Sesuai dengan judulnya, cerita ini menegangkan, humor, romansa, dan ada juga mistis.
Sesuai dengan judulnya, cerita ini menegangkan, humor, romansa, dan ada juga mistis.
Berawal dari Alvin yang memilih untuk keluar dari desanya, dan memutuskan untuk meninggalkan wanita yang begitu ia cintai, demi mengubah nasibnya.
Alvin baru dua bulan lulus dari pendidikan sekolah menengah atas, dan selama dua bulan ia tidak mendapatkan kepastian dari kedua orang tuanya tentang kelanjutan pendidikannya.
Maka dari itu, bertepatan ketika kedua orang tuanya sedang tidak berada di rumahnya, iapun segera berbenah untuk segera pergi dari rumahnya menuju rumah kekasihnya.
Meskipunia tidak terlalu pintar, tapi ia beranggapan, kalau pendidikan yang tinggi bisa saja menjamin masa depan yang cerah. Jadi iapun memutuskan untuk merantau keluar pulau, dengan harapan bisa kerja sambil kuliah.
******
"Indah, kamu baik - baik yah selama aku pergi, kalaupun dalam satu tahun aku tidak kembali, kamu berhak mengambil keputusan tentang kelanjutan hubungan kita !" ujar Alvin sambil memegang tangan Indah, yang tak lain adalah kekasihnya.
"Issshh yank, panggil ayank dong, " timpal Indah.
"Banyak orang soalnya !" jawab Alvin.
"Gini yank, aku percaya kok, kamu akan kembali, tapi yang tidak aku percaya itu, apakah di sana kamu bisa membawa diri ? Sedangkan di sini saja, kamu itu cuman akrab denganku. Kamu juga ngga pernah tuh ikut kerja apapun, di sana kamu mau kerja apa emangnya ?" ujar Indah.
"Kalau di desa jelas yank, karena kurangnya lapangan pekerjaan, dan aku yakin, aku bisa membawa diri di sana !"
Meskipun Alvin berkata cukup yakin, tapi sebenarnya dirinya sendiri belum percaya, bahwa ia bisa membawa diri di tanah perantauan.
Sebelum berpisah, Indah menyerahkan dua lembar uang seratus ribu untuk bekal kekasihnya selama perjalanan, tapi sebelum menerimanya, Alvin menoleh untuk memastikan keadaan sekitarnya.
"Yank, makasih yah, sumpah aku akan menggantinya !" ucap Alvin sambil menerima sodoran uang dari Indah.
"Daaahhh, aku pergi nih !" ucap Alvin.
"Iya, hati - hati !"
Alvin sambil melangkah menyempatkan untuk menoleh sesekali untuk melihat Indah, dan tanpa sengaja iapun menabrak seseorang yang membuat langkahnya terhenti.
"Jalan itu pakai mata, " bentak pria buru panggul kapal yang di tabrak Alvin.
Alvin yang mendengar bentakan itu, langsung tertanam dalam hati kecilnya. Ada rasa emosi yang seketika meluap, tapi tak berani di lampiaskannya.
"Maaf bang, " ucap Alvin gemetar ketakutan.
Melihat tingkah Alvin yang memang tidak ada persiapan untuk melawan, membuat pria yang membentaknya tadi merasa ibah.
"Ya sudah, saya maafkan !" ucap pria itu lalu berlalu pergi.
"Anjngg, tadi aku kok mati kutu sih ? Ahh banggsaatt, andaikan aku memukulnya, bodoh, bodoh, bodoh !" ucap Alvin seolah menyalahkan dirinya sendiri.
Alvin kemudian melanjutkan langkahnya untuk menaiki dek kapal dan iapun mulai mencari letak tempatnya sesuai dengan tiket yang sudah di belikan oleh Indah.
*******
Ketika perjalanan pulang, Indah di berhentikan oleh seorang wanita yang tak lain adalah sahabatnya.
"Indah, dari pelabuhan kah ?" tanya Fira.
"Iya beb, aku dari liat kapal !" jawab Indah berbohong, dan memang kepergian Alvin hanya indah yang mengetahuinya, bahkan kedua orang tuanya Alvin hanya sekedar di titipkan selembar surat, dengan pernyataan ia akan pergi mengadu nasib.
"Eh, kamu kok bawa koper segala ? Mau kemana beb ?" tanya Indah.
