Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Suamiku dan Selingkuhannya
Suamiku dan Selingkuhannya

Suamiku dan Selingkuhannya

5.0
5 Bab
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Devina Alesha Narendra adalah wanita berparas cantik, kulit seputih salju, serta tinggi 170 cm, dan berprofesi sebagai model terkenal. Devina memutuskan untuk menikah di usianya yang masih 24 tahun, saat dimana karirnya sedang naik. Reno Gifari Almerda merupakan sosok laki-laki yang bisa membuat Devian jatuh cinta padanya. Reno dan Devina pun menikah dan mendapatkan restu dari dua keluarga. Kehidupan mereka awalnya sangat bahagia, namun menjelang usia 3 tahun pernikahan mereka, masalah mulai terjadi. Di mulai dari Ibu Reno, Melinda yang mulai tak senang dengan Devina karena sudah tiga tahun lamanya, Devina belum juga hamil. Padahal Melinda sangat ingin menimang cucu. Karena kesal, ia terus saja menuntut Reno untuk menceraikan Devina. Satu per satu masalah mulai muncul, Devina meninggalkan karirnya sebagai model, dan tinggal dirumah sebagai ibu rumah tangga dengan harapan di tahun ketiga pernikahannya ini, ia bisa segera hamil. Namun sayang, ia mendapatkan kabar buruk dimana ia mengalami kecelakaan mobil, dan menyebabkan dirinya lumpuh dan tidak bisa berjalan. Mendengar hal itu, Melinda selaku mertua semakin murka. Ia semakin tak senang, dan terus menghina menantunya itu. "Percuma cantik, kalau mandul dan lumpuh. Tidak ada yang bisa di andalkan dari dirimu itu sekarang! Seharusnya anak saya menceraikan mu secepatnya, kamu terlalu merepotkan!" umpat Melinda kesal. Devina hanya bisa mengusap dada, dan menangis mendengar ucapan mertuanya yang semakin membuat telinga dan hatinya panas. Reno sendiri, masih sangat mencintai istrinya. Namun, karena ia harus bekerja sehingga ia tidak memiliki waktu untuk menjaga istrinya 24 jam selama dirumah, dan tentu ia tidak bisa mengandalkan Ibunya, karena Ibunya sangat tidak menyukai Devina. Jadilah Reno menyewa seorang perawat untuk bisa menjaga istrinya selama ia bekerja. Kehadiran sang perawat, membuat Reno lega begitupula dengan Devina yang merasa memiliki seorang saudara. Ia menganggap perawatnya sudah seperti adiknya sendiri. Tapi, siapa sangka kehadiran perawat itu justru membuat rumah tangganya retak dan kasih sayang suaminya tak ada lagi untuknya. Bagaimana Devina menghadapi semua masalah yang terjadi di dalam kehidupannya? Apakah dia akan tetap mempertahankan pernikahannya? Atau justru merelakan suaminya bersanding dengan wanita lain?

Bab 1 Awal Semua Terjadi

"Selamat atas pernikahan kalian. Aku tidak sabar deh liat anak kalian nantinya, pasti lucu banget. Papanya tampan, Mamanya apalagi sangat cantikk...." ucap Nadia- sahabat Devina.

"Ah, kamu bisa aja. Makasih ya sudah mau datang. Sudah makan belum? Makan yang banyak ya, makanannya enak-enak itu" ucap Devina bahagia.

"Tenang itu, kalau makanan gue sih ga bakalan lewatin. Tapi, boleh bungkus nggak ya?" canda Nadia.

"Boleh, apa sih yang ga buat lo. Sahabat terbaik gue sepanjang masa" Devina memeluk Nadia dengan erat, matanya mulai berkaca-kaca namun ia berusaha untuk menahannya. Nadia yang tak mau menangis dengan cepat melepaskan pelukan Devina.

