/0/20154/coverbig.jpg?v=2ab1a86fbac201c13f9d341458573c1c)
"Hei, Mba! Ini lelaki yang kamu inginkan, bukan? Eh, suamiku maksudnya. Secara kan dia masih suamiku. Ambil-lah! Aku ngga butuh lelaki sampah kayak dia!"
''Hp siapa yang berbunyi? Mas Deno? Nggak, aku hapal betul bunyi nada deringnya. Tapi hp siapa?''
Aku yang sedang menidurkan si kecil bergegas mencari bunyi benda itu di seluruh sudut ruangan bahkan lemari, tak kutemui. Aneh! Di mana benda ponsel itu sebenarnya? Ia kembali berdering, kali ini lebih lama. Kucoba merungkukkan kepala ke bawah.
Tampak cahaya putih, aku langsung berusaha mengambilnya dengan susah payah karena tanganku sulit untuk menjangkaunya. Aku terheran memandangi benda canggih nan sangat asing bagiku. Namun, mataku tertuju pada layarnya.
''2 Panggilan tak terjawab dan 2 pesan dari WA? Siapa?'' Dengan hati terus bertanya bergegas kutelusuri.
''Chika sayangku?'' Membaca nama yang tertulis itu membuat dadaku terasa sesak, hatiku bak ditusuk ribuan belati, dan tanpa disadari buliran air mata lolos begitu saja.
''A-apa Mas Deno bermain di belakangku? Kalo nggak, kenapa nama kontaknya Chika Sayangku? Aku harus cek pesan di wa-nya,'' lirihku dengan buliran air mata yang terus menetes. Tanganku bergetar menekan tombol benda itu.
''Mas, kapan sih mau menikahiku? Kita udah 4 tahun pacaran loh, Mas.''
Tubuhku lemas tak berdaya, kubanting benda pipih itu ke ranjang begitu saja.
''Empat tahun kamu selingkuh Mas? Kenapa aku nggak pernah tahu, begitu licik dan pandainya kamu menutupi semuanya dari aku! Ya, bagaimana pun menyimpan bangkai suatu saat baunya akan tercium juga.''
''Kamu mau bermain denganku, Mas! Oke, aku akan ikuti permainanmu.'' Kuseka air mata dengan kasar.
''Lelaki brengs*k itu nggak perlu ditangisi. Air matamu akan terbuang sia-sia saja, Nelda!''
Aku meraih benda pipih itu kembali, langsung aku hapus pesan yang dikirimkan oleh si pelakor itu dengan tangan gemetar, begitupun dengan panggilan tak terjawab. Lalu kuletakkan kembali di tempat semula.
''Begitu rapatnya kamu tutupi dari aku, Mas.''
Aku kembali merebahkan tubuh ke ranjang sembari menatap langit-langit kamar dan sesekali melirik buah hatiku saat ini yang masih berumur 5 tahun. Jika memandang ke anak hatiku sungguh terasa teriris, tetapi aku tak tahu harus bagaimana saat ini.
Aku hanya bisa berpura-pura tak tahu soal perselingkuhan suami demi menjalankan sebuah remcana. Hatiku sungguh terasa perih sekali. Beraninya Mas Deno bermain api di belakangku apalagi sudah 4 tahun.
''Kamu kira aku ini wanita apaan, Mas!'' gumamku tersenyum sinis. Seketika pintu berderit.
Aku berpura-pura tidur. Itu pasti Mas Deno yang memasuki kamar. Mungkin dia habis mandi, karena biasanya dia pergi ke kantor lebih pagi.
''Kamu masih tidur, Sayang? Nggak solat?''
Cuih! Aku jijik mendengar kata Sayang dari mulut lelaki seperti kamu Mas. Solat? Berpura-pura baik kamu ternyata ya. Kamu bisa berbohong padaku, tetapi tidak pada Allah.
''Tukang selingkuh, nyuruh aku solat. Hahah!'' gumamku dalam hati. Aku masih berusaha berpura-pura terlelap.
''Yang, bangun dong. Udah jam berapa ini, bikini aku sarapan.'' Dia mengguncang tubuhku pelan.
''Apaan sih, Mas. Aku masih ngantuk nih. Kamu bikin mi aja sana.'' Suaraku berpura-pura seperti orang bangun tidur. Kuusap mata pelan.
''Mi? Kok kamu gitu sih? Kan kamu tahu, aku nggak suka makan mi.'' Terdengar suaranya mulai kesal denganku. Nanti malah curiga Mas Deno dengan sikapku. Ahh! Aku harus bersikap seperti biasanya. Aku bergegas duduk sambil mengumpulkan nyawa.