Indah sejenak memilih untuk mengobrol dengan Fira. Obrolan mereka semakin mencair, hingga membahas tentang kelanjutan pendidikan mereka.
"Ohh, jadi kamu mau ke kota ? Mau lanjut atau kerja ?" tanya Indah.
"Rencananya mau kerja dulu Beb, kalau dananya udah cukup, baru mau lanjut kuliah !" jawab Fira.
Mendengar itu Indah hanya tersenyum paksa, di mana kedua orang yang di cintai dan di sayanginya akan pergi meninggalkannya seorang diri.
"Isshh, beb jangan sedih dong, "
"Kamu jahat Fi, kenapa kamu ngga ngomong sih, kalau kamu mau pergi ke kota ?" tanya Indah.
"Huuff, aku sebenarnya tidak ingin membuatmu sedih seperti ini Beb, dan aku juga yakin, orang tuamu pasti tidak akan mau membiarkan kamu pergi kemana - mana, "
"Iya beb, tapi setidaknya ngomong kek, biar aku bisa mempersiapkan diriku. Aku sedih banget loh, soalnya Alvin juga ke kota !" ujar Indah.
"Hah, Alvin ?"
"Upsss, hufff iya Beb. Dia katanya mau cari kerjaan di sana, " jawab Indah pasrah, dan iapun tertunduk lemas sesaat.
"Terus hubungan kalian ?" tanya Fira memastikannya, berhubung dia salah satu wanita yang menyukai Alvin.
Meskipun Alvin tidak pernah menebar pesona, dan tidak pernah membuka pembicaraan selain tanpa ada kepentingan dan sebagainya, tapi Alvin banyak di sukai oleh mantan teman sekelasnya dari kalangan wanita.
"Kami masih pacaran kok, "
Sebelum berpisah, mereka berdua menyempatkan untuk saling memeluk, dan sempat juga air mata mereka mengalir deras.
"Hiksss, beb, makasih untuk semuanya!" Ucap Fira.
"Hiksss, kita adalah sahabat selamanya, jadi jangan berterimakasih, " timpal Indah sambil mencubit pelan pinggang Fira.
******
Berpindah, dimana Alvin tengah sibuk berkeliaran di atas kapal hanya demi mencari tempatnya, dengan mengandalkan dirinya sendiri, berhubung ia tak memiliki keberanian untuk bertanya. Sampai pada akhirnya ia mendapatkan tempatnya, tapi seketika keberaniannya kembali di uji, ketika ia melihat ada seseorang yang sudah rebahan di tempatnya.
"Giman sih tuh orang, jelas - jelas itu tempatku!" batin Alvin kesal.
Alvin yang tidak berani menegur orang itu, iapun
memilih mengalah. Alvin kemudian mencari tempat yang lain. Sesaat langkahnya terhenti ketika ia merasa tangannya di pegang seseorang, dan ketika ia menoleh barulah ia menepis pelan tangan yang memegangnya.
"Ehh, kok, kamu kok di sini ?" tanya Alvin gugup.
"Kamu tuh, ngapain di sini, kek orang linglung aja !" timpal Fira.
Alvin yang mendengar timpalan dari Fira, seolah
menjadi hinaan baginya, hingga Alvin memilih melanjutkan langkahnya. Sampai saat ini Alvin belum mengetahui, kalau ia memiliki kelebihan dari fisiknya, bahkan ia beranggapan kalau dirinya itu serba kekurangan, hingga membuatnya selalu mengintrospeksi dirinya sendiri.
Sampai saat ini juga, Alvin tidak mengetahui, bahwa ada banyak wanita yang menyukainya, di mana ia beranggapan kalau hanya Indah yang menyukainya, berhubung Indah mengutarakan perasaannya pertama kali kepadanya.
Fira lanjut membuntuti langkah Alvin yang terkesan terburu - buru, namun Alvin yang mengira kalau ada sesuatu yang membuatnya di buntuti, maka dari itu dia berbalik dan membentak Fira.
"Kamu kenapa sih, kamu kurang kerjaaan ?" bentak Alvin yang membuat Fira langsung mati kutu, lalu menundukkan kepalanya.
Alvin kemudian melanjutkan langkahnya, meskipun terkesan santai, tapi kini perasaannya berkecamuk.
