/0/22610/coverbig.jpg?v=aa5cbcee083ed460ffc0f409721e7e89)
Isabel merasa kebahagiaannya sempurna saat dokter mengonfirmasi bahwa ia tengah hamil sembilan minggu, sebuah berita yang datang setelah tujuh tahun pernikahannya dengan Viktor. Berencana memberikan kejutan manis untuk suaminya yang sedang dinas luar kota, Isabel tak menyangka apa yang menantinya saat Viktor pulang. Bukannya kejutan kebahagiaan, Viktor membawa pulang seorang wanita lain yang tengah mengandung anaknya, memperkenalkan wanita itu sebagai madu yang kini tinggal bersama mereka. Isabel merasa dihancurkan, terjebak dalam kenyataan pahit yang tak bisa ia hindari. Meskipun hatinya dipenuhi amarah dan kecewa, ia berusaha bertahan, berjuang menerima kenyataan yang menekan perasaannya. Namun, seiring waktu, ia mulai meragukan kemampuannya untuk terus hidup dalam kebohongan ini. Keputusannya untuk mengajukan perceraian semakin dekat, namun saat ia mulai menyelidiki kehidupan Viktor yang ternyata penuh dengan rahasia, ia menemukan kebenaran yang lebih kelam dari yang pernah ia bayangkan. Kebenaran yang akan mengubah jalan hidup Isabel selamanya.
Isabel berdiri di depan cermin, matanya menelusuri wajah yang terlihat lebih cerah dari sebelumnya. Hormon kehamilan membuatnya merasakan kebahagiaan yang sulit digambarkan. Kehamilan ini datang setelah tujuh tahun pernikahan dengan Viktor, seorang suami yang selama ini ia anggap sebagai pelindung dan segalanya. Rasanya seperti mimpi yang akhirnya menjadi kenyataan. Namun, mimpi ini ternyata tak selalu indah.
Hari itu, dokter mengonfirmasi kabar yang selama ini ia tunggu-tunggu-ia hamil sembilan minggu. Gembira, Isabel bergegas merencanakan kejutan untuk suaminya, yang sedang dinas luar kota. Ia ingin memberitahukan Viktor secara langsung, memberi tahu bahwa mereka akan menjadi orangtua. Bayangan tentang senyum Viktor yang penuh kebahagiaan mengisi pikirannya, membuat perasaan Isabel semakin melambung.
"Aku akan menghubungi florist untuk memesan bunga favoritnya. Dan mungkin kita bisa makan malam romantis setelah itu," bisiknya pada dirinya sendiri.
Namun, ketika pintu depan dibuka dan langkah kaki Viktor terdengar memasuki rumah mereka, segalanya berubah. Isabel merasa hatinya berdegup kencang, menyambut suaminya dengan senyum lebar. Tapi senyum itu cepat menghilang saat matanya melihat apa yang dibawa Viktor-seorang wanita muda, berbadan buncit, dengan ekspresi canggung yang menandakan ia tidak merasa nyaman.
"Viktor... Apa ini?" suara Isabel terdengar nyaris tak terdengar, berusaha menahan perasaan yang mulai mencair.
Viktor tersenyum, namun senyuman itu terasa dingin, tidak seperti biasanya. "Sayang, ini Mira. Dia... kita akan berbicara nanti. Tapi dia sedang hamil anak kita."
Isabel merasa dunia seakan runtuh di sekitarnya. Ia berusaha menahan amarah yang mulai merayapi seluruh tubuhnya. Bagaimana bisa suaminya, yang selama ini ia percayai, membawa wanita lain ke rumah mereka? Bukankah dia baru saja mengabarkan bahwa ia tengah hamil? Apa yang terjadi dengan semua janji yang dibuatnya, dengan kepercayaan yang ia serahkan selama bertahun-tahun?
"Ini tidak mungkin," bisiknya, matanya berbinar oleh air mata yang tidak bisa ditahan lagi.
Viktor tidak menjawab. Dia hanya berdiri di sana, membiarkan keheningan membungkus mereka dalam atmosfer yang berat. Isabel merasa tenggelam dalam kebohongan yang selama ini ia anggap kenyataan.
