/0/22118/coverbig.jpg?v=0640de3f3ef0866424f45fc4dc762339)
Seorang wanita cantik, sexy , bergaun mewah dan berpenampilan menantang membangkitkan nafsu sex semua pria normal yang memandangnya , berdiri dengan angkuhnya di hadapan publik sambil menunjukkan sebuah gambar dan mencemooh.. "Hari ini ulang tahun Amore Cardozo Pienza anak tiriku yang genap berusia tujuh belas tahun. Dia hanyalah gadis manja yang bodoh , pemarah dan hanya bisa menggambar bebek hijau berambut pirang yang memakai syal merah.. !" Semua orang termasuk ayah kandungnya gadis itu tertawa terbahak-bahak melihat gambar itu . Dengan tenang , sopan dan penuh percaya diri, gadis itu sanggup membungkam semua mulut yang mentertawakan dirinya dan gambarnya. ya, cukup dengan satu kalimat yang keluar dari mulutnya.. "IBU TIRIKU PSIKOPAT.!"
"MAMA... AKU PINTAR MENGGAMBAR BEBEK HIJAU RAMBUT KUNING , MAA...!"
Teriak seorang gadis kecil kegirangan dengan tangannya yang melambai-lambaikan buku gambarnya seraya berlari hendak masuk ke dalam sebuah toko syal rajutan milik orang tuanya .
"Aneh mama .!. Kenapa tidak keluar toko.?"
Guman gadis kecil yang masih berusia enam tahun, berwajah cantik imut menggemaskan dengan rambutnya keriting ala mie . Dalam hati ia berkata...
{"Lebih baik aku kagetkan mama saja !. Pasti mama suka dengan gambar bebekku .!"}
Dengan mengendap-endap, sepasang kaki kecil yang masih mengenakan kaos kaki dan sepatu sekolah pun masuk ke dalam toko tanpa bersuara, bibirnya merah mungil tersenyum manis dan bola matanya yang coklat tua berbinar-binar. Sudah terpikirkan di otaknya , pasti mamanya terkejut jika ia mengejutkan mamanya dari belakang.
"Hi..hi...hi.. hi.."
Gadis kecil itu tertawa lirih sembari bersembunyi di balik tumpukan kardus yang berisi syal .
*CLEK*
Gadis kecil itu memiringkan kepalanya dan mengerutkan keningnya melihat sepasang laki perempuan masuk ke dalam toko dan mengunci pintu dari dalam.
"Kok orang beli syal , mengunci pintu toko .?"
Desisnya dengan suara amat sangat lirih nyaris tak terdengar.
*KLING.. KLING...*
Tangan wanita itu menekan bel di atas meja kasir , guna memanggil penjual untuk menghampirinya.
"Selamat pagi. Anda ingin membeli syal .?"
Merdu suara nyonya Amedea Cardozo sembari menghampiri kedua orang pembeli.
"Kamu nyonya Amedea .?"
Suara bariton seorang pria dewasa itu membuat gadis kecil melongok dari balik tumpukan kardus.
" Ya, saya nyonya Amedea . Ada perlu apa ya .?"
Tanya nyonya Amedea Cardozo dengan ramah seramah wajahnya yang cantik. Sepasang laki perempuan yang berdiri di hadapan nyonya Amedea Cardozo itu saling beradu pandang. Tangan laki itu masuk ke dalam saku mantelnya saat perempuan yang berdiri di sampingnya mengangguk .
"Ini yang kami perlu , nyonya .!"
*KRAS....KRAS......*
Laki itu dengan gemetaran menghujamkan pisau ke kedua bahu nyonya Amedea Cardozo .
"TO..LONG...TO..LONG..TO..LONG..!"
Perempuan itu langsung menyambar rajutan syal merah di atas meja dan membekap mulut nyonya Amedea Pienza dengan syal tersebut dan mengambil pisau dari tangan pria di samping dihujamkan pisau ke perut dan dada nyonya Amedea
*KRASS....KRAS....
"Mama.."
Desis gadis kecil itu melihat kedua mata nyonya Amedea Cardozo terbelalak menahan sakit.
*BRUAK*
Tubuh nyonya Amedea Cardozo ambruk jatuh ke lantai. Darah segar membasahi gaun dan lantai membuat kedua orang itu panik.
"Apa dia sudah mati, Amaranta.?"
Tanya laki itu dengan suara ketakutan dan tubuh gemetaran.
"Ya , Achilleo. Kita harus pergi sebelum suaminya datang.!"
Jawab perempuan itu dengan suara dingin. Gadis kecil cantik menahan nafasnya sembari melihat jelas wajah laki pembunuh itu yang ketakutan dan wajah perempuan yang sangat sadis mengerikan. Sejenak, tubuh gadis kecil itu membeku dengan tatapan mata nanar dari balik tumpukan kardus, ia melihat sepasang orang jahat itu bergegas keluar dari toko, meninggalkan Nyonya Amedea Cardozo yang tergeletak di lantai bersimbah darah.
"Tolong...tolong... Tuhan tolong aku..!."