"Tadi aku bentak Fira ngga sih ? Dia salah kok ? Astaga, seharusnya aku ngga perlu membentaknya. Gimana nih, mau minta maaf, tapi malu, mau mulai dari mana nih ? " batin Alvin yang merasa tidak nyaman dengan sikapnya barusan.
Galang duduk di ruang tamu dengan wajah tegang, matanya menatap lurus ke depan meski pikirannya berputar tak menentu. Ia baru saja mendengar kabar bahwa ibu dan adik iparnya akan tinggal bersama mereka di rumah yang sempit ini. Rasa tidak setuju menguasai hatinya; bayangan keributan dan ketidaknyamanan terus menghantui pikirannya. Namun, saat Gaby duduk di hadapannya, suara lembutnya membawa kehangatan yang berbeda. "Mas, kau tahu sendiri apa yang terjadi di desa. Ibu kita kehilangan rumahnya, dan adik juga kebetulan ingin lanjut kuliah. Mereka butuh tempat berteduh, setidaknya untuk sementara," katanya dengan mata berkaca-kaca. Galang menghela napas panjang, tubuhnya sedikit merunduk seolah menanggung beban berat. Kekhawatiran tentang bagaimana hidup bersama mereka akan berjalan, tentang ruang yang terbatas dan konflik yang mungkin muncul, tetap menghantui. Tapi tatapan penuh harap dari Gaby membuatnya luluh. "Aku mengerti, Gaby. Aku hanya ingin semuanya berjalan baik, tanpa ada yang terluka atau merasa tertekan," ucap Galang akhirnya, suaranya berat namun tegas. Gaby tersenyum tipis, meraih tangan Galang dan menggenggamnya erat. Di balik kekhawatiran itu, ada tekad bersama untuk menghadapi ujian ini. Galang tahu, ini bukan hanya soal tempat tinggal, tapi juga tentang keluarga yang harus tetap utuh di tengah badai.
Alex adalah seorang pemuda yang mengandalkan paras tampan dan pesonanya untuk hidup. Ia menjalani profesinya sebagai gigolo di kota besar, di mana ia menjumpai berbagai wanita yang mencari penghiburan dan kehangatan. Walaupun tampaknya hidup Alvin penuh dengan kemewahan dan kesenangan, ada lapisan kesepian yang mendalam dalam dirinya. Kehidupannya yang serba sementara dan permukaan membuatnya sulit menemukan makna yang lebih dalam. Alex memulai kariernya di usia muda, terdorong oleh kebutuhan ekonomi dan kurangnya peluang kerja. Dengan keahlian memikat hati para wanita, ia mampu menghidupi dirinya sendiri secara layak. Namun, di balik senyum manis yang ia suguhkan, tersimpan rasa hampa karena tidak pernah benar-benar merasa dihargai atas siapa dirinya sejati. Setiap malam, Alex bertemu dengan klien-klien yang berbeda, memberikan mereka perhatian dan kasih sayang yang mereka rindukan. Namun, setelah layanan selesai, ia kembali merenung tentang kehidupan yang dijalaninya. Di saat-saat seperti itu, ia sering bertanya-tanya apakah ini jalan yang benar-benar ingin ia tempuh, atau apakah ada kemungkinan lain untuk hidup yang lebih berarti.
Tasya adalah wanita single parent berusia awal tiga puluhan yang menyimpan sisi lain dari dirinya yang jarang diketahui orang lain-fantasi liar. Meski usianya sudah tidak muda lagi, Tasya justru tidak tertarik pada pria seusianya yang dianggapnya terlalu rumit dan penuh perhitungan. Ia lebih suka sosok pria yang lebih muda, yang menawarkan kesegaran dan spontanitas dalam hidupnya yang kadang terasa monoton. Pria-pria muda itu baginya seperti angin segar yang mampu membangkitkan gairah dan imajinasinya, mengisi kekosongan yang tak bisa dipenuhi oleh pria seumurannya yang sering kali membawa beban masa lalu dan harapan terlalu berat. Dalam kesehariannya, ia terlihat tegar dan mandiri, namun di balik itu ada kerinduan yang tak terucap, sebuah pencarian akan kebahagiaan dan kehangatan yang berbeda dari apa yang pernah ia alami.