Mira-madu yang tak pernah ia ketahui ada-terdiam di sisi Viktor, tidak tahu bagaimana cara berbicara. Isabel tahu, wanita itu hanya menjadi alat dalam permainan yang lebih besar dari yang ia bayangkan.
"Isabel, aku..." Viktor membuka mulutnya, tetapi Isabel memotongnya dengan suara gemetar.
"Kenapa, Viktor? Kenapa kau lakukan ini padaku?" air mata mulai jatuh dari pipinya, namun ia berusaha tetap berdiri tegak. "Aku tahu kita telah lama menikah, tapi ini... ini sudah keterlaluan."
Viktor menatapnya, raut wajahnya kosong, seperti orang yang sudah tidak lagi peduli. "Aku tidak bisa terus hidup dalam kebohongan, Isabel. Mira... dia hamil. Kita harus menerima kenyataan ini."
Kenyataan ini? Isabel merasa setiap kata yang keluar dari mulut Viktor seperti tusukan yang dalam. Madu? Hamil? Bagaimana bisa suaminya yang dulu ia percayai-yang dulu ia anggap sebagai rumah-membuatnya merasa begitu kecil dan tak berarti?
Pernikahan mereka, yang selama ini ia banggakan, tiba-tiba terasa rapuh. Isinya hanya kebohongan yang mengendap dalam gelap, menunggu waktu untuk terungkap. Isabel merasa dunia seakan terbalik, dan semua yang ia kenal selama ini hancur dalam sekejap.
"Tidak, Viktor... ini tidak bisa terjadi," Isabel bergumam, suaranya patah. Dia ingin berlari, pergi dari semua ini, tetapi tubuhnya terasa terikat oleh kenyataan yang terlalu sulit diterima.
Viktor menghela napas panjang, mengusap wajahnya dengan tangan, seperti mencoba mencari cara untuk menjelaskan segala sesuatunya. "Isabel, aku minta maaf. Aku tahu ini berat, tapi aku tidak bisa lagi menutupinya. Mira... dia tidak bisa sendirian."
Isabel merasakan dadanya sesak. Madu? Seorang wanita hamil yang datang ke rumah mereka dan dengan mudahnya dipertemukan dengan dirinya, seolah-olah tidak ada yang salah. Tapi yang paling menyakitkan adalah kenyataan bahwa suaminya tidak merasa ada yang perlu dijelaskan lebih lanjut. Tidak ada penyesalan. Tidak ada permintaan maaf yang tulus. Hanya kebohongan yang terus berlanjut.
Lama kelamaan, Isabel merasakan sebuah kehampaan yang semakin membesar. Kenapa ia harus menerima ini? Mengapa ia harus menerima kenyataan bahwa suaminya tidak setia, bahwa selama ini dia bukan satu-satunya? Kekecewaan mulai menggerogoti hatinya, membuatnya ragu pada segala hal.
Dia tidak tahu berapa lama dia hanya berdiri di sana, menatap Viktor dan Mira yang saling berpandangan, tanpa kata. Semua perasaan yang bergejolak dalam dirinya membuat tubuhnya terasa berat. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Apakah ia akan bertahan, meski hatinya hancur?
Keputusan itu datang dengan cepat. Isabel tahu bahwa ia harus menghadapi kenyataan, meski itu terasa menyakitkan. Namun, ia juga tahu satu hal: hidupnya tak akan pernah sama lagi.
Terkurung dalam kendali ibu tirinya yang licik dan saudara perempuan palsunya, Vivienne tidak punya pilihan selain menikahi seorang pria yang tampaknya tak berdaya. Namun, suaminya yang tidak kompeten itu tiba-tiba mengungkapkan dirinya sebagai seorang presiden yang berkuasa. Seiring waktu, Vivienne mulai menyadari bahwa ia telah ditipu. Ia bertanya-tanya berapa banyak rahasia gelap yang disembunyikan suaminya darinya, dan bagaimana kehidupan mereka yang tampaknya biasa berubah menjadi penuh dengan ketegangan dan intrik.
