/0/3027/coverbig.jpg?v=20211210132228)
Perkara rumah tangga dan pekerjaan, aku dituntut untuk profesional.
Perkara rumah tangga dan pekerjaan, aku dituntut untuk profesional.
"Ini kopinya, Mas." Aku menyodorkan gelas kopi yang masih panas ke hadapan Mas Arfin yang sedang sibuk dengan game di ponselnya.
"Hem." Hanya itu jawaban Mas Arfin. Selalu seperti ini, saat di rumah. Hape tak pernah lepas dari genggamannya. Kalau bukan game pasti Youtube dan Instragram. Aku serasa menikahi laki-laki ban**.
Berulang kali aku protes dan marah, namun Mas Arfin tidak menggubrisnya.
Bahkan, saat anak pertama kami lahir, tak pernah sekalipun Mas Arfin menggendongnya, sampai sekarang bayiku berusia tujuh bulan.
Semua ini gara-gara benda kecil pipih yang sudah menguasai Mas Arfin.
Ya, aku merasa jika aku telah diduakan Mas Arfin. Dan ponselnya yang berlogo apel itu, telah merebut Mas Arfin dariku dan putri kami.
Sering terjadi pertengkaran kecil antara aku dan Mas Arfin.
Laki-laki yang telah menghalalkan ku dua tahun ini, kerap berkata-kata kasar dan sering melampiaskan amarahnya pada benda atau barang di sekitarnya.
Sampai saat ini, aku masih bertahan demi Alea, malaikat kecil yang dikirim Allah untuk menyempurnakan cintaku dengan Mas Arfin.
Mas Arfin bekerja sebagai pegawai di salah satu bank ABC di kota ini. Sedangkan aku, baru satu tahun ini bekerja sebagai guru honorer di SMA Swasta di kota ini juga.
Mas Arfin anak sulung dari dua bersaudara. Adiknya, Dina, sudah berkeluarga dan tinggal se-kota dengan kami.
Hari ini Mas Arfin tidak ke kantor karena hari Sabtu. Aku berniat menitipkan Alea, namun jawaban suamiku sangat menyakitkan.
"Siapa suruh cepat punya anak, nyusahin 'kan jadinya?" sungutnya sembari memainkan ponsel yang terus melekat di tangannya.
Jawaban Mas Arfin cukup membuatku paham, jika sampai saat ini Dia belum bisa menerima kehadiran Alea.
Dulu pas awal-awal menikah, Mas Arfin selalu mewanti-wanti agar aku tak cepat hamil. Katanya tunggu mapan dan punya segalanya, karena kami berdua baru meniti karier.
Aku mengiyakan permintaan Mas Arfin, namun Allah punya rencana lain. Bulan ke delapan usia pernikahan kami, benih tertanam di rahimku.
Aku bahagia, tapi tidak dengan Mas Arfin. Dia sangat membencinya karena beranggapan bahwa janin yang aku kandung akan menghalangi rejeki karena otomatis aku akan berhenti bekerja.
Saking bencinya dengan kehadiran anak, Mas Arfin sampai berjanji tidak menyentuhku lagi agar aku tidak hamil lagi. Dan terbukti sampai saat ini, Alea sudah berusia tujuh bulan, Mas Arfin belum menafkahiku secara batin.
Berulang kali aku menjelaskan bahwa kelak, anak kami akan memberikan rejekinya tersendiri.
Mas Arfin tidak memperdulikan kondisiku saat hamil. Aku tetap menguatkan diri, mungkin saat ini suamiku belum menerima calon anakku. Dan aku berharap, saat anakku sudah di dunia, ayahnya akan menyayangi dan mencintainya sepenuh hati.
Dan harapanku sia-sia. Bahkan, mengadzani Alea yang baru saja dilahirkan, Mas Arfin menolak dan memilih meninggalkan rumah sakit.
Aku yang rentan stres saat itu, sudah nekat meminta cerai. Dan anehnya, Mas Arfin malah mengancam tidak akan melepaskan dan menceraikan aku. Aku bingung, merasa kalau ada sesuatu yang disembunyikan oleh suamiku.
Seperti biasanya, aku menggendong Alea dan siap berangkat sekolah. Popok dan mainan serta roda untuk putriku, sudah siap. Aku tak ingin merepotkan Mbak Ani, pengasuh Alea yang bekerja paruh waktu, hanya saat aku di sekolah.
Kebetulan rumah Mbak Ani berhadapan dengan sekolah tempatku mengajar, jadi memudahkan aku untuk menyusui Alea saat di sekolah.
