/0/19450/coverbig.jpg?v=0d58fb09e02e2897aea3954fe01e9dfd)
Maya, asisten eksekutif baru yang baru saja bergabung dengan tim, tengah beradaptasi dengan lingkungan kerjanya yang sibuk. Maya merupakan wanita muda bersemangat dan terampil, dan posisi ini adalah kesempatan besar baginya untuk menunjukkan kemampuannya. Meskipun awalnya merasa cemas, Maya bertekad untuk menjalani tugasnya dengan sebaik mungkin.
Pagi hari di kantor pusat perusahaan teknologi terkemuka itu dipenuhi dengan hiruk-pikuk aktivitas. Di antara tumpukan dokumen dan lampu-lampu neon yang menyala, tampak sosok Alex, CEO perusahaan, sibuk dengan rapat penting yang dijadwalkan hari itu. Alex adalah seorang pengusaha sukses dengan reputasi yang kokoh di industri teknologi. Karyawan-karyawan di kantor selalu memandangnya dengan rasa hormat dan kadang-kadang ketegangan.
Di sisi lain kantor, Maya, asisten eksekutif baru yang baru saja bergabung dengan tim, tengah beradaptasi dengan lingkungan kerjanya yang sibuk. Maya merupakan wanita muda bersemangat dan terampil, dan posisi ini adalah kesempatan besar baginya untuk menunjukkan kemampuannya. Meskipun awalnya merasa cemas, Maya bertekad untuk menjalani tugasnya dengan sebaik mungkin.
Saat jam menunjukkan pukul sembilan pagi, Alex dan Maya berada di ruang rapat. Alex berdiri di depan papan tulis, mempresentasikan rencana strategis perusahaan kepada timnya. Maya duduk di meja, memperhatikan dengan seksama dan mencatat poin-poin penting yang perlu diingat.
"Sebagai langkah berikutnya, kita akan meluncurkan produk baru bulan depan," ujar Alex dengan tegas. "Kita perlu memastikan semua tim berkoordinasi dengan baik untuk memenuhi tenggat waktu."
Maya mencatat dengan cepat, berusaha untuk menangkap setiap detail yang disampaikan. Setelah rapat selesai, Alex meminta Maya untuk tetap di ruangan. "Maya, bisakah kamu tetap di sini sebentar?"
Maya mengangguk dan setelah semua orang meninggalkan ruang rapat, dia mendekati meja Alex. "Ada yang bisa saya bantu, Pak?"
Alex menatap Maya dengan serius, tetapi dengan nada yang lebih lembut dibandingkan saat rapat. "Saya ingin memastikan kamu merasa nyaman di sini dan punya semua yang kamu butuhkan untuk sukses. Apakah ada hal-hal tertentu yang ingin kamu diskusikan?"
Maya merasa sedikit terkejut dengan perhatian Alex. "Terima kasih, Pak. Sebenarnya, saya masih mencoba memahami beberapa aspek pekerjaan ini, tetapi saya rasa semuanya berjalan baik sejauh ini."
Alex tersenyum. "Jika kamu butuh bantuan atau ada pertanyaan, jangan ragu untuk bertanya. Kita semua di sini untuk mendukung satu sama lain."
Dengan senyuman hangat itu, Alex memberi Maya dorongan moral yang sangat dibutuhkan. Maya merasa lebih percaya diri dan berterima kasih atas sikap Alex yang mendukung.
Hari berlalu dengan cepat dan Maya menghabiskan sebagian besar waktu di kantornya, mengatur jadwal dan menyiapkan berbagai dokumen penting. Saat istirahat makan siang, Maya duduk di kafe kantor, berusaha untuk bersantai sejenak dari kesibukan.
Maya merenung tentang kehidupannya. Dia baru saja pindah ke kota ini untuk pekerjaan ini, meninggalkan teman-teman dan keluarga di tempat asalnya. Meskipun dia menikmati tantangan baru, dia juga merindukan kenyamanan rumahnya.
Di sisi lain kantor, Alex juga memiliki tantangannya sendiri. Sambil menyelesaikan tugas administratif di mejanya, dia memikirkan bagaimana caranya memperbaiki komunikasi internal timnya. Sebagai seorang pemimpin, dia sering merasakan tekanan untuk memastikan semuanya berjalan lancar.
Kembali ke ruangannya, Maya berusaha menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk rapat esok hari. Dia merasa puas saat melihat hasil kerjanya yang terorganisir dengan baik.
Saat jam pulang kerja mendekat, Alex menghampiri Maya yang masih bekerja. "Kamu bekerja keras sekali hari ini. Apakah ada yang bisa kubantu?"
Maya menoleh dan tersenyum. "Terima kasih, Pak. Saya hanya ingin memastikan semuanya siap untuk rapat besok. Sepertinya saya sudah siap."
Alex memandangnya dengan rasa kagum. "Kamu benar-benar menunjukkan dedikasi. Aku menghargainya."
