/0/2746/coverbig.jpg?v=448db4eb343ee254be965967a044f6e4)
Dewasa Berdasarkan Kisah Nyata Enam tahun sudah kamu berumah tangga, tetapi kamu masih perawan. Bagaimana bisa? Tentu saja bisa, selagi suami tidak menyentuhmu. Lebih tepatnya, suami tak mampu menggaulimu.
Dewasa Berdasarkan Kisah Nyata Enam tahun sudah kamu berumah tangga, tetapi kamu masih perawan. Bagaimana bisa? Tentu saja bisa, selagi suami tidak menyentuhmu. Lebih tepatnya, suami tak mampu menggaulimu.
Semua keluarga sudah berkumpul di rumahku sore ini. Ada papa, oma, Om Deri, Tante Irfin dan anak-anaknya. Ada juga dari pihak dari suamiku, yaitu ibu, bapak, Ajeng;adikku dan juga beberapa sepupu lainnya.
Hari ini aku membuat sukuran acara ulang tahun pernikahanku dan Mas Edwin yang keenam. Sungguh tak putus aku panjatkan puji sukur, karena selama enam tahun ini, kami selalu bisa melewati ujian rumah tangga dengan baik dan hampir sempurna.
Aneka masakan aku hidangkan untuk menjamu para tamu. Mereka yang senang berkunjung ke rumahku, tentu sangat hapal betapa sedapnya setiap olahan makanan yang kubuat.
"Alhamdulillah, sudah enam tahun juga kalian lewati bersama. Lihat yang lain sudah beranak pinak, kamu memangnya tidak ingin, Ria?" tegur ibu mertuaku saat aku tengah menyendokkan kuah baso ke dalam mangkuk hidang.
"Doakan saja, Bu. InsyaAllah secepatnya," jawabku sambil memberikan senyuman hangat untuk ibu mertuaku.
"Ibu ya udah saban hari berdoa. Gak cukup kalau cuma doa, harus usaha dari kalian juga," tukas ibu mertua dengan suara meninggi. Aku hanya bisa menarik napas dalam, sambil mengatur detak jantung yang bertalu terlalu cepat saat ini.
Ke mana Mas Edwin saat ibunya bertanya perihal kehamilan? Harusnya Mas Edwin mendengar keluhan ibunya, biar aku tak selalu disalahkan.
"Hhmm ... kamu udah periksa? Yakin kamu subur?" tanyanya dengan suara remeh. Aku yang baru saja hendak menyuapkan kuah baso ke dalam mulut, tiba-tiba lemas bagai tak bertulang. Ya Tuhan, ingin sekali aku berteriak pada suamiku. Tolong ibu mertuaku diberi pengertian agar tak selalu menuduhku tak subur.
"Saya subur, Bu. Haid juga rutin dan tidak ada keluhan. Mungkin memang belum waktunya saja. Sabar ya, Bu," jawabku sambil menahan tangis.
"Alesan! Awas aja kalau sampai Ibu tahu kamu mandul, maka Edwin akan ibu minta menikah lagi!" ketus ibu mertuaku dengan marah. Ia berdiri dari duduknya, lalu meninggalkan aku yang tergugu tak bisa memgeluarkan bantahan apapun.
"Menikahkan lagi Mas Edwin dengan wanita lain? Heh ... yang ini saja masih diceukin!" ketusku dalam hati. Apa aku sakit hati? Tidak sama sekali, karena di sini Mas Edwin yang punya PR, bukan aku.
Baso, cake, dan aneka makanan sudah tak sedap lagi di mataku. Lebih baik aku masuk ke dalam kamar, berbaring sejenak, sampai rasa sakit di dada dan kepalaku hilang.
Setiap rumah tangga pastilah menginginkan hadirnya keturunan yang meramaikan rumah mereka. Tak terkecuali dirinya. Namun, apa mau dikata, saat sang suami tak bisa apa-apa. Sebagai istri tak mungkin ia mengatakan yang sejujurnya'kan?
Klek
Suara pintu kamar dibuka, lalu ditutup kembali. Kemudian terdengar suara anak kunci diputar dua kali. Aku yang tengah berbaring memunggungi arah pintu, menjadi malas berbalik. Pasti Mas Edwin yang baru saja masuk dan dengan segala rayunya mencoba menenangkanku dari ocehan ibu mertua.
"Ibu bilang apa, sampai kamu jadi bad mood gini?" tanya Mas Edwin saat bokongnya sudah mendarat mulus di atas kasur empuk kami. Ia tahu aku tak tidur, tetapi sedang kesal.
"Ibu ragu dengan kesuburanku, Mas. Trus, aku harus bilang apa? Gak mungkin aku bilang, sampai saat ini menantunya ini masih perawan. Ya'kan?!" nada suaraku sengaja aku tekan dalam, agar suamiku paham, bahwa saat ini aku benar-benar kesal.
