/0/16944/coverbig.jpg?v=060a845495c96644c28b2058802d384c)
Karena tidak mendapatkan keturunan dari istrinya, Morgan tidak tahan lagi mendengar ucapan dari kedua orang tuanya. Ia hendak menceraikan Fla, untuk menikahi adiknya yaitu Ara. Namun, Fla sama sekali tidak mengizinkannya. Dari sekian banyak wanita di dunia ini, Fla sama sekali tidak mau berbagi dengan adiknya. Namun, Morgan nekat menyelingkuhi Fla, untuk bersama dengan Ara. Apakah pernikahan mereka akan tetap abadi?
Setiap tetes air matanya, telah dicurahkan hanya untuk menangisi pernikahannya yang sudah terjalin selama lima tahun lamanya.
Fla sama sekali tidak bisa berkata apa pun, saat mendengar permintaan Morgan yang menyayat hatinya.
"Izinkan aku menikah dengan Ara," ucapnya sembari memandang Fla dengan dalam.
Fla hanya mendengarnya sekilas, tanpa mengatakan apa pun. Ia melangkah menuju dapur yang masih menyatu dengan meja makan, untuk mengambil gelas dan air mineral untuk melepas dahaga.
GLEK ... GLEK ....
Fla meminum air tersebut hingga tetes terakhir, berusaha menghilangkan dahaga, sekaligus menghilangkan sakit di keningnya.
Wanita mana yang hatinya tidak hancur, saat mendengar permintaan suami tercinta untuk meminta izin agar bisa menikah kembali?
Fla termasuk wanita yang sangat tegar, karena ia sama sekali tidak meluapkan emosinya di hadapan Morgan. Hal itu yang sebenarnya membuat Morgan tidak tega untuk menyakitinya.
Namun, berhubung keluarga Morgan sudah mendesak agar Morgan bisa memberikan keturunan dan penerus keluarga mereka, Morgan terpaksa harus mengatakan hal menyakitkan ini kepada Fla.
Fla meraih tissue yang terletak tak jauh dari hadapannya. Ia mengelap sisa air yang masih berada di sekitar sudut bibirnya, dan juga butiran keringat yang membasahi keningnya. Ia sangat bingung, harus menjawab apa pertanyaan dari Morgan itu.
"Bagaimana? Ayah dan Ibu terlalu mendesak, agar aku bisa memberikan mereka cucu. Seperti yang kamu ketahui, kita sudah lima tahun berumah tangga, tapi masih belum dikaruniai keturunan. Aku harap, kamu mengerti dengan apa yang aku maksud," ujar Morgan dengan sangat berhati-hati memilah kata yang ia katakan pada Fla.
Fla menghela napasnya dengan panjang, berusaha meraih kembali tissue yang agak jauh dari hadapannya.
Melihat Fla yang sepertinya kesulitan, Morgan segera bangkit dari tempa duduknya, dan membantu Fla untuk meraih tissue tersebut.
"Biar aku bantu--"
"Tidak perlu, Gan. Aku bisa melakukannya sendiri," tolak Fla, memangkas ucapan Morgan.
Niat hati Morgan untuk menolong Fla tertahan, karena Fla yang tidak ingin terlihat lemah di mata Morgan.
Walaupun hati Fla sangat sakit, tetapi ia tidak ingin menunjukkannya di hadapan Morgan. Ia cukup bersikap seadanya, dan tidak meluapkan emosi apa pun pada Morgan yang sudah menyakitinya itu.
Ucapan Morgan yang seperti itu, sudah seringkali Fla dengar, sehingga tanpa sadar membuat hati Fla terbentuk dan seteguh seperti sekarang ini.
Fla kembali meraih tissue yang berada di hadapannya, dan ternyata ia sama sekali tidak bisa menggapainya.
Sama seperti Morgan, yang hanya bisa ia lihat tanpa bisa ia gapai.
"Sudah sering sekali Morgan bicara seperti ini, tapi kenapa yang ini lebih sakit dari biasanya?" batin Fla, sembari berusaha menahan air matanya, agar tidak menggenang pada pelupuk matanya.
Morgan memandang Fla dengan dalam. "Apa ada yang ingin kamu katakan mengenai ucapanku tadi?" tanya Morgan, Fla hanya bisa menunduk dan menggelengkan kepalanya saja.
Seringkali ia meminta izin seperti ini, tetapi Fla sama sekali tidak mengizinkannya untuk menikah lagi. Terlebih lagi orang yang ingin Morgan nikahi, adalah adik kandung dari Fla sendiri.
Siapa wanita yang sanggup memberikan izin seperti itu, kepada suaminya sendiri?
Fla berusaha memandang Morgan dengan dalam. "Sudah malam, Gan. Aku harus tidur, supaya jam 3 nanti bisa berangkat ke rumah sakit," ujarnya berusaha untuk mengakhiri percakapannya dengan Morgan.
Fla melangkah melewati Morgan, tetapi Morgan yang masih belum mendapatkan jawaban atas pertanyaannya, segera menahan tangan Fla, agar Fla tidak meninggalkannya sendirian di sana.
"Fla ...." Morgan memandangnya dengan dalam, walaupun Fla sama sekali tidak membalikkan tubuhnya ke hadapan Morgan. "Aku antar kau ke rumah sakit ya, jam 3 nanti," ucapnya dengan inisiatif yang tinggi.
Fla tersenyum pahit mendengarnya. "Tidak perlu, Morgan. Kau 'kan besok harus ke kampus, karena harus mengawas ujian semester. Kau jangan sampai terlambat. Biarkan aku berangkat bersama Sakila saja," tolaknya, yang benar-benar tidak ingin membuat Morgan sampai terlambat masuk ke kampusnya pagi nanti.
Kesibukan mereka yang sangat padat, membuat mereka sangat jarang untuk berkomunikasi yang berkualitas. Mereka jarang mencurahkan isi hati mereka, sampai-sampai mereka saling memendam apa yang terjadi dengan mereka di hari itu.
Morgan merupakan seorang dosen di salah satu kampus swasta di kota ini. Sementara itu, Fla adalah seorang admin di salah satu rumah sakit, yang tugasnya menerima pembayaran dari orang yang sudah selesai menerima pengobatan.
Pernikahan mereka terjadi karena Morgan yang lebih dulu jatuh cinta dengan Fla. Mereka bertemu di rumah sakit, tempat Fla bekerja.
Kala itu, Morgan sedang mengantarkan temannya yang juga berprofesi sebagai dosen, untuk mendapatkan pertolongan pertama pada kecelakaan yang mereka alami. Di saat itulah, Morgan bertemu dengan Fla, kemudian mulai jatuh cinta dan memberanikan diri mengajaknya menikah, meskipun kedua orang tuanya sangat tidak menyetujuinya.
Morgan menghela napasnya dengan panjang. "Fla ... kau ingin sampai kapan bersikap seperti ini? Aku sama sekali tidak tahu, perasaan kau saat ini seperti apa," ujar Morgan.
Bertanya tentang perasaan Fla? Tentu saja saat ini ia sangat hancur. Ia hanya tidak ingin mengutarakannya saja di hadapan Morgan, karena ia memang jarang sekali menunjukkan sisi kelemahannya.
Fla memandang ke arah Morgan dengan dalam. "Fla capek, Gan. Fla istirahat dulu," ucapnya. "Selamat malam."
Dengan langkah yang gontai, Fla meninggalkan Morgan sendiri di ruangan dapur rumah mereka. Rumah yang tidak terlalu mewah, dan juga tidak terlalu sederhana. Asalkan nyaman, Fla sama sekali tidak mempermasalahkannya.
Melihat kepergian Fla, Morgan merasa hatinya seperti teriris. Ia sama sekali tidak bisa berbuat apa pun, karena memang sampai detik ini ia masih sangat menyayangi Fla.
Karena desakan dari keluarganya saja, yang membuat dirinya harus secepatnya menceraikan Fla. Pada dasarnya Morgan sangat tidak rela, dan sangat tidak mau jauh dari Fla, apalagi menceraikannya.
Hancur hatinya saat ini. Morgan meremas rambutnya, dan mengusap kasar wajahnya karena ia yang benar-benar bingung harus berbuat seperti apa. Kenyataan kalau Fla mandul, tidak bisa dipungkiri.
Fla memang mandul, sehingga orang tua Morgan memintanya untuk menceraikan Fla.
"Argh!" gumam Morgan, kesal dengan keadaannya sendiri.
Rasanya seperti sangat sulit untuk menggapai sesuatu, yang padahal sudah menjadi miliknya.
Morgan memandang ke arah tangannya, yang sama sekali tidak bisa menggapai Fla lagi, seperti saat ia mengejarnya enam tahun lalu.
"Satu tahun mengejarnya, lima tahun menikah, tapi tangan ini masih juga belum bisa menggapainya. Bahu ini masih belum bisa membuatnya bersandar dengan nyaman, dan menumpahkan semua yang dia rasakan," gumam Morgan, sembari terus menghela napasnya dengan panjang.
Kini, Morgan telah dikalahkan oleh keadaaan.