''Ma'af deh, Sayang,'' lirihku yang berusaha untuk bersikap seperti biasanya. Entah kenapa perutku seketika mendadak mual ketika menyebut kata sayang.
''Iya, kok kamu bicara kayak gitu. Kamu kan tau kalo Mas nggak suka mi,'' ucapnya yang masih merapikan rambut lantas menatap cermin. Aku menyunggingkan bibir.
''Habisnya aku ngantuk banget, Mas.''
''Ya udah, aku bikini kamu sarapan. Tapi aku nyuci muka dulu sebentar.'' Dia hanya mengangguk lantas tersenyum menatapku.
''Sandiwara kamu sungguh luarbiasa, Mas!'' gumamku dalam hati.
Aku bergegas melangkah ke kamar kecil. Beberapa menit kemudian, aku telah selesai mencuci muka. Lantas melangkah menuju dapur. Kubuka kulkas. Alhamdulillah ada ikan dan juga seikat sayur.
Sebenarnya aku malas memasak buat suami yang tukang selingkuh, tetapi apalah daya sekarang aku hanya bisa bersikap seperti biasanya walau begitu menyakitkan.
Aku bergegas menyiapkan semua bahan. Membersihkan ikan terlebih dahulu lantas memoles dengan bumbu-bumbu halus yang kubeli kemaren yaitu bawang putih, bawang merah, kunyit, dan kububuhi garam kasar sesuai selera. Lalu kurebus hingga matang.
''Hatiku sungguh sakit. Terbayang olehku isi pesan wanita pelakor itu!'' Aku mengepalkan tangan.
''Lelaki pembohong dan nggak tahu diri, nggak seharusnya aku pertahankan!'' kesalku dalam hati. Aku tak mau gegabah dalam bertindak, demi menjalankan semua rencanaku aku akan berpura-pura tak tahu bahwa aku sudah mengetahui perselingkuhan Mas Deno.
**
Ikanku tampak sudah matang bergegas aku menggorengnya. Beberapa menit kemudian, aku telah selesai memasak dan membereskan dapur terlebih dahulu.
Seketika ada sosok tangan yang melingkar di pinggangku membuat sulit untuk bergerak, tanganku terhenti yang tengah mengelap kompor gas. Aku merasa muak dan jijik membayangkan dia yang selingkuh dengan wanita lain, apalagi kalau dia pernah memeluk pelakor itu.
''Mas, ngapain sih? Ini aku sedang kerja loh,'' sungutku. Mencoba untuk melepaskan rangkulannya namun tenaganya mengalahkan tenagaku. Mas Deno tidak tahu hatiku begitu sakit teringat pesan dari si pelakor itu.
''Mas kangen kamu. Emang kenapa? Masa suami sendiri dimarahin.'' Cuih! Aku sangat muak! Seperti hendak keluar isi perutku mendengar ucapanmu yang mungkin juga kamu ucapkan ke si pelakor itu.
''Sudah basi tahu nggak!'' kesalku dalam hati.
''I-iya, Mas. Kan Mas tahu, aku lagi kerja nih,'' lirihku kembali. Dia masih bergelayut manja.
''Mas pasti laper kan? Ya udah sarapan dulu, kan Mas mau kerja. Ntar telat loh,'' ucapku melepaskan tangan Mas Deno dari pinggangku. Dia seperti terheran menatapku. Semoga saja dia tak curiga dengan sikapku kali ini.
Tanpa mempedulikannya, aku bergegas membawa masakanku ke ruang makan, lalu menatanya di meja.
Aku tersenyum memandangi masakanku. Tak lupa pula kuletakkan nasi di meja makan. Seketika Mas Deno menghenyak di kursi.
''Kamu kok berubah sekarang, Yang?'' Aku menatapnya heran dan berpura-pura tak mengerti apa yang sedang diucapkannya.
''Apa sih maksudmu, Mas?'' tanyaku sembari mengernyitkan kening.
''Kamu kayak berubah sekarang, Nel,'' ulangnya kembali.
''Hah? Berubah? Kamu nggak demam kan, Mas?'' Aku bergegas memeriksa keningnya. Lantas dia terkekeh. Lalu beralih menatapku.
''Apaan sih kamu. Mas kan serius nanya.''
''Kamu yang apaan, Mas. Kamu bilang aku berubah dari mananya berubah coba?'' kesalku.
Tanganku masih sibuk mengaduk kopi hangat untuk Mas Deno, sekilas menoleh pada lelaki yang masih berstatus sebagai suamiku itu.
''Mas meluk kamu aja merasa gimana gitu, aku ini suami kamu loh. Nggak biasanya kamu bersikap kayak gitu,'' jawab Mas Deno ketus. Tampak dari raut wajahnya yang kesal.