Cerita bermula, ketika Adam harus mengambil keputusan tinggal untuk sementara di rumah orang tuanya, berhubung Adam baru saja di PHK dari tempat ia bekerja sebelumnya. "Dek, kalau misalnya dek Ayu mau pergi, ngga papa kok. " "Mas, bagaimanapun keadaan kamu, aku akan tetap sama mas, jadi kemanapun mas pergi, Aku akan ikut !" jawab Ayu tegas, namun dengan nada yang membuat hati kecil Adam begitu terenyuh.
Setelah menikahi akhwat cantik yang lama diidam-idamkan, pria milyarder itu merasa sangat bahagia. Mereka menikmati kehidupan rumah tangga yang bahagia, meski baru seminggu. Namun, ada satu hal yang membuat sang istri merasa terganggu. Suaminya mempunyai kebiasaan yang cukup mengkhawatirkan. Hampir setiap saat, suaminya meminta jatah. Sebelum tidur, saat menyiapkan makanan, bahkan saat mereka sedang santai di ruang keluarga. Sang istri merasa kewalahan. Dia tidak pernah menyangka bahwa suaminya begitu rakus akan kepuasan duniawi. Suatu hari, ketika sang istri sedang memasak di dapur, sang suami mendekatinya dan mulai merayunya. "Sayang, ayo kita berduaan sebentar di kamar," bisik suaminya, sambil mencium leher istri. Dengan wajah merah padam, sang istri mencoba menolak. "Aku sedang memasak, nanti saja ya, Sayang," ujarnya lembut. Namun, suaminya tidak terima penolakan. Dia semakin mendesak, bahkan mulai meraba tubuh sang istri. "Aku tidak bisa menahan nafsu ini, Sayang," desahnya. Akhirnya, sang istri menyerah pada desakan suaminya. Mereka pun bergegas ke kamar untuk melampiaskan hasrat mereka. Sang istri merasa kewalahan menghadapi keperkasaan suaminya yang mencapai 27cm. Dia merasa tubuhnya terlalu lemah untuk mengimbangi nafsu suaminya yang tidak pernah habis. Setelah berhubungan intim, sang istri terkapar lemas di tempat tidur, sementara suaminya bangkit dengan senyum puas
Blurb : Adult 21+ Orang bilang cinta itu indah tetapi akankah tetap indah kalau merasakan cinta terhadap milik orang lain. Milik seseorang yang kita sayangi
Zara adalah wanita dengan pesona luar biasa yang menyimpan hasrat membara di balik kecantikannya. Sebagai istri yang terperangkap dalam gelora gairah yang tak tertahankan, Zara terseret ke dalam pusaran hubungan terlarang yang menggoda dan penuh rahasia. Dimulai dengan Pak Haris, bos suaminya yang memikat, kemudian berlanjut ke Dr. Zein yang berkarisma. Setiap perselingkuhan menambah bara dalam kehidupan Zara yang sudah menyala dengan keinginan. Pertemuan-pertemuan memabukkan ini membawa Zara ke dalam dunia di mana batas moral menjadi kabur dan kesetiaan hanya sekadar kata tanpa makna. Ketegangan antara kehidupannya yang tersembunyi dan perasaan bersalah yang menghantuinya membuat Zara merenung tentang harga yang harus dibayar untuk memenuhi hasratnya yang tak terbendung. Akankah Zara mampu menguasai dorongan naluriahnya, atau akankah dia terus terjerat dalam jaring keinginan yang bisa menghancurkan segalanya?