Aku mencium tangan Mas Arfin yang masih setia di tempatnya, tak berubah sedikit pun. Ponsel di tangannya menampilkan game M* yang sedang berlangsung. Lama menatapnya, membuatku muak.
"Aku pamit, Mas."
"Hem." gumamnya dengan tatapan yang terus tertuju di layar ponsel.
Singkat, jelas dan padat. Salah satu ciri khas Mas Arfin jika menjawab atau merespon pembicaraanku.
Ah, bodoh amat dengan kau, Mas. Mulai saat ini, aku tidak akan memperdulikanmu lagi sampai kau mau menerima kehadiran Alea.
Aku mengendarai motor matic maronku yang baru ku beli beberapa bulan yang lalu saat selesai cuti melahirkan.
Dan, bukan kehadiran Alea saja yang tak diterima Mas Arfin dan keluarganya, pun kehadiran si maron ini. Mas Arfin marah dan menuduhku mencuri saat tahu aku membeli motor ini. Wajar jika Mas Arfin dan keluarganya terkejut, karena mereka menganggap aku tak punya uang dan berasal dari keluarga miskin.
"Memang berapa sih gaji guru honorer macam kau? Masa mampu beli motor, cash lagi?"
Begitu komentar Mas Arfin yang diiyakan sama Bapak, Ibu mertua dan Dina, adiknya. Aku hanya tertawa dalam hati. Baru motor saja mereka sudah menggeliat, apalagi kalau ku beli Mercedes Benz. Bisa mati berdiri mereka.
Aku berdalih jika motor ini dibelikan Bang Andi, Abangku satu-satunya yang paling ditakuti Mas Arfin.
Menyebut nama Bang Andi, Mas Arfin tak banyak celoteh lagi. Karena dia tahu kalau Abangku itu punya usaha ternak sapi dan kerbau, jadi wajar jika membelikan adik semata wayangnya ini sebuah motor.
Padahal, motor ini aku beli dari hasil keringatku sendiri. Selain sebagai guru honorer, aku juga sebagai penulis novel atau cerbung di beberapa platform yang sudah ku tekuni saat masih kuliah, empat tahun yang lalu.
Dan penghasilanku per bulan tergolong fantastis. Sebagian aku tabung dan sebagian lagi aku pakai untuk modal usaha rumah makan dan butik yang sudah berjalan selama satu tahun.
Aku juga membeli beberapa rumah yang dilelang pihak bank karena pemiliknya tak mampu membayar cicilan.
Dan tentu saja, semua ini tanpa sepengetahuan Mas Arfin dan keluarganya.
Awal menikah, aku berniat memberi tahu Mas Arfin. Namun melihat tingkahnya dan juga keluarganya, membuatku mengurungkan niat.
Baru saja hendak meninggalkan halaman rumah, sesosok makhluk yang paling ku benci, muncul di hadapanku.
"Eh Kak, tunggu dulu. Dina mau pinjam motor kakak, boleh ya, Kak?" pinta Dina, adik Mas Arfin yang juga tak kalah menyebalkan.
"Mau pinjam? Enggak salah?" sinisku menatap Dina.
"Enggak. Ayo turun, aku udah telat, nih!" sergah Dina dengan tingkah sombongnya yang begitu memuakkan.
"Beli dong. Masa kalah sama guru honorer." Ledekku membuat merah wajah Dina.
Piiip! Piiipp!
"Minggir, guru honorer mau lewat." Ku bunyikan klakson berulang kali, membuat Dina terperanjat.
Aku menancap gas, meninggalkan Dina yang sebentar lagi akan berubah menjadi Mak Lampir.
"Kurang ajar, bo*oh, bego, kampungaaannn!!!" teriak Mak Lampir tak karuan. Aku tak peduli, terus melajukan kendaraanku.
Dina, Dina. Kalau kau baik, aku akan jauh lebih baik. Pun sebaliknya.
Masih pagi, saat aku sampai di sekolah. Aku langsung menuju rumah Mbak Ani, yang sepertinya sudah menungguku dari tadi.
Menyusui Alea hingga bayi kecilku tertidur. Setelahnya, aku ke sekolah, guna melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik untuk generasi negeri ini.
Pernikahan tiga tahun tidak meninggalkan apa pun selain keputusasaan. Dia dipaksa untuk menandatangani perjanjian perceraian saat dia hamil. Penyesalan memenuhi hatinya saat dia menyaksikan betapa kejamnya pria itu. Tidak sampai dia pergi, barulah pria itu menyadari bahwa sang wanita adalah orang yang benar-benar dia cintai. Tidak ada cara mudah untuk menyembuhkan patah hati, jadi dia memutuskan untuk menghujaninya dengan cinta tanpa batas.