''Alahh! Gayamu, Mas. Aku jijik memeluk kamu yang bekas dipeluk wanita murahan itu!'' batinku.
''Kan aku lagi sibuk kerja, Sayang. Masa sih itu aja kamu langsung ngambek. Kayak anak kecil aja,'' ucapku lirih dan bergegas memeluknya walau terasa jijik olehku.
''Iya, iya. Ma'af deh, Yang,'' sahutnya seketika. Aku menghela napas pelan.
Segitu aja ngambek. Kamu egois, Mas! Di belakang aku aja selingkuh!
''Jangan-jangan itu untuk menutupi aibmu aja. Dasar lelaki!'' Aku tersenyum sinis.
''Ya udah, kita sarapan dulu ya,'' ucapku sembari melepaskan pelukan darinya.
Dia mengangguk lantas tersenyum. Sejak pengkianatannya terbongkar membuat aku malas memandanginya, hatiku hancur.
''Mas, Mas. Kamu lihat aja, aku lebih licik dari kamu!'' gumamku sembari tersenyum sinis memandanginya. Oke, aku akan melakukan sesuatu padamu, Mas!
ADULT HOT STORY 🔞🔞 Kumpulan cerpen un·ho·ly /ˌənˈhōlē/ adjective sinful; wicked. *** ***
Kaindra, seorang pria ambisius yang menikah dengan Tanika, putri tunggal pengusaha kaya raya, menjalani kehidupan pernikahan yang dari luar terlihat sempurna. Namun, di balik semua kemewahan itu, pernikahan mereka retak tanpa terlihat-Tanika sibuk dengan gaya hidup sosialitanya, sering bepergian tanpa kabar, sementara Kaindra tenggelam dalam kesepian yang perlahan menggerogoti jiwanya. Ketika Kaindra mengetahui bahwa Tanika mungkin berselingkuh dengan pria lain, bukannya menghadapi istrinya secara langsung, dia justru memulai petualangan balas dendamnya sendiri. Hubungannya dengan Fiona, rekan kerjanya yang ternyata menyimpan rasa cinta sejak dulu, perlahan berubah menjadi sebuah hubungan rahasia yang penuh gairah dan emosi. Fiona menawarkan kehangatan yang selama ini hilang dalam hidup Kaindra, tetapi hubungan itu juga membawa komplikasi yang tak terhindarkan. Di tengah caranya mencari tahu kebenaran tentang Tanika, Kaindra mendekati Isvara, sahabat dekat istrinya, yang menyimpan rahasia dan tatapan menggoda setiap kali mereka bertemu. Isvara tampaknya tahu lebih banyak tentang kehidupan Tanika daripada yang dia akui. Kaindra semakin dalam terjerat dalam permainan manipulasi, kebohongan, dan hasrat yang ia ciptakan sendiri, di mana setiap langkahnya bisa mengancam kehancuran dirinya. Namun, saat Kaindra merasa semakin dekat dengan kebenaran, dia dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah dia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi di balik hubungan Tanika dan pria itu? Atau apakah perjalanan ini akan menghancurkan sisa-sisa hidupnya yang masih tersisa? Seberapa jauh Kaindra akan melangkah dalam permainan ini, dan apakah dia siap menghadapi kebenaran yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan?
Pernikahan itu seharusnya dilakukan demi kenyamanan, tapi Carrie melakukan kesalahan dengan jatuh cinta pada Kristopher. Ketika tiba saatnya dia sangat membutuhkannya, suaminya itu menemani wanita lain. Cukup sudah. Carrie memilih menceraikan Kristopher dan melanjutkan hidupnya. Hanya ketika dia pergi barulah Kristopher menyadari betapa pentingnya wanita itu baginya. Di hadapan para pengagum mantan istrinya yang tak terhitung jumlahnya, Kristopher menawarinya 40 miliar rupiah dan mengusulkan kesepakatan baru. "Ayo menikah lagi."
Cerita ini banyak adegan panas, Mohon Bijak dalam membaca. ‼️ Menceritakan seorang majikan yang tergoda oleh kecantikan pembantunya, hingga akhirnya mereka berdua bertukar keringat.
Warning!!! 21+ only Kecenderungan kekerasan dan kata kasar. Usia kurang dari 21 tahun dilarang baca! Erick, pria berusia 20 tahun yang hidup berdua dengan ibunya terpaksa harus menjadi peliharaan Jason, pria penyuka sesama jenis dengan kecenderungan BDSM demi membiayai ibunya yang masuk rumah sakit. Bagaimanakah kehidupan erick selama menjadi peliharaan Jason? WARNING! BxB BDSM Mature konten (kekerasan, kata kasar, hinaan dll)
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?