Kami berdua beberapa saat terdiam sejanak , lalu kulihat arman membuka lilitan handuk di tubuhnya, dan handuk itu terjatuh kelantai, sehingga kini Arman telanjang bulat di depanku. ''bu sebenarnya arman telah bosan hanya olah raga jari saja, sebelum arman berangkat ke Jakarta meninggalkan ibu, arman ingin mencicipi tubuh ibu'' ucap anakku sambil mendorong tubuhku sehingga aku terjatuh di atas tempat tidur. ''bruuugs'' aku tejatuh di atas tempat tidur. lalu arman langsung menerkam tubuhku , laksana harimau menerkam mangsanya , dan mencium bibirku. aku pun berontak , sekuat tenaga aku berusaha melepaskan pelukan arman. ''arman jangan nak.....ini ibumu sayang'' ucapku tapi arman terus mencium bibirku. jangan di lakukan ini ibu nak...'' ucapku lagi . Aku memekik ketika tangan arman meremas kedua buah payudaraku, aku pun masih Aku merasakan jemarinya menekan selangkanganku, sementara itu tongkatnya arman sudah benar-benar tegak berdiri. ''Kayanya ibu sudah terangsang yaa''? dia menggodaku, berbisik di telinga. Aku menggeleng lemah, ''tidaaak....,Aahkk...., lepaskan ibu nak..., aaahk.....ooughs....., cukup sayang lepaskan ibu ini dosa nak...'' aku memohon tapi tak sungguh-sungguh berusaha menghentikan perbuatan yang di lakukan anakku terhadapku. ''Jangan nak... ibu mohon.... Tapi tak lama kemudian tiba-tiba arman memangut bibirku,meredam suaraku dengan memangut bibir merahku, menghisap dengan perlahan membuatku kaget sekaligus terbawa syahwatku semakin meningkat. Oh Tuhan... dia mencium bibirku, menghisap mulutku begitu lembut, aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya, Suamiku tak pernah melakukannya seenak ini, tapi dia... Aahkk... dia hanya anakku, tapi dia bisa membuatku merasa nyaman seperti ini, dan lagi............ Oohkk...oooohhkkk..... Tubuhku menggeliat! Kenapa dengan diriku ini, ciuman arman terasa begitu menyentuh, penuh perasaan dan sangat bergairah. "Aahkk... aaahhk,," Tangan itu, kumohooon jangan naik lagi, aku sudah tidak tahan lagi, Aahkk... hentikan, cairanku sudah keluar. Lidah arman anakku menari-nari, melakukan gerakan naik turun dan terkadang melingkar. Kemudian kurasakan lidahnya menyeruak masuk kedalam vaginaku, dan menari-nari di sana membuatku semakin tidak tahan. "Aaahkk... Nak....!"
Suamiku, Banyu, dan aku adalah pasangan emas Jakarta. Tapi pernikahan sempurna kami adalah kebohongan, tanpa anak karena kondisi genetik langka yang katanya akan membunuh wanita mana pun yang mengandung bayinya. Ketika ayahnya yang sekarat menuntut seorang ahli waris, Banyu mengusulkan sebuah solusi: seorang ibu pengganti. Wanita yang dipilihnya, Arini, adalah versi diriku yang lebih muda dan lebih bersemangat. Tiba-tiba, Banyu selalu sibuk, menemaninya melalui "siklus bayi tabung yang sulit." Dia melewatkan hari ulang tahunku. Dia melupakan hari jadi pernikahan kami. Aku mencoba memercayainya, sampai aku mendengarnya di sebuah pesta. Dia mengaku kepada teman-temannya bahwa cintanya padaku adalah "koneksi yang dalam," tetapi dengan Arini, itu adalah "gairah" dan "bara api." Dia merencanakan pernikahan rahasia dengannya di Labuan Bajo, di vila yang sama yang dia janjikan padaku untuk hari jadi kami. Dia memberinya pernikahan, keluarga, kehidupan—semua hal yang tidak dia berikan padaku, menggunakan kebohongan tentang kondisi genetik yang mematikan sebagai alasannya. Pengkhianatan itu begitu total hingga terasa seperti sengatan fisik. Ketika dia pulang malam itu, berbohong tentang perjalanan bisnis, aku tersenyum dan memainkan peran sebagai istri yang penuh kasih. Dia tidak tahu aku telah mendengar semuanya. Dia tidak tahu bahwa saat dia merencanakan kehidupan barunya, aku sudah merencanakan pelarianku. Dan dia tentu tidak tahu aku baru saja menelepon sebuah layanan yang berspesialisasi dalam satu hal: membuat orang menghilang.
Ini tentang Zhea Logari Gadis SMA yang dijual ibu tirinya pada seorang germo sekaligus Mafia terkemuka di kota Malta. Bukannya dijadikan budak, Zhea malah dijadikan seorang putri. Yang mana hal itu membuat kakak tirinya berusaha menghalalkan segala cara untuk menggantikan posisi Zhea.
"Paman enghh sakit hmppp," rintih Shila saat Sam mulai menghujam dirinya. "Sssttt pelankan suaramu sayang, ayah dan ibumu akan dengar!" bisik Sam lirih.
© 2018-now Bakisah
TOP
GOOGLE PLAY