/0/20277/coverbig.jpg?v=9d455ed011bf46fc795ae2e2b54618b2)
Perusahaan keluarga Valerianus di ambang kebangkrutan hingga tidak bisa membayar utang mereka pada klan Genevece, mafia terkuat di Sisilia. Untuk menyelamatkan perusahaan, Tuan Draco Valerianus menjual putri sulungnya, Luna Valerianus kepada Luciano Genevece yang konon terkenal kejam, tamak, dan berhati dingin seperti iblis seharga 1milyar dolar.
Chapter 1
1 Milyar Dolar
Luna terbangun di sebuah kamar hotel, tubuhnya terbungkus selimut hotel yang tebal dan merasakan sakit di sekujur tubuhnya terutama bagian pangkal pahanya. Juga rasa sakit di kepalanya yang berdenyut-denyut.
Luna mencoba bangun, wanita dengan mata berwarna Hazel dan berambut panjang berwarna cokelat itu menyeka air matanya. Ayahnya tega menjualnya ke pria brengsek, penguasa tertinggi Sisilia untuk membayar utang yang sudah tidak dibayar selama satu tahun.
Perusahaan ayahnya mengalami defisit keuangan sehingga ayahnya meminjam uang pada sang penguasa Sisilia untuk menyelamatkan perusahaan. Tetapi, kebangkrutan tetap tidak bisa dihindarkan sehingga ayahnya tidak bisa membayar utang pada penguasa Sisilia yang dikenakan sebagai mafia paling kejam di sana.
Orang bilang, sang mafia memiliki postur tubuh tinggi besar dan wajahnya yang mengerikan, angker. Tetapi, tadi malam ayahnya menutupi matanya menggunakan kain hitam, tangannya juga diikat di ranjang sehingga Luna tidak bisa melihat dan measakan apa pun. Hanya bisa mengingat saat pria itu melucuti pakaiannya lalu sakit yang luar biasa saat pria itu mendesakkan kejantannya, merobek dinding keperawanannya. Saking sakitnya Luna bahkan hingga tak sadarkan diri.
Luna turun dari ranjang, kakinya gemetaran menyentuh lantai. Ia mengamati pergelangan tangannya yang memerah bekas diikat tadi malam, untungnya si bajingan itu melepaskannya sehingga ia tidak harus terikat sampai pagi.
Luna meraih tasnya di atas nakas dan mengambil ponsel yang lalu memeriksa jam di ponselnya. Hari ini adalah ulang tahunnya yang ke sembilan belas dan hadiah yang ia dapatkan adalah penghinaan. Ia tidak akan melupakan apa yang ayahnya lakukan seumur hidupnya.
Sambil menyeka air mata Luna mengambil pakaiannya yang tercecer di lantai lalu mengenakannya, ia kemudian mengambil cek yang terletak di atas nakas. Ingin sekali Luna merobek cek itu, tetapi jika ia melakukan itu mungkin ayahnya akan membunuhnya.
Luna pulang menggunakan taksi ke rumahnya dan alangkah terkejutnya saat mendapati Scott Prager, sahabat masa kecilnya, orang yang sangat ia cintai seumur hidupnya berada di sana.
"Dati mana saja kau, Scott datang pagi-pagi untuk merayakan ulang tahunmu," ucap Audrey Valerianus, adik Luna dari ibu yang berbeda.
Ibu Luna meninggal saat Luna berusia satu bulan karena sakit dan ayahnya langsung menikah lagi dengan ibu Audrey tujuh hari setelah kematian ibunya sehingga jarak umur Luna dan Audrey hanya sebelas bulan.
"Scott, maaafkan kakakku. Tapi, dia malah keluyuran semalaman tidak pulang," kata Audrey, gadis yang usianya belum genap delapan belas tahun dan memiliki paras cantik dan tubuh yang molek, dan mata Hazel sama seperti Luna.
Pergi semalaman entah ke mana apanya, batin Luna. Jelas-jelas ayahnya sendiri yang melemparkannya pada seorang pria di sebuah hotel.
"Jangan-jangan tadi malam kau pergi berpesta merayakan ulang tahunmu dan...," kata Audrey seraya menatap jijik kepada Luna.
Selama sembilan belas tahun ini Luna selalu mengalah pada adiknya, bahkan ketika adiknya mengatakan menyukai Scott, ia langsung menjaga jarak dengan Scott. Belum lagi ibu tirinya yang selalu bersikap jahat dan arogan padanya, tetapi bersikap manis di depan ayahnya.