Althea terpaksa mengakhiri pernikahan kontraknya dengan Darius, meskipun waktunya belum tiba, setelah menghadapi kenyataan pahit. Keputusan tersebut diambil setelah mengetahui bahwa seorang wanita bernama Liora, yang selama ini sangat dekat dengan Darius, sedang mengandung anaknya. Perasaan cemas dan dihianati memaksa Althea untuk bertindak, meskipun Darius hanya menerima keputusan tersebut tanpa bertanya lebih lanjut. Althea tak bisa menahan amarah dan rasa kecewa karena Darius tidak peduli dengan alasan yang mendalam di balik keputusannya, sementara ia merasa dihancurkan oleh pengkhianatan yang terjadi begitu dekat dengannya. Dalam pergulatan perasaan yang tak terungkapkan, Althea harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya mungkin bukan satu-satunya yang memiliki tempat di hati Darius.
Yuvina, pewaris sah yang telah lama terlupakan, kembali ke keluarganya, mencurahkan isi hatinya untuk memenangkan hati mereka. Namun, dia harus melepaskan identitasnya, prestasi akademisnya, dan karya kreatifnya kepada saudara perempuan angkatnya. Sebagai imbalan atas pengorbanannya, dia tidak menemukan kehangatan, hanya pengabaian yang lebih dalam. Dengan tegas, Yuvina bersumpah akan memutus semua ikatan emosional. Berubah, dia sekarang berdiri sebagai ahli seni bela diri, mahir dalam delapan bahasa, seorang ahli medis yang terhormat, dan seorang desainer terkenal. Dengan tekad yang baru ditemukan, dia menyatakan, "Mulai hari ini dan seterusnya, tidak ada seorang pun di keluarga ini yang boleh menyinggungku."
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Sayup-sayup terdengar suara bu ustadzah, aku terkaget bu ustazah langsung membuka gamisnya terlihat beha dan cd hitam yang ia kenakan.. Aku benar-benar terpana seorang ustazah membuka gamisnya dihadapanku, aku tak bisa berkata-kata, kemudian beliau membuka kaitan behanya lepas lah gundukan gunung kemabr yang kira-kira ku taksir berukuran 36B nan indah.. Meski sudah menyusui anak tetap saja kencang dan tidak kendur gunung kemabar ustazah. Ketika ustadzah ingin membuka celana dalam yg ia gunakan….. Hari smakin hari aku semakin mengagumi sosok ustadzah ika.. Entah apa yang merasuki jiwaku, ustadzah ika semakin terlihat cantik dan menarik. Sering aku berhayal membayangkan tubuh molek dibalik gamis panjang hijab syar'i nan lebar ustadzah ika. Terkadang itu slalu mengganggu tidur malamku. Disaat aku tertidur…..
Natalia dulu mengira dia bisa meluluhkan hati Kenzo yang dingin, tetapi dia salah besar. Ketika akhirnya memutuskan untuk pergi, dia mendapati dirinya hamil. Meski begitu, dia memilih untuk diam-diam meninggalkan dunia pria itu, yang mendorong Kenzo untuk mengerahkan semua sumber dayanya dan memperluas bisnisnya ke skala global-semua itu dilakukannya demi menemukannya. Namun, tidak ada jejak Natalia. Kenzo perlahan-lahan berubah menjadi gila, menjungkirbalikkan kota dan membuat kekacauan. Natalia akhirnya muncul kembali bertahun-tahun kemudian, dengan kekayaan dan kekuasaannya sendiri, hanya untuk mendapati dirinya terjerat dengan Kenzo sekali lagi.
Chelsea mengabdikan tiga tahun hidupnya untuk pacarnya, tetapi semuanya sia-sia. Dia melihatnya hanya sebagai gadis desa dan meninggalkannya di altar untuk bersama cinta sejatinya. Setelah ditinggalkan, Chelsea mendapatkan kembali identitasnya sebagai cucu dari orang terkaya di kota itu, mewarisi kekayaan triliunan rupiah, dan akhirnya naik ke puncak. Namun kesuksesannya mengundang rasa iri orang lain, dan orang-orang terus-menerus berusaha menjatuhkannya. Saat dia menangani pembuat onar ini satu per satu, Nicholas, yang terkenal karena kekejamannya, berdiri dan menyemangati dia. "Bagus sekali, Sayang!"