"Ga mau nangis ah, nanti make up gue luntur. Nanti ga dapat jodoh gue..." Nadia mengerucutkan bibirnya bercanda.

"Ha ha ha, teman suami gue nih banyak. Mau yang mana tuh pilih" ucap Devina tertawa sembari menunjuk ke arah gerombolan lelaki yang saling berbincang.

"Bisa kita bicarakan nanti di belakang.." bisik Nadia

"Dasar!"

Nadia beralih menatap Reno, dan menarik napas panjang. "Bang, aku harap kamu bisa jaga sahabat aku ya. Sayangi dia terus, jangan pernah buat dia sakit hati. Aku sayang banget sama sahabat ku ini, kalau Abang sakiti dia, aku yang bakalan maju lebih dulu.." ucap Nadia dengan mata berkaca-kaca.

"Pasti, saya pasti akan jaga istri saya dengan baik, ga usah khawatir. Percaya sama saya, saya akan buat istri saya bahagia selamanya..." Reno mencium pipi Devina.

"Aku berdoa buat kebahagiaan kalian berdua..." Nadia memeluk Reno dan Devina. "Aku ke bawah, lapar!" ucapnya membuat Reno dan Devina mengangguk.

Pernikahan Reno dan Devina di gelar dengan sangat mewah. Dua keluarga kaya raya bersatu, dan tentu tamu undangan tidak lah sedikit. Banyak sekali rekan bisnis dari kedua orang tua mereka yang hadir.

"Kamu lelah sayang?" Tanya Reno

"Lumayan sayang"

"Nanti aku pijitin di kamar..." bisik Reno menggoda

Devina terkekeh., "Apaan sih, masih di pelaminan udah gatal aja"

"Sama istri sendiri gakpapa dong..."

"Iya deh iya..." Senyuman pengantin baru itu begitu mekar.

Satu minggu setelah acara pernikahan. Reno dan Devina memutuskan untuk pindah rumah. Mereka ingin mandiri dan tidak lagi bergantung dengan orang tua masing-masing. Apalagi Devina yang selama ini selalu berharap pada Mamanya.

"Kalian yakin ga mau tinggal disini saja? Mama sama Papa bakalan kesepian loh kalau kalian pindah..." ucap Sella, Mama Devina.

"Nanti aku bakalan sering main-main kesini, Ma. Mama tidak kesepian kok, kan ada banyak orang dirumah ini..." ucap Devina menenangkan Mamanya. Devina juga sedih karena harus berpisah dengan Mamanya, tapi ia harus bisa mengurus segala semuanya sendiri karena ia sudah menikah.

"Janji ya, kamu harus kesini setiap hari. Oke?"

"Iya, mama ku sayang..." Devina memeluk Sella dengan erat.

"Kami berangkat ya, Pah, Mah..." pamit Devina dan Reno.

Sella terus menatap mobil yang dikendari oleh putrinya. "Anak kita sudah besar, Ma. Dia sudah jadi istri, tidak salah kalau dia mau mandiri. Lagipula, dekat kan rumahnya juga. Mama bisa sering kesana juga.." ucap Narendra.

"Semoga Reno bisa membahagiakan anak kita ya, Pa. Mama takut sekali kalau dia sampai menyakiti anak kita satu-satunya"

Narendra mengusap lengan istrinya. "Mama tenang saja, Reno pasti akan menjadi suami yang baik untuk Devina.

Nadia bolak balik di depan pintu keberangkatan sembari menatap ponselnya. "Aduh! Dimana sih mereka, lama banget nyampenya..." omel Nadia karena sudah hampir satu jam ia menunggu di depan pintu keberangkatan, tapi Devina belum juga tiba. Padahal sebentar lagi ia sudah harus boarding.

Kurang dari 30 menit ia akan boarding, Devina datang bersama dengan Reno dengan napas yang terengah-engah. "Sorry, sorry! Di depan macet banget ada kecelakaan.." ucap Devina dengan napas yang masih saling memburu.