"Ke mana saja kau semalam?" hardik Beata, ibu tiri Luna yang tiba-tiba datang.
Seluruh keluarganya tahu jika tadi malam ayahnya menjualnya kepada seorang mafia dan sekarang di depan Scott mereka bersandiwara seolah mereka tidak tahu.
Tiba-tiba Beata mendekat dan menjambak rambut panjang Luna. "Dari mana? Apa kau bersenang-senang merayakan lang tahun tadi malam sementara keluarga kita sedang mengalami kebangkrutan?"
Untuk pertama kalinya Luna merasakan keberanian, juga muak yang sudah tidak bisa lagi dibendung. Ia menarik rambutnya dari cengkeraman Beata.
"Ya. Aku tidur dengan laki-laki tadi malam. Aku menjual diriku untuk menyelamatkan keluarga ini," kata Luna dengan nada dingin.
Sebuah tamparan kencang melayang mengenai pipi Luna hingga Luna tersungkur di lantai. "Tidak tahu malu! Di mana harga dirimu!" bentak Beata.
Luna memegangi pipinya, air mata membasahi wajahnya. Rasanya sangat sakit ketika harus menerima penghinaan bertubi-tubi.
Scott hendak mendekati Luna, tetapi Audrey menariknya. "Kakakku sungguh menjijikkan," kata Audrey.
"Kau benar-benar menghancurkan nama keluarga ini. Apa kata orang jika ada yang tahu jika kau menjual diri untuk melunasi utang keluarga kita? Apa kau pikir ayahmu tidak kompeten sehingga kau harus tidur dengan pria tua demi uang?" kata Beata dengan nada tinggi.
Luna membuka tasnya dan mengeluarkan selembar cek lalu melemparkannya kepada Beata. Beata memungutnya, mata wanita itu terbelalak melihat angka yang tertera di cek itu, tetapi perasaannya sangat bahagia.
"Kau benar-benar menjual diri? Anak sialan! Kau tidak ubahnya seorang pelacur!" ucap Beata masih dengan nada tinggi.
Scott melepaskan lengannya yang dipegangi Audrey dan mendekati Luna, pria itu menekuk kakinya di depan Luna. "Luna, katakan semua ini tidak benar."
Scott adalah pria berperawakan tinggi dengan mata berwarna cokelat terang, rambutnya berwarna cokelat gelap dan kulitnya kecokelatan. Mereka mengenal sejak masih duduk di bangku taman kanak-kanak, persahabatan mereka berlanjut hingga kini dan Luna menyimpan perasaan cinta untuk pria itu karena hanya bersama Scott ia merasakan memiliki seseorang yang bersedia mendengarkan semua keluh kesahnya.
Luna memegangi pipinya yang memerah bekas tamparan ibu tirinya dan mendongakkan wajahnya, matanya penuh air mata.
"Ya. Aku telah menjual diriku," jawab Luna datar.
Scott menundukkan kepalanya menatap lantai. "Aku bisa meminjamkanmu uang, kenapa kau harus menjual dirimu."
"Aku tidak ingin berutang pada siapa pun," jawab Luna dingin.
Tidak ada lagi harapan di matanya, tidak ada lagi cinta untuk Scott. Semua sudah hancur, pria mana yang bisa menerima wanita kotor sepertinya meskipun ayahnyalah yang menjualnya.
"Tidak, Luna. Kita bisa membicarakan ini, Oke? Kembalikan cek itu biar aku yang membayar utang keluargamu," kata Scott.
"Apa kau tahu berap utang keluarga ini?" tanya Luna sambil menatap Scott. "1 Milyar Dolar, Scotts. Bahkan jika kau menjual rumah dan perusahaanmu, kau belum tentu bisa membayarnya."
Scott terdiam, menunduk. "Maaf, Luna. Aku tidak berguna."
Luna tersenyum. "Terima kasih, Scott."
Kemudian Luna bangkit dari posisinya. Ia menuju kamarnya dan segera berlari ke kamar mandi, rasanya sangat jijik dan hina. Wanita denagn tinggi 165 cm itu menangis sejadi-jadinya di bawah guyuran air shower seraya menggosok seluruh tubunya yang terasa kotor.
Dunia begitu kejam padanya. Sejak kecil ia ditinggalkan ibunya, lalu ia memiliki ibu tiri yang sangat jahat, kini satu-satunya orang yamg seharusnya melindunginya justru menjualnya demi uang 1 Milyar Dolar.
Apa salahku? Batinnya begitu nelangsa hingga rasanya ia tidak ingin lagi melihat dunia.
