/0/17473/coverbig.jpg?v=6a3e3132eadbb7176df4033e0fcb38d3)
Kejora Salsabila gadis berusia 27 tahun, yang mengalami masa kelam di usianya yang cukup matang, sebab tanggapan dan juga tuntutan dari orang-orang di sekitarnya. Menjadi wanita karir seharusnya bukan masalah, hanya saja itu yang membuat dirinya lupa akan kehidupan pribadinya yang perlu sebuah dukungan dari seorang pasangan. Kejora terlena, hingga akhir terjebak dalam satu lubang suram yang membuatnya kehilangan akal dan memilih cara cepat untuk menyelesaikan masalahnya. Mencari sosok warna yang akan menemaninya dan membuatnya terbebas dari semua hal yang membuatnya berada dalam masalah dan kesulitan. Akankah Kejora mampu bertahan dan menemukan cahayanya lagi? Setiap kehidupan pasti ada masa di mana kita harus rela dan berbesar hati dalam menelan pil pahit kehidupan. Ada pilihan dan juga kewajiban yang harus dijalankan.
"Ketika seorang gadis menginjak usia 27 tahun, bertambahlah bebannya." Kalimat ini terdengar sangat horor bagi seorang gadis berparas cantik, namun sedikit ugal-ugalan bernama Kejora.
Ya ... diusianya yang sebentar lagi menginjak 30 tahun, gadis itu sangat banyak menerima cacian juga pertanyaan-pertanyaan, yang membuatnya ingin enyah dari kehidupan dunia yang menyeramkan ini. Setidaknya ... ia pernah berpikir ingin menetap di bulan, begitulah kegilaan pikirannya.
"Kapan sih anak gadis yang sudah hampir kepala tiga ini menikah?"
"Apa kamu nggak punya keinginan buat punya pasangan Kejora?"
"Atau ... kamu nunggu dunia runtuh dulu, baru nyari yang sempurna?"
"Kasihan, anak gadis kok malah sibuk sama karir bukannya menikah. Apalagi umurnya sudah akan masuk usia kepala tiga!"
Setidaknya semua kalimat itu selalu dan bahkan hampir setiap saat Kejora dengarkan dari orang yang tidak mengenalnya dengan baik.
Dan, menutup telinga serta pergi, kemudian memilih menyibukkan diri dengan dunianya adalah hal yang sering Kejora lakukan untuk megurangi beban pikiran dan juga mentalnya.
Namun, semua prinsip dan juga masa bodonya seketika hilang, ketika tidak sengaja bertemu dengan teman masa sekolahnya dulu.
"Jor ... Jor!" teriak salah satu manusia yang paling membuat Kejora cukup naik pital selama ini.
Eh ... emang bosen hidup itu nenek lampir! Gue sumpahin, kepalanya sengklek, biar tahu rasa. Nama sebagus Kejora, seenak jidat manggilnya Jor, emang aku Jorok? – gerutu gadis berpakaian kantor itu dalam hati, sambil membalikkan badannya.
"Iya ... Keli cantik." jawabnya dengan sudut bibir yang terpaksa di gerakkan ke atas. Kecantikanya kini bahkan mengalahkan senyum manis seekor kuda. Meringis tanpa ada rasa ikhlas di dalamnya.
Mulutku rasanya ternoda nyebut dia begitu, ya Allah. Maafkan hamba-Mu ini – batin Kejora sambil menepuk pelan bibir tipis miliknya itu.
"Long time no see," ucap wanita yang Kejora sapa Keli itu, sambil mencium pipi kanan dan kiri Kejora.
Sok enggres banget, dasar Keli! – batin Kejora lagi, sambil mencaci teman SMA-nya itu. Agaknya membual adalah salah satu kebiasaan gadis berpawakan mungil, dengan rambut hitam yang dikuncir itu.
Dengan segera, Kejora mengurai pelukannya dan menepuk-nepuk bajunya untuk membuang debu kotor yang Keli bawa. Keli yang tahu maksud Kejora, langsung merasa sedikit kesal.
Mereka berdua, sebenarnya bukanlah teman karib atau pun sahabat. Bahkan, mereka cenderung seperti musuh di sekolah dulu. Keli dengan kesombongannya dan Kejora dengan apa adanya dia. Jika ada yang salah, gadis itu pasti akan menegurnya, termasuk dan terutama Keli.
Di SMA mereka dulu, ayah Keli adalah ketua komite. Mana ada yang berani membantah ataupun mengkritiknya, kecuali Kejora. Luar biasa! Bahkan mereka pernah hampir terlibat adu jotos. Apa nggak takut Kejora dengan ayah Keli? Jawabannya, sama sekali tidak. Bahkan, ayah Keli sendiri yang memintanya untuk mengawasi putri manjanya itu. Dan, setelah tamat SMA keluarga Keli pindah ke Ibu Kota. Sekitar beberapa tahun tak berjumpa, hari ini mereka akhirnya kembali bertemu.
"Aku bawa ini, nih," ucap Keli dengan wajah yang tampak bahagia. Bahkan sungut iblisnya seketika hilang, dengan sebuah undangan yang ada di tangan kanannya. Dengan kecepatan, Keli menyerahkan undangan itu dan mengibaskannya di wajah ayu Kejora.
"Datang ya, makhluk jomblo. Kasihan! Nggak masa remajanya, nggak sekarang, status itu nggak pernah berganti ya Jor?!" ucap Keli yang membuat Kejora mengepalkan tangannya.
Siap-siap dengan tenaga yang ekstra ia tampak akan mendaratkan tonjokan manja ke wajah Keli, tapi urung sebab Kejora tidaklah seburuk itu.
"Gue udah nikah, ya!" ucap Kejora, dengan memamerkan cincin hadiah jajan yang ia beli pagi tadi. Setidaknya, cincin mainan itu menyelamatkan harga dirinya kali ini.
Keli kaget bukan main. Setelah lama tidak bertemu dan ia pindah ke luar kota, kemudian bertemu lagi di Jakarta, berita pernikahan Kejora yang mengejutkan itu terdengar merdu di telinganya.
"Serius? Kapan Lo nikah? Perasaan makhluk kesepian kayak Elo bakalan susah, deh dapetin suami. Dulu aja, waktu sekolah Lo di selingkuhin! Makanya jangan sibuk dengan karir. Jomblo karatan, 'kan, jadinya."
"Kapan pun itu, emang kalau kami gelar resepsi lagi, mau dateng? Terus ... entar jantung Elo lagi yang copot. Sorry ya Keli ... suami gue itu tajir melintir, tujuh turunan tambah tanjakan, belok kanan, belok kiri. Nggak ada ujungnya!" ucap Kejora dengan wajah yang tanpa dosa, karena apa? Dia sangat lihai berakting dan menipu mangsanya, yang tampak terkejut dengan pernyataan yang ia lontarkan.
"Oh iya? Calon suami gue juga pengusaha, batu bara malahan. Yah ... masalah duwit mah, tinggal petik, beres!"
"Yah ... perkara petik! Suami gue tinggal gesek! Srreeett ... mati kutu Lo entar!" ucap Kejora sambil memperagakan bagaimana ketika seseorang yang memiliki banyak uang.
Inilah puncak emosi yang selalu Kejora redam. Perasaannya tidak sekuat dulu, waktu masih muda. Di usianya yang hampir kepala tiga ini, dirinya terpaksa berbohong dan menghayalkan seorang pangeran dari negeri seberang, kapanpun ia butuhkan, seperti saat ini.
"Gue harap, itu bukan imajinasi dan mimpi di siang bolong Lo, Kejora. Siapa namanya?" tanya Keli yang masih penasaran dengan kebenaran cerita Kejora. Agaknya, Keli memang memiliki insting yang kuat dan tidak akan mudah untuk ditipu.
"Namanya, emm ...." ucap Kejora dengan pikiran yang keras menyebutkan nama yang cocok dan cukup gagah untuk di pamerkan di depan Keli.
"Iya .... namanya siapa? Bambang, atau ---" ucap Keli dengan kekehan. Di dalam kepala gadis itu kini sedang berputar rencana licik untuk membuktikan kebohongan Kejora.
Gue tahu, itu pasti cuma akal-akalan Lo, Kejora. Dan siap-siap aja, gue bakal bikin Lo malu di pernikahan Gue nanti. Semua teman SMA yang sudah berkeluarga dan bahagia akan datang. Sedangkan Elo, akan merana di pojokan. Good job, Keli – batin Keli yang tampak puas dengan gelagat gugup gadis di depannya itu.
"Namanya ... Al! Iya, itu panggilan kesayangan gue ke doi," sambar Kejora asal menyebutkan nama.
Siapa Al? Bahkan Kejora pun berpikir keras tentang nama yang spontan ia sebutkan itu. Gadis itu bahkan sama sekali tidak pernah melihat bentuk dari pria yang ia sebut Al itu.
Berbeda dengan Kejora, Keli malah tampak tercengang dengan mulut yang terbuka lebar. Melihat wanita di depannya yang seperti itu, Kejora langsung menangkupkan mulut Keli dengan kedua tangannya.
"Biasa aja! Nggak usah mangap gitu, kayak dugong aja!"
"Jor! Al! Maksud Lo, Albirru Elfathan?" ucap keli terjeda, ia kemudian mengguncang tubuh Kejora. Bahkan, gadis itu tampak histeris dan membuat Kejora heran bukan kepalang.
Emang ada manusianya? Keli terlalu berlebihan! – batin Kejora lagi.
"Jor. Bilang ke gue, beneran suami Lo Albirru Elfathan?" tanya Keli lagi, sebab tadi Kejora belum memberikannya jawaban.
Albirru Elfathan?! Bahkan nama itu juga asing ditelingaku. – batin Kejora yang malah bingung akan menjawab Keli bagaimana.
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Seorang gadis SMA bernama Nada dipaksa untuk menyusui pria lumpuh bernama Daffa. Dengan begitu, maka hidup Nada dan neneknya bisa jadi lebih baik. Nada terus menyusui Daffa hingga pria itu sembuh. Namun saat Nada hendak pergi, Daffa tak ingin melepasnya karena ternyata Daffa sudah kecanduan susu Nada. Bagaimana kelanjutan kisahnya?
Istriku Lidya yang masih berusia 25 tahun rasanya memang masih pantas untuk merasakan bahagia bermain di luar sana, lagipula dia punya uang. Biarlah dia pergi tanpaku, namun pertanyaannya, dengan siapa dia berbahagia diluar sana? Makin hari kecurigaanku semakin besar, kalau dia bisa saja tak keluar bersama sahabat kantornya yang perempuan, lalu dengan siapa? Sesaat setelah Lidya membohongiku dengan ‘karangan palsunya’ tentang kegiatannya di hari ini. Aku langsung membalikan tubuh Lidya, kini tubuhku menindihnya. Antara nafsu telah dikhianati bercampur nafsu birahi akan tubuhnya yang sudah kusimpan sedari pagi.
Chelsea mengabdikan tiga tahun hidupnya untuk pacarnya, tetapi semuanya sia-sia. Dia melihatnya hanya sebagai gadis desa dan meninggalkannya di altar untuk bersama cinta sejatinya. Setelah ditinggalkan, Chelsea mendapatkan kembali identitasnya sebagai cucu dari orang terkaya di kota itu, mewarisi kekayaan triliunan rupiah, dan akhirnya naik ke puncak. Namun kesuksesannya mengundang rasa iri orang lain, dan orang-orang terus-menerus berusaha menjatuhkannya. Saat dia menangani pembuat onar ini satu per satu, Nicholas, yang terkenal karena kekejamannya, berdiri dan menyemangati dia. "Bagus sekali, Sayang!"
Please be awise. Mature Content. Harap bijak saat membacanya. "Regina Meizura Carlton sebenarnya sudah mati. Namun, tuhan memberikannya kesempatan kedua untuk membalas dendam* Bagaimana rasanya dikhianati oleh suami, adik, ibu tiri dan juga ayah yang selalu memihak pada mereka. Hingga kematian merenggut Regina dan kesempatan kedua kali ini dia tidak akan melewatkan kasih sayang dari Axel Witsel Witzelm.