Suara lirih nyonya Amedea Cardozo menyadarkan gadis kecil itu, perlahan-lahan ia keluar dari balik tumpukan kardus dan menghampiri...
"Mama..aku bisa menggambar bebek hijau rambut kuning.!"
Ucap gadis kecil sembari berjongkok dan memamerkan gambar bebek di buku gambarnya,
"Pin..tar.., a..nak... Pin..tar... Amore Cardozo Pienza ."
Ujar nyonya Amedea Cardozo dengan nafasnya tersengal-sengal, seperti ada beban berat yang menekan dadanya.
"Aku lihat dua orang jahat , yang laki menusuk mama."
Ujar gadis kecil yang bernama Amore Cardozo Pienza jujur dengan mimik wajah sedih dan mata berkaca-kaca.
"Aku laporkan pada papa ya, ma .!"
Tukas Amore Cardozo Pienza , ujung hidungnya memerah menahan ingusnya yang mau keluar.
"Ba..ba..haya... !. Ja...ngan... bi...cara..!."
Ujar nyonya Amedea Cardozo dengan suara terputus-putus dan nafas makin tersengal-sengal, tangan gemetaran berusaha memberikan syal yang tadi di bekapkan ke mulutnya oleh perempuan sadis itu.
"Syal..be..bek... hi..jau..."
Amore Cardozo Pienza tidak paham maksud mamanya tapi tetap di ambil syal itu.
"Pe..luk.. ma..ma..!"
Pinta nyonya Amedea Cardozo dengan nafas makin tersengal-sengal, seketika itu juga kedua tangan gadis kecil meletakkan syal merah beserta buku gambarnya di lantai lalu membungkukkan badannya dan kedua tangannya memeluk leher mamanya dengan penuh rasa sayang. Demikian juga sebaliknya, kedua tangannya memeluk leher anaknya sembari berbisik..
"Pu..lang... Gan..ti.. ba..ju..mu...!!.. ba..ha...ya.. di...am... Ja...ngan... Bi..ca..ra...!!"
"Iya, mama.."
Sahut Amore Cardozo Pienza dengan suara aksen anak usia enam tahun .
"Ma..ma.. sa..yang.. ka..mu.. , nak..!. Ce..pat... Pu..lang...lah..!. Di..am.. ja..ngan... Bi..ca..ra...!.. ba..ha..ya..!"
Itulah kalimat terakhir nyonya nyonya Amedea Cardozo di saat meregang nyawa kemudian kedua tangannya lunglai terlepas memeluk leher anaknya.
"Iya mama."
Jawab gadis kecil itu sembari melepaskan pelukan dan dilihatnya kedua mata yang terpejam dan senyuman tersungging di bibir mamanya. Ya, nyonya Amedea Cardozo meninggal dalam keadaan bahagia karena telah memeluk leher Amore Cardozo Pienza anaknya yang masih berusia enam tahun.
"Lho mama tidur.!"
Guman Amore Cardozo Pienza dengan polosnya, ia tidak tahu jika sebenarnya mamanya sudah meninggal karena wajah beliau tersenyum bagaikan orang sedang tidur. Cepat-cepat gadis kecil berambut keriting bangkit berdiri , ia tertegun dan berkata dalam hati...
{"Mama menyuruhku diam , jangan bicara karena bahaya. Aku di suruh cepat pulang dan ganti baju.!. Aku harus mematuhi mama.!"}
Amore Cardozo Pienza memasukkan syal merah pemberian mamanya dan buku gambarnya ke dalam jaketnya lalu keluar lewat pintu belakang toko, kemudian berjalan kaki pulang ke rumahnya yang letaknya tidak terlalu jauh dari toko syal rajutan milik orang tuanya. Di sepanjang jalan , otak gadis kecil itu mengolah semua kalimat yang keluar dari mulut mamanya tapi tetap tidak paham apa maksud mamanya. Sesampainya di rumah , ia cepat-cepat ganti baju dan menyimpan syal juga buku gambar di laci meja belajarnya. Hatinya dan pikirannya tidak nyaman , ingin rasanya kembali ke toko untuk menemui mamanya tapi kedua kakinya lemas. Amore Cardozo Pienza hanya bisa terduduk lemas dengan kepala tertunduk.
"AMORE CARDOZO PIENZA ANAKKU SAYANG .!!"
Kepala gadis kecil itu langsung mendongak , mendengar namanya di panggil.
"AMORE CARDOZO PIENZA ANAKKU SAYANG , AYO KITA JEMPUT MAMAMU DI TOKO.!!"
"Papa pulang.!"
Desisnya , bukannya Amore Cardozo Pienza tidak mau keluar keluar kamar menghampiri Tuan Alessandro Pienza yang berteriak memanggilnya tapi jangankan untuk berjalan ke kamar tapi untuk bangkit berdiri dari kursinya saja, ia merasa tak bisa. Entah kenapa, tubuh gadis kecil itu lemas .?.
*KRIEEKK*
Suara pintu kamarnya di buka , Tuan Alessandro Pienza melangkah masuk menghampirinya.