"Gue pikir lo ga jadi dateng.." Nadia langsung memeluk Devina dengan erat. "Gue pasti bakalan rindu banget sih sama lo, andai saja lo nggak..."

"Sttt, ga enak ada Mas Reno.." bisik Devina, ia tahu apa yang akan sahabatnya itu sampaikan padanya.

Nadia akan berangkat ke Paris dan menetap disana karena ia terpilih menjadi model internasional. Seharusnya tak hanya Nadia saja yang berangkat, Devina juga terpilih untuk menjadi model di Paris, tapi karena ia memutuskan untuk menikah sehingga ia tak bisa berangkat dan akan tetap melanjutkan karirnya di tanah air tercinta ini.

"Baik-baik ya lo disana, sering kirimin gue pesan atau telfon. Gue juga bakalan rindu banget sama lo.." Air mata Devina mengalir tanpa bisa ia tahan lagi. Sahabatnya sejak kecil, harus pergi meninggalkannya.

Nadia melepaskan pelukannya. "Liburan lah ke Paris, siapa tau bisa.." Nadia menahan ucapannya dan memperagakan model ibu hamil, membuat Devina mencubitnya kecil.

"Ih, mulai deh.."

"Gue serius, Dev. Paris itu indah, impian lo juga kan bisa kesana. Kalau ga bisa kerja, setidaknya liburan kan bisa. Ngapain duitnya lo simpen sampe rayapan, gimana pun juga lo itu butuh suasana baru, dan butuh refreshing juga.."

"Iya, Iya... Nanti gue ke Paris deh. Tunggu Mas Reno bisa aja" Devina menatap Reno yang sejak tadi hanya berdiri memperhatikan mereka berdua.

"Ayo dong Bang Reno, ke Paris ya sama Devina? Aku tungguin.." mohon Nadia

Reno pun langsung mengangguk tanpa ragu. "Minggu depan kita berangkat kesana" ucap Reno

"Hah? Beneran, Mas?" Tanya Devina tak percaya

"Iya sayang. Mas sebenarnya sudah mikir dari jauh hari kemana kita bakalan honeymoon"

"Terima Kasih, Mas. Aku ga nyangka kamu mikirin semuanya!"

Cup. Reno menciup dahi Devina. "Asal kamu bahagia, Mas bakalan lakukan apapun itu sayang..."

Nadia melipat kedua tangannya di depan dada, dan menatap pasutri baru di hadapannya yang tengah bermesraan. "Hello, kalian kesini buat gue ya, kenapa jadi malah mesra-mesraan? Gue ga iri ya sama sekali, hanya saja ini di tempat umum" omel Nadia bercanda.

"He he, sorry sobat jomblo ku. Semoga di Paris lo dapet jodoh ya, sesuai dengan impian lo nikah sama bule.."

"Oh harus! Gue harus dapetin bule disana, gue udah secantik ini yakali ga bisa nemuin jodoh. Sudah ah, gue harus masuk, gue tunggu kedatangan kalian di Paris. Nanti gue carikan hotel terbaik yang ada disana" Nadia kembali memeluk Devina.

"Thank you, Nad" ucap Reno

"Sama-sama, Bang. Titip Devina ya, Bang. Jagain dia, jangan sampai lecet atau terluka. Ingat itu ya, Bang"

"Iya bawel, mana mungkin saya mencelakai istri saya sendiri. Saya bakalan jaga dia seumur hidup saya. Kamu tenang saja, sukses dengan karirnya disana"

Nadia mengangguk, ia mulai menarik kopernya dan masuk ke dalam dengan menahan air matanya agar tak keluar. Ini kali pertama ia berpisah dengan sahabatnya, Devina. Rasanya seperti putus cinta saja.

"Semoga kamu bahagia selalu, Dev" batin Nadia dalam hari sembari melambaikan tangannya pada Devina.

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY