Di sebuah peternakan yang tenang, hiduplah seekor ayam jago bernama Joko. Setiap pagi, Joko selalu membangunkan semua ayam betina dengan kokoknya yang... yah, bisa dibilang agak dramatis. Kokoknya panjang, berulang-ulang, kadang diselingi gerakan sayap ala tarian salsa.
Suatu hari, ketika Joko bersiap "beraksi" seperti biasa, ia tersadar kalau tiba-tiba suaranya serak! Paniklah ia. "Apa aku sakit tenggorokan? Atau mungkin masuk angin?" gumam Joko sambil memegangi dadanya (ya, ayam juga bisa drama). Ia pun berkeliling kandang, mencari 'obat':
1. Bertanya ke bebek
Joko mendekati Bebek Dewi yang sedang asyik berenang. "Dewi, bagaimana caranya mengobati tenggorokan serak?"
Dewi menatapnya dingin. "Coba minum air kolamku, Joko. Air kolam ini terkenal bisa bikin suara bebek makin merdu."
Joko menenggak... dan langsung bersin besar-besar, "Kruuk!"
2. Minta saran kambing
Kambing Kiki yang cerewet jadi sasaran selanjutnya. "Kiki, aku serak! Bagaimana caranya?"
Kiki sambil mengunyah rumput berkata, "Kamu harus makan rumput hijau segar. Itu bikin tenggorokan adem."
Joko mencicipi rumput, tapi langsung mengernyit, "Haduuuh, ini kan makanan kambing!"
3. Eksperimen sendiri
Frustrasi, Joko memutuskan mencari solusi sendiri. Ia berdiri di atas pagar, menarik napas panjang, lalu mencoba kokok: "KOKOK... KOKOK..."
Suaranya malah berubah jadi "kruk-kruk... kruk-kruk..." Seolah ia tengah meniru suara ayam hantu.
Melihat kegelisahan Joko, si pemilik peternakan, Pak Slamet, datang membawa semangkuk air hangat dicampur madu. "Ini penawar alami, Nak," kata Pak Slamet. Joko meneguk sekali-dua kali-dan... voilá! Suaranya kembali jernih.
Keesokan paginya, Joko berdiri di atas tiang kandang, mengambil posisi kokok... dan dengan penuh gaya berkata, "KOKOK!"-singkat, padat, dan tanpa drama salsa. Semua ayam betina terbangun tepat waktu, bebek Dewi bertepuk tangan, dan kambing Kiki memberikan hormat kecil.
Sejak itu, Joko belajar bahwa kadang solusi terbaik adalah yang sederhana-sedikit madu, air hangat, dan perhatian dari teman-teman. Dan yang terpenting, bahwa kokok pagi tak perlu berlebihan; yang penting tepat waktu!