img Kurebut Istri Mandul Milikmu  /  Bab 3 Harapan yang Sia-sia | 8.57%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Harapan yang Sia-sia

Jumlah Kata:1549    |    Dirilis Pada: 09/02/2024

an hanya pesan mi goreng telur setiap paginya. Apa tidak ada masalah pencer

asa bingung, orang lain saja memedulikannya, tapi kenapa Fla yan

aja cukup,” ujarnya, membuat sang Ibu k

g sangat kasihan dengannya. Namun, Morgan sama sekali tid

air liurnya. Ia merasa ingin secepatnya menyantap makanan y

e dalam mulutnya, ia mendapati sepasang

lagi, itu

n nada yang sangat bahagia, sembari tet

a memeluknya di hadapan publik seperti ini. Ia merasa sangat tidak senang, kare

s,” ucap Morgan dengan nada datar, membuat

dari Morgan, dan langsun

ku ‘kan ... rindu sekali denganmu, Sayang!” rengeknya yang seperti a

arpu yang ia pakai untuk menyantap mi goreng ters

ini, karena aku adalah dosen. Aku tidak bisa mencontohkan hal buruk kepada para mahasiswa di sini,” uca

l dengannya. Ia memandangnya dengan sinis, kare

angannya dari Ara. Mata Ara mendelik, karena ia merasa mengetahui sesuatu. “Kau memangnya sepe

a. Ini kampus, dan aku berbicara benar. Tidak ada sangkut-pautnya dengan sikap aku

n, Ara sama sekali tidak menggubris, d

Fla, mungkin kau tidak akan bersikap seperti itu terhadapku!” ujarnya dengan

bicara lagi. Kamu ya kamu, Fla ya Fla. Tidak ada hub

pergi meninggalkan

rasa sangat kesal sampai bola ma

yang tak dihiraukan sa

tatapan yang aneh, membuat dirinya

aan, Ara pun pergi dari sana

*

mi goreng dengan topping telur ceplok rebus. Hal itu ternyata berdamp

r masuk toilet, karena perut

agi hari, Morgan sama sekali tidak mengisi apa pun lagi pada per

na tida

ke belakang ini, membuatnya jadi tidak bisa

karena merasakan sakit pada perutnya yang membuatnya lemas. Ia melan

Morgan, sembari memegangi pe

IN

alaupun masih merasa sakit pada perutnya, ia masih sempat membuka

lang. Kau tidur saja duluan, tidak perlu menu

ut, sontak membuat M

ran, ditambah lemas karena istrin

a, yang lalu menepuk kening

benar jatuh sakit?” gumam Morgan, yang benar-

yang berada beberapa meter di hadapannya. Ia sangat butuh banyak cairan, tetapi ia

ya, Morgan melayangkan tubuhnya ke atas ranjang, lalu

ya yang hampir kering, karena meras

us

tas ranjang tidurnya. Ia berharap Fla pulang secepatnya

jelas pada dinding kamarnya. “Fla ... cepat pulang ... aku ti

IN

Morgan tersenyum sangat senang, karena ia berpikir kalau Fla be

a .

esan singkat tersebut adalah Ara dan bukan Fla. Ia merasa sedikit

inya sudah benar-benar down, dan tidak bisa melakuk

a kirimkan padanya. Ia membaca, walaupu

beli baju sekarang? Baju OOTD aku habis, u

nta seperti itu oleh Ara. Pasalnya, Morgan sedang butuh perawatan pada masalah

?” gumam Morgan, yang merasa sedikit ke

a untuk menemaninya berbelanja. Hal itu membuat

u ‘kan butuh baju buat tebar pesona besok di kampus!” gerutuny

gnya sendiri, Ara masih tetap tidak puas dengan hal itu. Ia masih saja meneb

ndapatkannya, ia tidak akan melepaskannya, tetapi bukan hal yang tidak mungkin

arena merasa harus mendap

n buat menemani aku malam ini!” gumamnya, yang

a Morgan tidak ingin memenuhi apa yang ia inginkan. Sekalipu

dalah, membuat Morgan mem

one-nya di atas dadanya. Ia memejamkan matanya,

t stress men

ng memaksanya untuk menikahi Ara, ia ti

k kami? Apa salah kami?” gumam Morgan, yang mera

gan tidak yakin, akankah cintanya pada A

r biasa. Sejak pagi tadi, ia sama sekali tidak sempat memakan mi gore

di tidak sempat mengisi perutnya, setelah ber

mbuskan napasnya, saking k

a dan juga Fla. Karena dirinya yang memang sudah tidak muda l

ilangkan. Ia begitu mencintai Fla, dan tid

a juga tidak ingin Morgan memadu kasih dengan Ara. Ia tidak ingin

nya?” gumam Morgan, yang sudah sang

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY