/0/16644/coverbig.jpg?v=c00f599b8ec08b1b6ed69463abb68eb4)
Putra Prayoga, harus merasakan patah hati. Karena, cintanya yang tumbuh untuk wanita bernama Elena Nugroho kandas. Wanita itu dengan sepihak memutuskan hubungannya dengan mengatakan akan menikah dengan orang lain. Putra menjadi sosok dingin yang tidak tersentuh. Karena rasa sakit yang Elena ciptakan. Menjadikannya sebagai pria yang senang memainkan hati wanita. Mencampakkan wanita setelah dia berhasil mendapatkan hati wanita tersebut. Seperti yang Elena lakukan kepadanya. Elena Nugroho tidak bisa terus bersama dengan Putra Prayoga. Cintanya yang dalam untuk pria itu harus kandas karena Bibit, Bebet, Bobot yang tidak sederajat dengan Putra. Untuk menghindari Pria itu, Elena berbohong dengan mengatakan jika dirinya akan menikah. Demi menghilangkan jejaknya, Elena pergi bekerja di luar negeri. Hingga lima tahun kemudian, dia dipertemukan kembali Dengan Putra. Pria yang sampai saat ini masih menjadi orang spesial dihatinya. Tapi, rasa sakit yang dirinya ciptakan. Telah merubah Putra yang penuh kasih dan sayang menjadi Putra yang kejam dan tidak berperasaan. Elena bahkan bisa melihat kebencian yang amat besar di mata pria itu kepada dirinya. Akankah Elena mampu mengungkapkan alasan sebenarnya kepada Putra? Ataukah dia akan diam dengan cinta kepada pria itu yang masih tumbuh bahkan sampai saat ini!
"Elena aku sudah di depan gang menuju rumahmu, keluarlah!"
Pesan terkirim kepada Elena Nugroho, wanita berparas cantik yang telah menjerat hati seorang Putra Prayoga. Sudah sejak masa SMA dirinya menaruh hati kepada wanita itu. Bukan hanya cantik, Elena juga sangat menyenangkan dan penuh kasih.
Putra hanya bisa mengagumi Elena tanpa berani mendekati dirinya. Dia selalu menjaga jarak dengannya, entah karena apa. Padahal dia tidak pernah merasa melakukan sebuah kesalahan kepada Elena.
Putra tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepada Elena. Dia membiarkan cintanya terpendam. Dia percaya Tuhan akan menuntun takdirnya dengan wanita itu.
Tuhan benar-benar mempertemukan dirinya dengan Elena kembali. Elena masuk ke kampus yang sama dengan dirinya lewat jalur beasiswa. Perasaan yang dulu telah tumbuh untuk Elena, sekarang kembali bersemi lagi.
Putra tidak akan membiarkan perasaan itu kembali pergi. Putra dengan gigih memperjuangkan cintanya kepada Elena. Dia mendekati wanita itu dengan berbagai cara.
Tentu saja Elena mati-matian menghindari dirinya. Entah apa yang salah dengan dirinya sampai-sampai Elena terus-menerus menghindari dirinya. Sampai suatu sore, dirinya sudah tidak tahan lagi. Dia menarik Elena membawanya ke tempat sunyi.
"Ka lepaskan, aku harus pulang," pekik Elena sambil meronta agar bisa lepas dari tangan pria itu.
"Tidak! Sebelum kamu jelaskan kepadaku apa alasanmu terus-menerus menghindari aku," salak Putra, dia mulai kesal dengan tingkah Elena yang menghindari dirinya lagi dan lagi.
"Sudah aku katakan berapa puluh kali pada Kakak, Kakak tidak punya salah apapun," teriak Elena frustasi.
"Lalu mengapa kamu menghindariku?" cecar Putra.
Elena menyerah, kepalanya benar-benar pening karena berurusan dengan Putra. Menghembuskan nafas beratnya, Elena menatap pria itu dengan sinis. "Kakak mau apa?" tanya Elena dengan nada dingin.
"Jadilah pacarku," pintanya sambil menatap mata teduh Elena.
"Please, aku sudah mencintaimu dari kita sekolah SMA. Aku pernah menyerah karena melihatmu yang menghindari diriku. Melupakan cintaku kepadamu. Tapi, Tuhan kembali mempertemukan kita dan aku yakin jika kita memang ditakdirkan untuk bersama." Tangan putra menggenggam tangan Elena dengan lembut.