⚠️ Cerita dewasa! Bukan bacaan anak di bawah umur yang masih sekolah! Pilih bacaan yang sesuai rating usia kalian. "Ares...," erang Vanya saat Ares begitu dalam menciumnya hingga ia nyaris tak dapat bernapas. Namun, pria itu tidak menghentikan ciumannya. Vanya justru mendapatkan remasan lembut di payudaranya hingga erangan keluar dari tenggorokannya seraya menggeliat semakin gelisah. Bibir Ares berpindah ke dada Vanya, kecupan demi kecupan di payudaranya yang mengeras Vanya terima. Begitu juga saat lidah Ares menjilati puncak payudaranya, Vanya merasakan jika kegelisahan dan kesengsaraan yang menderanya seakan hendak membunuhnya. "Ares...." "Jangan terburu-buru," kata Ares. Vanya tidak mengerti maksud Ares, tetapi juga tidak mengerti untuk apa ia terus saja memanggil Ares. "Ares, kumohon."
⚠️ 21+ sesuaikan usia kamu sebelum membaca tulisanku yang pasti bukan untuk anak remaja apa lagi anak kecil. "Vanilla, kau tahu apa yang kau lakukan?" "Tentu saja aku tahu." Ia menggesekkan area sensitifnya di benda berotot milik Nick. Bibirnya mengulas senyum penuh kemenangan yang terkesan jail. "Jangan salahkan aku jika... argh!" Nick menggeram, putus asa. "Fuck off!" "Jika apa?" "Jika benda itu tidak sengaja masuk, kau tahu itu risikonya, Vanilla," geram Nick jengkel karena Vanilla semakin menggodanya. Gadis itu terasa lembut, licin, dan hangat, Nick bisa merasakannya. Vanilla semakin menggoda Nick, menggesekkannya dengan lembut sambil mengerang dan menciumi sudut bibir bibir Nick berulang-ulang. "Nick... aku... sepertinya berubah pikiran." Nick mengatur napasnya. "Vanilla, jika kau terus bergerak ada kemungkinan benda itu akan tersesat masuk ke dalam." "Dia tidak akan tersesat kecuali kau menuntunnya." "Vanilla, it's not fucking jokes." Instagram @cherry.blossom0311 Facebook : Sakura Hikaru
Semua orang terkejut ketika tersiar berita bahwa Raivan Bertolius telah bertunangan. Yang lebih mengejutkan lagi adalah bahwa pengantin wanita yang beruntung itu dikatakan hanyalah seorang gadis biasa yang dibesarkan di pedesaan dan tidak dikenal. Suatu malam, wanita iru muncul di sebuah pesta dan mengejutkan semua orang yang hadir. "Astaga, dia terlalu cantik!" Semua pria meneteskan air liur dan para wanita cemburu. Apa yang tidak mereka ketahui adalah bahwa wanita yang dikenal sebagai gadis desa itu sebenarnya adalah pewaris kekayaan triliunan. Tak lama kemudian, rahasia wanita itu terungkap satu per satu. Para elit membicarakannya tanpa henti. "Ya tuhan! Jadi ayahnya adalah orang terkaya di dunia? "Dia juga seorang desainer yang hebat dan misterius, dikagumi banyak orang!" Meskipun begitu, tetap banyak orang tidak percaya bahwa Raivan bisa jatuh cinta padanya. Namun, mereka terkejut lagi. Raivan membungkam semua penentangnya dengan pernyataan, "Saya sangat mencintai tunangan saya yang cantik dan kami akan segera menikah." Ada dua pertanyaan di benak semua orang: mengapa gadis itu menyembunyikan identitasnya? Mengapa Raivan tiba-tiba jatuh cinta padanya?
Chelsea mengabdikan tiga tahun hidupnya untuk pacarnya, tetapi semuanya sia-sia. Dia melihatnya hanya sebagai gadis desa dan meninggalkannya di altar untuk bersama cinta sejatinya. Setelah ditinggalkan, Chelsea mendapatkan kembali identitasnya sebagai cucu dari orang terkaya di kota itu, mewarisi kekayaan triliunan rupiah, dan akhirnya naik ke puncak. Namun kesuksesannya mengundang rasa iri orang lain, dan orang-orang terus-menerus berusaha menjatuhkannya. Saat dia menangani pembuat onar ini satu per satu, Nicholas, yang terkenal karena kekejamannya, berdiri dan menyemangati dia. "Bagus sekali, Sayang!"
"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?
Kisah Daddy Dominic, putri angkatnya, Bee, dan seorang dosen tampan bernama Nathan. XXX DEWASA 1821