"Heh ... begitu saja ngambek. Bukannya sudah biasa? Abaikan saja!" jawabnya santai, seakan tak ada beban.
"Mas, kamu mudah sekali berkata abaikan, tapi aku sebagai istri menahan malu, Mas. Kamu ngertiin aku juga dong!" tukasku tak terima. Ini sudah ratusan kali kami berdebat masalah sindiran orang tua masing-masing dan tak tahu sampai kapan ini semua akan berakhir.
"Jadi kamu mau, aku bagaimana?" tantangnya dengan sorot mata tak terima. Jika yang lalu-lalu aku pasti menunduk saat bola matanya mempelototiku, tetapi tidak kali ini. Aku membalas tatapannya dengan sorot mata lebih tajam.
"Aku mau, kamu berobat Mas. Bagaimana caranya aku gak tahu, pokoknya senjatamu harus bisa bangun sebagaimana mestinya."
"Kalau aku tidak mau berobat ke mana pun, lantas kamu mau apa? Minta cerai?"
"Maas ... bukan seperti itu. Ini semua juga demi kebaikan kamu, Mas. Apa enaknya baru pemanasan, kamu udah kalah. Aku pusing, kamu pusing. Gak enakkan?!"
"Oh, jadi kamu mau enak? Oke, aku akan beli vibrator untuk memuaskanmu."
Plak!
"Kamu tega, Mas." Entah darimana keberanianku melayangkan tamparan ke pipi Mas Edwin. Sungguh ucapan yang benar-benar keterlaluan.
Plak!
Wajahku terlempar kuat ke kiri dan aku rasa, ada darah segar mengalir di sudut bibirku. Hadiah ulang tahun pernikahan yang keenam dan sangat menyakitkan, karena untuk pertama kalinya dia menamparku.
"Dan kamu istri tidak bersukur!" tunjuknya menekan keningku dengan kuat.
"A-apa?"
Blam!
Pintu kamar dibanting kuat olehnya. Lagi-lagi aku hanya bisa mengeluarkan air mata pedih saat ini. Tidak, aku tidak akan menyerah dengan Mas Edwin. Jika dia tak mau ke dokter, maka aku yang akan membelikannya obat dan memberikan padanya, tanpa perlu ia ketahui.
****
Dewasa (21+) Sekuel 'Kepincut Janda Tetangga' Dalam setahun, Satria sudah menikah sebanyak tujuh kali dengan tujuh gadis yang berbeda. Namun, mereka semua meminta cerai dari Satria karena tidak sanggup melayani kemampuan pria itu di ranjang, sehari sebanyak tujuh kali. Apakah ada yang salah dengan Satria? Apa ini berkaitan dengan obat yang pernah diberikan almarhum kakeknya semasa ia sekolah?
Elang terpaksa menikahi Huri demi melunasi utang ibunya pada orang tua Huri. Padahal Elang berstatus suami dari Kiya. Berhasilkah Elang menjalani perannya sebagai suami yang memiliki dua istri?
Devit adalah seorang dosen yang akan segera menikahi mahasiswinya, tetapi saat ia terpaksa mengontrak di rumah petakan, Devit malah bertemu dan jatuh hati dengan seorang janda muda bernama Juwi. Bagaimanakah dengan rencana pernikahan Devit? Baca langsung keseruan mereka yuk!
Sequel dari novel 'Enam Tahun Tanpa Malam Pertama' Dosa masa lalu orang tua, kini berbalik menimpa dirinya. Ditinggalkan di hari pernikahan oleh sang Kekasih, tetapi malah menikah dengan anak dari musuh besar kedua orang tuanya. Pernikahan seperti apa yang akan ia jalani?
Amin yang berprofesi sebagai seorang montir, tengah naksir berat sama seorang gadis belia dan terobsesi untuk mendapatkan perawan ting-ting. Namun apalah daya, bukan sang Gadis yang mendekat, tetapi para janda yang berlomba mendapatkan perhatian Amin.
Laili tidak pernah bermimpi untuk menikah di usia sangat muda, tetapi saat ini seorang pria dengan rambut yang mulai memutih, yang biasa ia panggil 'Tuan' kini sudah resmi menikahinya secara agama.
Ann Davis bercerai dengan Hans Graham setelah menangkap basah suaminya tengah berselingkuh dengan dua orang pria, Franz Smith dan Teddy Lee. Ann syok karena ternyata suaminya adalah gay. Ketika mabuk karena bersedih, Ann Davis bertemu dengan J. Carter, billionaire tampan dan CEO Carter Group. Ann memutuskan menolong J. Carter yang tidak dikenalnya dari kejaran wanita, namun dia pingsan karena terlalu mabuk. Ketika terbangun, dia menyadari bahwa dirinya telah bermalam dengan J. Carter dan dompet miliknya berada di tangan pria itu. J. Carter menawarkannya nikah kontrak selama setahun untuk membantunya menghindari Merry Smith. Siapa sangka, pernikahan kontrak itu membawa Ann kepada kenyataan di balik kebakaran yang menewaskan ayahnya. Apa rahasia J. Carter? Siapa Merry Smith itu? Apa yang dilakukan Hans Graham? Apa niat Franz Smith? Akankah Ann berhasil menemukan pria yang mencintainya dengan tulus? Apakah cinta sejati itu ada?