Elena menatap kedalam mata coklat pekat milik Putra. Mencari sebuah kejujuran di mata pria itu. Dia sebenarnya sudah mengetahui jika Putra mencintainya. Tapi, status sosial mereka yang timpang membuatnya mundur. Menutup perasaannya kepada pria di hadapannya.
Dia juga mencintai pria itu. Karena itulah dia menghindarinya mati-matian. Tidak membiarkan rasa itu tumbuh semakin besar dan membuatnya lupa diri akan siapa dirinya.
Elena menghela nafas, ditatapnya pria itu. "Apakah jika aku menerimamu sebagai kekasihku kakak akan berhenti bertingkah konyol. Sungguh, aku hanya tidak ingin beasiswa yang sudah aku perjuangkan hilang begitu saja. Hanya karena Kak Putra yang setiap hari mengganggu konsentrasi belajarku, please. Jika Kak Putra sayang kepadaku, ikuti apa mauku dan jangan menemuiku jika aku tidak memintanya," tutur Elena.
"Tidak bisa begitu dong, masa aku tidak boleh menemui pacarku sendiri dan memberikan perhatian kepadanya," tolak Putra.
"Aku tidak melarang Kakak untuk menemui aku, tapi jangan temui aku saat jam pelajaran berlangsung. Di luar saja! Apa Kakak tidak melihat beberapa hari terakhir ini aku ditegur oleh dosen karena ulahmu," ketus Elena.
"Baiklah, aku tidak akan melakukannya lagi. Aku minta maaf! Jadi, apakah kita sekarang jadian?" tanya Putra dengan wajah penuh harap.
Elena menghela nafas, tidak ada salahnya kan dia mencoba berhubungan dengan Putra. Elena menatap manik mata hitam milik Putra, lalu mengangguk.
Wajah Putra langsung berbinar, dia bahkan sampai menggenggam erat tangan Elena.
"Benarkah kamu menerima cintaku?" tanya Putra, dia masih belum yakin dengan jawaban Elena.
"Iya Kak, aku menerima Kak Putra jadi pacar aku," jawab Elena mantap.
Putra menarik Elena ke dalam pelukannya. Dia begitu bahagia saat itu karena cintanya diterima oleh Elena.
Hari berganti hingga keduanya sudah menjalin hubungan lebih dari dua tahun lamanya. Elena masih menjaga jarak dengan dirinya. Meski keduanya berpacaran, tidak ada aktivitas yang biasa dilakukan oleh sepasang kekasih.
Elena sibuk dengan kuliahnya, dia mengejar kuliah cepat agar bisa segera lulus. Sementara Putra sudah memasuki masa akhir tahun perkuliahan. Dia sedang sibuk menyiapkan skripsi. Mereka kadang berpacaran dengan belajar bersama. Mengerjakan tugas bersama, tidak seperti pacaran pada umumnya.
Suatu hari mereka pergi ke bioskop berdua setelah pulang dari kampus. Itupun karena Putra yang terus mendesak Elena untuk ikut. Tanpa sengaja mereka bertemu dengan ibu dari Putra. Wanita cantik dengan pakaian bermerek di seluruh tubuhnya.
Wanita itu memandang Elena dengan pandangan tidak mengenakkan membuat Elena minder. Tidak dengan Putra, tangan pria itu menggenggam erat tangan Elena seolah takut kehilangan dirinya.
"Kamu bersama siapa, Nak?" tanya wanita itu.
"Perkenalkan Ma, dia Elena. Elena kenalkan, dia mamaku." Elena memajukan tangannya untuk menjabat tangan wanita itu namun, dia tidak memberikan reaksi apapun.
"Saya Ratna Prayoga, mamanya Putra. Dia adalah penerus perusahaan milik papanya dan dia harus menikah dengan orang yang sederajat dengan kami," sarkas Ratna sambil menatap Elena dari atas sampai ke bawah.
Tidak ada yang mewah di mata Ratna. Baginya, Elena seperti penghalang baginya. Dia tidak bisa membiarkan putranya bersama dengan Elena. Apalagi melihat Putra yang begitu memuja wanita disampingnya. Tidak boleh terjadi, dia harus memisahkan keduanya.
"Ma, kami duluan ya, ayo sayang kita pergi!" Putra tahu, Elena sangat tidak nyaman dengan tatapan mamanya.
"Tante, saya permisi." Kembali Elena memajukan tangannya untuk mencium punggung tangan wanita itu. Namun lagi-lagi, tangannya diabaikan.
Meski canggung, Elena menarik kembali tangannya. Dia mencoba tetap tersenyum walau dalam dirinya ada sesuatu yang melasak minta keluar. Mereka berjalan menjauh dari Ratna. Setelah dikira sudah tidak terlihat lagi, Elena melepaskan tangan Putra.