Maya merasa lebih rileks setelah pujian tersebut. "Terima kasih, Pak. Saya hanya ingin melakukan yang terbaik."
Ketika hari berakhir, Alex dan Maya sama-sama pulang ke rumah mereka masing-masing. Alex merasa lega bahwa hari itu berjalan lancar dan dia merasa optimis tentang perkembangan proyek-proyek perusahaan. Maya, di sisi lain, merasa semakin nyaman dengan posisi barunya dan semakin memahami cara kerja di perusahaan tersebut.
Malam itu, Maya duduk di apartemennya yang kecil namun nyaman, menilai kembali hari pertamanya. Dia merasa bahwa dia telah membuat langkah awal yang positif dan berharap hubungan kerjanya dengan Alex dan tim lainnya akan semakin kuat seiring waktu.
Arlena hampir tak percaya dengan apa yang terjadi pada rumah tangga kedua orang tuanya. Keluarga yang dulu harmonis kini hancur berantakan karena kehadiran orang ketiga. Lebih parahnya, ibunya yang tak mampu menahan stres jatuh sakit dan akhirnya menghembuskan napas terakhirnya. Rasa kehilangan itu berubah menjadi dendam yang membakar dada Arlena. Bagaimana bisa seorang wanita dengan mudah merebut ayahnya dan menghancurkan keluarganya? Namun, siapa sangka, wanita perusak rumah tangganya ternyata memiliki seorang suami tampan dan berkuasa-yang tak lain adalah atasannya sendiri, Rafael Vallenzo. Sekarang, Arlena punya kesempatan untuk membalas sakit hatinya. Tapi apakah balas dendam itu akan berjalan sesuai rencana, atau justru menjeratnya dalam permainan yang lebih berbahaya?
"Usir wanita ini keluar!" "Lempar wanita ini ke laut!" Saat dia tidak mengetahui identitas Dewi Nayaka yang sebenarnya, Kusuma Hadi mengabaikan wanita tersebut. Sekretaris Kusuma mengingatkan"Tuan Hadi, wanita itu adalah istri Anda,". Mendengar hal itu, Kusuma memberinya tatapan dingin dan mengeluh, "Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya?" Sejak saat itu, Kusuma sangat memanjakannya. Semua orang tidak menyangka bahwa mereka akan bercerai.
Kisah seorang ibu rumah tangga yang ditinggal mati suaminya. Widya Ayu Ningrum (24 Tahun) Mulustrasi yang ada hanya sebagai bentuk pemggambran imajinasi seperti apa wajah dan bentuk tubuh dari sang pemain saja. Widya Ayu Ningrum atau biasa disapa Widya. Widya ini seorang ibu rumah tangga dengan usia kini 24 tahun sedangkan suaminya Harjo berusia 27 tahun. Namun Harjo telah pergi meninggalkan Widy sejak 3 tahun silam akibat kecelakaan saat hendak pulang dari merantau dan karna hal itu Widya telah menyandang status sebagai Janda di usianya yang masih dibilang muda itu. Widya dan Harjo dikaruniai 1 orang anak bernama Evan Dwi Harjono
Arga adalah seorang dokter muda yang menikahi istrinya yang juga merupakan seorang dokter. Mereka berdua sudah berpacaran sejak masih mahasiswa kedokteran dan akhirnya menikah dan bekerja di rumah sakit yang sama. Namun, tiba-tiba Arga mulai merasa jenuh dan bosan dengan istrinya yang sudah lama dikenalnya. Ketika berhubungan badan, dia seperti merasa tidak ada rasa dan tidak bisa memuaskan istrinya itu. Di saat Arga merasa frustrasi, dia tiba-tiba menemukan rangsangan yang bisa membangkitkan gairahnya, yaitu dengan tukar pasangan. Yang menjadi masalahnya, apakah istrinya, yang merupakan seorang dokter, wanita terpandang, dan memiliki harga diri yang tinggi, mau melakukan kegiatan itu?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
ADULT HOT STORY 🔞🔞 Kumpulan cerpen un·ho·ly /ˌənˈhōlē/ adjective sinful; wicked. *** ***
Pada hari pernikahannya, saudari Khloe berkomplot dengan pengantin prianya, menjebaknya atas kejahatan yang tidak dilakukannya. Dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara, di mana dia menanggung banyak penderitaan. Ketika Khloe akhirnya dibebaskan, saudarinya yang jahat menggunakan ibu mereka untuk memaksa Khloe melakukan hubungan tidak senonoh dengan seorang pria tua. Seperti sudah ditakdirkan, Khloe bertemu dengan Henrik, mafia gagah tetapi kejam yang berusaha mengubah jalan hidupnya. Meskipun Henrik berpenampilan dingin, dia sangat menyayangi Khloe. Dia membantunya menerima balasan dari para penyiksanya dan mencegahnya diintimidasi lagi.