"Maaf, papa terlambat menjemputmu ke sekolah karena harus mengantar pesanan syal ke rumah para pembeli. Jangan marah, Amore Cardozo Pienza putriku sayang .!. Ayo sekarang kita jemput mama di toko dan makan di luar.!"
Ujar tuan Alessandro Pienza .
Sudah rahasia umum jika anak perempuan cenderung dekat dengan ayahnya , demikian juga dengan Chereena Kayona Albern putri dari tuan Bobby Albern dan nyonya Dionne Alice Kayona. Semua orang tahu Chereena Kayona Albern gadis cantik yang nyaris sempurna dengan kebaikan dan kepintarannya memang dibesarkan secara over protective oleh ayah kandungnya , semenjak ibu kandungnya meninggal. Tapi kenapa Chereena Kayona Albern berani minta dihamili oleh Chaiden Barnard pengusaha CEO Russia ?.
Atas ijin dokter Kylen Brown maka dokter Charlotte Swift Sterling boleh mengambil beasiswa kuliah kedokteran di jepang untuk mengambil gelar sebagai dokter spesialis kandungan, asal sepulang dari jepang ..mereka berdua langsung menikah di Amerika, namun apa daya... Jessamine Swift Sterling mengatakan .. kak Charlotte, dokter Kylen Brown tunanganmu merenggut keperawananku dan sekarang aku mengandung anaknya. Apa yang harus dokter Charlotte Swift Sterling perbuat ? Meneruskan melangsungkan pernikahan dengan tunangannya atau menyerahkan tunangannya pada adik perempuan kesayangannya ?
Seorang wanita cantik, sexy , bergaun mewah dan berpenampilan menantang membangkitkan nafsu sex semua pria normal yang memandangnya , berdiri dengan angkuhnya di hadapan publik sambil menunjukkan sebuah gambar dan mencemooh.. "Hari ini ulang tahun Amore Cardozo Pienza anak tiriku yang genap berusia tujuh belas tahun. Dia hanyalah gadis manja yang bodoh , pemarah dan hanya bisa menggambar bebek hijau berambut pirang yang memakai syal merah.. !" Semua orang termasuk ayah kandungnya gadis itu tertawa terbahak-bahak melihat gambar itu . Dengan tenang , sopan dan penuh percaya diri, gadis itu sanggup membungkam semua mulut yang mentertawakan dirinya dan gambarnya. ya, cukup dengan satu kalimat yang keluar dari mulutnya.. "IBU TIRIKU PSIKOPAT.!"
Semua orang dikejutkan dengan berita kematian janice seorang penari balet yang menggenaskan dan mengerikan. Setelah kematian Janice , ditemukan banyak kejadian aneh yang tidak masuk akal dan mengerikan. Terserah orang mau mengatakan itu hantu , setan, jin atau hanya kebohongan belaka tapi yang pasti ... Janice menampakkan dirinya dengan tangan kanan melambai dan tangan kirinya memegang sepasang sepatu berdarah . Ya , Janice menampakkan dirinya sampai terungkap kejadian yang sebenarnya di balik kematiannya.
Evelyn, yang dulunya seorang pewaris yang dimanja, tiba-tiba kehilangan segalanya ketika putri asli menjebaknya, tunangannya mengejeknya, dan orang tua angkatnya mengusirnya. Mereka semua ingin melihatnya jatuh. Namun, Evelyn mengungkap jati dirinya yang sebenarnya: pewaris kekayaan yang sangat besar, peretas terkenal, desainer perhiasan papan atas, penulis rahasia, dan dokter berbakat. Ngeri dengan kebangkitannya yang gemilang, orang tua angkatnya menuntut setengah dari kekayaan barunya. Elena mengungkap kekejaman mereka dan menolak. Mantannya memohon kesempatan kedua, tetapi dia mengejek, "Apakah menurutmu kamu pantas mendapatkannya?" Kemudian seorang tokoh besar yang berkuasa melamar dengan lembut, "Menikahlah denganku?"
"Tolong hisap ASI saya pak, saya tidak kuat lagi!" Pinta Jenara Atmisly kala seragamnya basah karena air susunya keluar. •••• Jenara Atmisly, siswi dengan prestasi tinggi yang memiliki sedikit gangguan karena kelebihan hormon galaktorea. Ia bisa mengeluarkan ASI meski belum menikah apalagi memiliki seorang bayi. Namun dengan ketidaksengajaan yang terjadi di ruang guru, menimbulkan cinta rumit antara dirinya dengan gurunya.
Warning !! Cerita Dewasa 21+.. Akan banyak hal tak terduga yang membuatmu hanyut dalam suasana di dalam cerita cerita ini. Bersiaplah untuk mendapatkan fantasi yang luar biasa..
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Menikahi single mom yang memiliki satu anak perempuan, membuat Steiner Limson harus bisa menyayangi dan mencintai bukan hanya wanita yang dia nikahi melainkan anak tirinya juga. Tetapi pernikahan itu rupanya tidak berjalan mulus, membuat Steiner justru jatuh cinta terhadap anak tirinya.