Cerita ini berkisah tentang seorang gadis pencuri ulung yang dianggap penjahat oleh masyarakat golongan atas. Kepalanya dihargai jutaan Dollar oleh kelompok orang kaya yang bagi siapa saja yang berhasil membunuh si gadis pencuri. Tetapi seorang tuan muda kaya raya, Martin Jakovsky yang menderita penyakit alergi aneh dimana tubuhnya tidak bisa bersentuhan ataupun di sentuh oleh lawan jenis, selalu melindungi dan mengerahkan orang-orangnya untuk menjaga sang gadis dari cengkeraman para orang kaya juga penguasa. Kenapa Martin Jakovsky mau bersusah payah untuk membantu si Gadis Pencuri?Padahal tubuhnya tidak bisa bersentuhan ataupun menyentuh wanita. Ikut ceritanya di aplikasi ini :) Bisa ikut grup wa khusus pembacaku, follow IG watanabe.aya.mary, klik link WAG
Kisah seorang ibu rumah tangga yang ditinggal mati suaminya. Widya Ayu Ningrum (24 Tahun) Mulustrasi yang ada hanya sebagai bentuk pemggambran imajinasi seperti apa wajah dan bentuk tubuh dari sang pemain saja. Widya Ayu Ningrum atau biasa disapa Widya. Widya ini seorang ibu rumah tangga dengan usia kini 24 tahun sedangkan suaminya Harjo berusia 27 tahun. Namun Harjo telah pergi meninggalkan Widy sejak 3 tahun silam akibat kecelakaan saat hendak pulang dari merantau dan karna hal itu Widya telah menyandang status sebagai Janda di usianya yang masih dibilang muda itu. Widya dan Harjo dikaruniai 1 orang anak bernama Evan Dwi Harjono
Kulihat ada sebuah kamera dengan tripod yang lumayan tinggi di samping meja tulis Mamih. Ada satu set sofa putih di sebelah kananku. Ada pula pintu lain yang tertutup, entah ruangan apa di belakang pintu itu. "Umurmu berapa ?" tanya Mamih "Sembilanbelas, " sahutku. "Sudah punya pengalaman dalam sex ?" tanyanya dengan tatapan menyelidik. "Punya tapi belum banyak Bu, eh Mam ... " "Dengan perempuan nakal ?" "Bukan. Saya belum pernah menyentuh pelacur Mam. " "Lalu pengalamanmu yang belum banyak itu dengan siapa ?" "Dengan ... dengan saudara sepupu, " sahutku jujur. Mamih mengangguk - angguk sambil tersenyum. "Kamu benar - benar berniat untuk menjadi pemuas ?" "Iya, saya berminat. " "Apa yang mendorongmu ingin menjadi pemuas ?" "Pertama karena saya butuh uang. " "Kedua ?" "Kedua, karena ingin mencari pengalaman sebanyak mungkin dalam soal sex. " "Sebenarnya kamu lebih tampan daripada Danke. Kurasa kamu bakal banyak penggemar nanti. Tapi kamu harus terlatih untuk memuaskan birahi perempuan yang rata - rata di atas tigapuluh tahun sampai limapuluh tahunan. " "Saya siap Mam. " "Coba kamu berdiri dan perlihatkan punyamu seperti apa. " Sesuai dengan petunjuk Danke, aku tak boleh menolak pada apa pun yang Mamih perintahkan. Kuturunkan ritsleting celana jeansku. Lalu kuturunkan celana jeans dan celana dalamku sampai paha.
Siska teramat kesal dengan suaminya yang begitu penakut pada Alex, sang preman kampung yang pada akhirnya menjadi dia sebagai bulan-bulannya. Namun ketika Siska berusaha melindungi suaminya, dia justru menjadi santapan brutal Alex yang sama sekali tidak pernah menghargainya sebagai wanita. Lantas apa yang pada akhirnya membuat Siska begitu kecanduan oleh Alex dan beberapa preman kampung lainnya yang sangat ganas dan buas? Mohon Bijak dalam memutuskan bacaan. Cerita ini kgusus dewasa dan hanya orang-orang berpikiran dewasa yang akan mampu mengambil manfaat dan hikmah yang terkandung di dalamnya
Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?
© 2018-now Bakisah
TOP