***
Karena sebuah kecelakaan dan kesalahpahaman antara seorang wanita bernama Zara, dengan seorang pemuda tampan bernama Zeo, Zara terpaksa harus menanggung benih Zeo di dalam rahimnya. Zeo berpikir kalau ini adalah rencana dan jebakan yang dibuat Zara, untuk merebut hatinya. Sampai hal yang tidak diinginkan pun terjadi, sehingga membuat Zara malu dan mengasingkan dirinya sendiri dari hadapan mereka. Zara mengandung dan melahirkan anak dari Zeo. Zara merawat anak Zeo dengan sepenuh hati, karena bagaimanapun juga itu adalah darah dagingnya sendiri. Apakah kehidupannya akan baik-baik saja ke depannya?
Karena sebuah kesepakatan, dia mengandung anak orang asing. Dia kemudian menjadi istri dari seorang pria yang dijodohkan dengannya sejak mereka masih bayi. Pada awalnya, dia mengira itu hanya kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak, namun akhirnya, rasa sayang yang tak terduga tumbuh di antara mereka. Saat dia hamil 10 bulan, dia menyerahkan surat cerai dan dia akhirnya menyadari kesalahannya. Kemudian, dia berkata, "Istriku, tolong kembalilah padaku. Kamu adalah orang yang selalu aku cintai."
21+ !!! Harap bijak memilih bacaan HANYA UNTUK DEWASA. Untuk menguji kesetiaan pasangan masing-masing akhirnya Arga dan rekan-rekan sekantornya menyetujui tantangan gila Dako yang mengusulkan untuk membolehkan saling merayu dan menggoda pasangan rekan yang lain selama liburan di pulau nanti. Tanpa amarah dan tanpa cemburu. Semua sah di lakukan selama masih berada di pulau dan tantangan akan berakhir ketika mereka meninggalkan pulau. Dan itu lah awal dari semua permainan gila yang menantang ini di mulai...
Novel Cinta dan Gairah 21+ ini berisi kumpulan cerpen romantis terdiri dari berbagai pengalaman romantis dari berbagai latar belakang profesi yang ada seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, CEO, kuli bangunan, manager, para suami dan lain-lain .Semua cerpen romantis yang ada pada novel ini sangat menarik untuk disimak dan diikuti jalan ceritanya sehingga bisa sangat memuaskan fantasi para pembacanya. Selamat membaca dan selamat menikmati!
Hidup itu indah, kalau belum indah berarti hidup belum berakhir. Begitu lah motto hidup yang Nayla jalani. Setiap kali ia mengalami kesulitan dalam hidupnya. Ia selalu mengingat motto hidupnya. Ia tahu, ia sangat yakin akan hal itu. Tak pernah ada keraguan sedikitpun dalam hatinya kalau kehidupan seseorang tidak akan berakhir dengan indah. Pasti akan indah. Hanya kedatangannya saja yang membedakan kehidupan dari masing – masing orang. Lama – lama Nayla merasa tidak kuat lagi. Tanpa disadari, ia pun ambruk diatas sofa panjang yang berada di ruang tamu rumahnya. Ia terbaring dalam posisi terlentang. Roti yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai. Berikut juga hapenya yang untungnya cuma terjatuh diatas sofa panjangnya. Diam – diam, ditengah keadaan Nayla yang tertidur senyap. Terdapat sosok yang tersenyum saat melihat mangsanya telah tertidur persis seperti apa yang telah ia rencanakan. Sosok itu pelan – pelan mendekat sambil menatap keindahan tubuh Nayla dengan jarak yang begitu dekat. “Beristirahatlah sayang, pasti capek kan bekerja seharian ?” Ucapnya sambil menatap roti yang sedang Nayla pegang. Sosok itu kian mendekat, sosok itu lalu menyentuh dada Nayla untuk pertama kalinya menggunakan kedua tangannya. “Gilaaa kenyel banget… Emang gak ada yang bisa ngalahin susunya akhwat yang baru aja nikah” Ucapnya sambil meremas – remas dada Nayla. “Mmmpphhh” Desah Nayla dalam tidurnya yang mengejutkan sosok itu.
"Tanda tangani surat cerai dan keluar!" Leanna menikah untuk membayar utang, tetapi dia dikhianati oleh suaminya dan dikucilkan oleh mertuanya. Melihat usahanya sia-sia, dia setuju untuk bercerai dan mengklaim harta gono-gini yang menjadi haknya. Dengan banyak uang dari penyelesaian perceraian, Leanna menikmati kebebasan barunya. Gangguan terus-menerus dari simpanan mantan suaminya tidak pernah membuatnya takut. Dia mengambil kembali identitasnya sebagai peretas top, pembalap juara, profesor medis, dan desainer perhiasan terkenal. Kemudian seseorang menemukan rahasianya. Matthew tersenyum. "Maukah kamu memilikiku sebagai suamimu berikutnya?"
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?