Pria itu menatapnya dengan tatapan heran. "Kenapa? Kenapa wajahmu memerah? Tolong jangan dengarkan kata-kata mama. Dia memang seperti itu kepada setiap orang yang dekat denganku," jelas Putra.
"Kak, kita pulang saja yah, aku sepertinya tidak enak badan. Nontonnya lain kali saja." Elena mencoba tersenyum kepada Putra. Dia tidak menanggapi apa-apa atas penjelasan Putra tentang mamanya.
"Kamu marah?" tanya Putra dengan cemas.
"Buat apa? Perkataan mama kamu benar. Kamu harus memiliki kekasih yang sesuai dengan keinginan Tante Ratna, yang jelas bibit bebet bobotnya. Aku hanya anak beasiswa Kak, tidak lebih. Untuk bersama dirimu tentunya akan banyak jalan terjal yang harus aku lalui." Elena mengangkat sudut bibirnya, mencoba tersenyum walau dipaksakan.
"Tolong jangan bicara seperti itu. Aku menyayangimu dan aku mencintaimu. Itu sudah cukup untukmu, aku tidak akan membiarkan orang lain merusak hubungan kita berdua," tutur Putra, dia menarik Elena kedalam pelukannya.
"Aku mencintaimu Elena dan aku tidak bisa jika harus kehilangan kamu," bisik Putra.
Elena ingin membalas pelukan Putra tapi tangannya tidak mampu hanya sekedar untuk terangkat. Elena mengepalkan tangannya kuat, gemuruh di dadanya membuat dirinya sesak.
Shanaya harus menjalani kehidupan keras di keluarganya sendiri. Ibu tiri dan juga adik tirinya tidak pernah memperlakukan dirinya dengan baik. Bahkan, ayah kandungnya sendiri tidak pernah menyayanginya. Dia diperlakukan seperti seorang pembantu. Tiba-tiba dia di paksa menerima lamaran dari keluarga Hartono. Karena sang adik tiri tidak ingin menerima lamaran tersebut. Setelah mendengar desas desus tentang anak dari keluarga Hartono yang terkenal kejam lagi dingin. Dia ingin sang kakak yang menerima lamaran tersebut. Dia sudah bisa membayangkan bagaimana nasib sang kakak jika berada di tangan pria itu. Bagaimanakah nasib Shanaya? Benarkah Pria itu memiliki watak yang kejam dan juga dingin?
"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.
Sakit hati karena ditinggal pergi oleh kekasihnya, Kayla akhirnya membalaskan dendamnya karena ulah Miranda lah ia dan Bisma harus berpisah. Jason, pria tampan dengan sejuta pesona berhasil terpikat oleh wajah cantik dan seksi Kayla yang melamar kerja sebagai sekretaris pribadinya. Dengan tambahan Kayla akan memuaskan hasrat Jason yang bisa ia lakukan lebih dari Miranda.
Semua orang terkejut ketika tersiar berita bahwa Raivan Bertolius telah bertunangan. Yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa pengantin wanita yang beruntung itu dikatakan hanyalah seorang gadis biasa yang dibesarkan di pedesaan dan tidak dikenal. Suatu malam, wanita iru muncul di sebuah pesta dan mengejutkan semua orang yang hadir. "Astaga, dia terlalu cantik!" Semua pria meneteskan air liur dan para wanita cemburu. Apa yang tidak mereka ketahui adalah bahwa wanita yang dikenal sebagai gadis desa itu sebenarnya adalah pewaris kekayaan triliunan. Tak lama kemudian, rahasia wanita itu terungkap satu per satu. Para elit membicarakannya tanpa henti. "Ya tuhan! Jadi ayahnya adalah orang terkaya di dunia? "Dia juga seorang desainer yang hebat dan misterius, dikagumi banyak orang!" Meskipun begitu, tetap banyak orang tidak percaya bahwa Raivan bisa jatuh cinta padanya. Namun, mereka terkejut lagi. Raivan membungkam semua penentangnya dengan pernyataan, "Saya sangat mencintai tunangan saya yang cantik dan kami akan segera menikah." Ada dua pertanyaan di benak semua orang: mengapa gadis itu menyembunyikan identitasnya? Mengapa Raivan tiba-tiba jatuh cinta padanya?
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
Novel Ena-Ena 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti CEO, Janda, Duda, Mertua, Menantu, Satpam, Tentara, Dokter, Pengusaha dan lain-lain. Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!