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
Ketika Nadia mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu Raul tentang kehamilannya, dia tiba-tiba mendapati pria itu dengan gagah membantu wanita lain dari mobilnya. Hatinya tenggelam ketika tiga tahun upaya untuk mengamankan cintanya hancur di depan matanya, memaksanya untuk meninggalkannya. Tiga tahun kemudian, kehidupan telah membawa Nadia ke jalan baru dengan orang lain, sementara Raul dibiarkan bergulat dengan penyesalan. Memanfaatkan momen kerentanan, dia memohon, "Nadia, mari kita menikah." Sambil menggelengkan kepalanya dengan senyum tipis, Nadia dengan lembut menjawab, "Maaf, aku sudah bertunangan."
Selama tiga tahun pernikahannya dengan Reza, Kirana selalu rendah dan remeh seperti sebuah debu. Namun, yang dia dapatkan bukannya cinta dan kasih sayang, melainkan ketidakpedulian dan penghinaan yang tak berkesudahan. Lebih buruk lagi, sejak wanita yang ada dalam hati Reza tiba-tiba muncul, Reza menjadi semakin jauh. Akhirnya, Kirana tidak tahan lagi dan meminta cerai. Lagi pula, mengapa dia harus tinggal dengan pria yang dingin dan jauh seperti itu? Pria berikutnya pasti akan lebih baik. Reza menyaksikan mantan istrinya pergi dengan membawa barang bawaannya. Tiba-tiba, sebuah pemikiran muncul dalam benaknya dan dia bertaruh dengan teman-temannya. "Dia pasti akan menyesal meninggalkanku dan akan segera kembali padaku." Setelah mendengar tentang taruhan ini, Kirana mencibir, "Bermimpilah!" Beberapa hari kemudian, Reza bertemu dengan mantan istrinya di sebuah bar. Ternyata dia sedang merayakan perceraiannya. Tidak lama setelah itu, dia menyadari bahwa wanita itu sepertinya memiliki pelamar baru. Reza mulai panik. Wanita yang telah mencintainya selama tiga tahun tiba-tiba tidak peduli padanya lagi. Apa yang harus dia lakukan?
"Usir wanita ini keluar!" "Lempar wanita ini ke laut!" Saat dia tidak mengetahui identitas Dewi Nayaka yang sebenarnya, Kusuma Hadi mengabaikan wanita tersebut. Sekretaris Kusuma mengingatkan"Tuan Hadi, wanita itu adalah istri Anda,". Mendengar hal itu, Kusuma memberinya tatapan dingin dan mengeluh, "Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya?" Sejak saat itu, Kusuma sangat memanjakannya. Semua orang tidak menyangka bahwa mereka akan bercerai.
Semakin aku menjauh, dia malah semakin mendekat. Padahal aku sudah menolaknya mentah-mentah, tapi berbagai peristiwa justru membuat aku semakin sering bertemu dengannya. Kenzo yang bergaya hidup bebas, tidak sudi dijodohkan dengan Husna, gadis berhijab yang ia ragukan kemampuannya dalam menjadi pendamping hidupnya. Sebab, perbedaan di antara mereka berdua, sangat jauh. Husna yang berasal dari keluarga sederhana dan yatim piatu, tampaknya tidak akan bisa mengimbangi Kenzo yang merupakan anak tunggal pasutri pengendali kerajaan bisnis dan juga adalah seorang pengusaha muda. Kenzo dan orang tuanya lalu membuat kesepakatan. Jika dalam sebulan Kenzo tidak mendapatkan wanita lain sebagai calon istrinya, maka dia harus menikahi Husna. Jika setelah kegagalan itu, dia masih menolak Husna, maka Kenzo akan kehilangan haknya untuk mewarisi kekayaan orang tuanya yang bernilai trilyunan. Maka, Kenzo memutuskan untuk 'menebar jala' demi mencari gadis pilihannya sendiri. Ia menyasar Vita, Hima dan Putri demi mendapatkan cinta salah seorang dari mereka. Anehnya, semakin ia mengejar cinta tiga orang gadis tersebut, Kenzo justru semakin sering berinteraksi dengan Husna dan menjadi semakin dekat dengannya. Jadi, apakah Kenzo harus menerima Husna? Atau, justru Husna yang menolak Kenzo karena bisa jadi membawa pengaruh buruk bagi hidupnya?
© 2018-now Bakisah
TOP