai anak. Entah siapa yang mandul yang jelas mereka berdua saling cuek dan belum periksa ke dokter tentang siapa yang mandul. Padahal idealnya sepasang suami istri mengharapkan kehadiran keturunan di keluarga mereka untuk melengkapi kebahagiaan sebuah rumah tangga. Sementara itu salah satu mahasiswinya Ryan yaitu Rani yang mungil tapi cantik dan agresif juga sangat menggebu mendekati Ryan. Rani yang mengalami kesulitan dalam tugas-tugas kuliahnya ditambah lagi tidak bisa fokus karena sedang bolak bali ke Bandung mengurus ibunya yang sedang sakit, disinilah Ryan terkondisi untuk terus membantu Rani dalam hal pengobatan sang ibu namun sayangnya hal ini nampaknya benar-benar dimanfaatkan Rani untuk mendekati Ryan sekaligus mengambil keuntungan dari kekayaan Ryan yang berlimpah. Padahal ada pria lain yang begitu baik yang sangat menyukai Rani yang tinggal kota bandung bersama sang ibu, yaitu Bayu seorang Dokter muda yang selalu setia melayani ibunya Rani di Rumah Sakit selama menjalani perawatan. Hubungan Ryan dan Maya semakin dekat tanpa diketahui oleh Tania apalagi kondisi rumah tangga Maya yang tidak harmonis dengan Joko sang suami membuat Maya semakin melarikan dirinya ke pelukan Ryan yang menawan itu. Ditambah lagi gairah Tania dalam berhubungan dengan Ryan sebagai sepasang suami istri sangat berbeda dengan perlakuan manis Maya ke Ryan. Pun Tania sempat terpesona oleh Robi sang mantan sewaktu di SMA nya dulu. Namun demikian dari semua itu, pada akhirnya Ryan dan Tania tetap bersatu karena ada hal yang ternyata bisa membuat mereka tetap mempersatukan mereka. Satu per satu orang-orang mencoba mengganggu kehidupan rumah tangga mereka itu berguguran alias mundur dan kembali dengan kehidupannya masing-masing secara normal kembali. Untuk Maya pada akhirnya mendapatkan kebahagiaan dari lelaki yang cocok dengannya. Sedangkan tokoh antagonis seperti Robi dan Joko pada akhirnya akan kena getahnya di akhir cerita nantinya. Untuk Mahasiswinya Ryan yaitu si cantik Rani pada akhirnya jatuh ke pelukan pria yang mau secara tulus menjaga dan melindunginya sekaligus ikut merawat ibunya selama ibunya sakit yaitu Dokter Bayu.
Pada hari pernikahannya, saudari Khloe berkomplot dengan pengantin prianya, menjebaknya atas kejahatan yang tidak dilakukannya. Dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara, di mana dia menanggung banyak penderitaan. Ketika Khloe akhirnya dibebaskan, saudarinya yang jahat menggunakan ibu mereka untuk memaksa Khloe melakukan hubungan tidak senonoh dengan seorang pria tua. Seperti sudah ditakdirkan, Khloe bertemu dengan Henrik, mafia gagah tetapi kejam yang berusaha mengubah jalan hidupnya. Meskipun Henrik berpenampilan dingin, dia sangat menyayangi Khloe. Dia membantunya menerima balasan dari para penyiksanya dan mencegahnya diintimidasi lagi.