Unduh Aplikasi panas
Beranda / Romantis / Be My Husband
Be My Husband

Be My Husband

5.0
56 Bab
5.6K Penayangan
Baca Sekarang

Tentang

Konten

Menurut Kiran Naomi Tanaka tidak ada yang paling penting baginya selain menjadikan Evan Davaro Saga sebagai suaminya. Sejak melihat lelaki itu datang ke rumahnya sebagai anak dari sahabat ayahnya, ia telah bertekad akan membuat Evan jatuh cinta padanya dan menjadikannya sebagai istri lelaki itu. Namun hal itu tidak mudah, sebab Evan sibuk dengan pekerjaannya. Lelaki itu juga cenderung bersikap dingin kepada Kiran. "Kak Evan, mau tidak jadi suami Kiran nanti?" "Daripada mengajak nikah, nilai Matematikanya dibenarin dulu." Dua manusia dengan perbedaan usia yang jauh kemudian hidup berdampingan dalam dinamika perasaan yang kompleks. Mampukah Kiran meluluhkan hati Evan? Atau Evan hanya akan mematahkan hati gadis itu?

Bab 1 Prolog

Summer magic

Banjjagin geu Ocean wiro

Nan beolsseo nara

Go go airplane beongaecheoreom narara

Kauai pado sok nareul deonjeo beorige

Yeah yeah, yeah yeah yeah yeah

Let's power up kkamage da tabeoril kkeoyeyo

Ba-banana ba-ba-banana-nana

Ba-banana ba-ba-banana-nana

Ba-banana ba-ba-banana-nana ba

Let's power up nol ttae jeil shinnanikkayo

Aku mendengar suara Red Velvet sedang bernyanyi pada hari pernikahanku dengan Evan. Bagaimana itu bisa terjadi? Bukankah Marry Your Daughter atau Beautiful in White lebih cocok? Tunggu … kenapa pandanganku menjadi kabur, berputar dan gelap. Mataku terbuka sambil menghela napas panjang. "Sial, ternyata hanya mimpi," umpatku pada mimpi yang menerbangkan ke atas langit, lalu menghempaskan seketika pada pagi hari ini.

Brak!

Belum sempat aku berdamai dengan alam bawah sadarku, tiba-tiba pintu kamarku terbuka dengan keras. Menampilkan sosok Kanaya Erika Tanaka—kakak perempuanku yang telah berpakaian rapi layaknya siap ke kampus seperti biasanya.

"Kiran! Sudah kubilang untuk bangun pagi-pagi, hari ini aku ada kuis kelas mata kuliah pertama!" seru Kanaya dengan suara lantangnya.

Aku memutar bola mataku, lalu bangkit dari tempat tidur. "Kak Naya berangkat duluan saja. Aku naik taksi saja." Kurasa aku perlu lebih banyak waktu untuk mendinginkan kepala untuk membuat mimpi yang tadi terasa begitu nyata untuk kembali menjadi kenyataan mutlak.

"Kau pikir aku akan mempertaruhkan nilai semesterku untuk menunggumu?" ujar Kanaya membuatku yang awalnya berjalan menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarku, menjadi berbalik badan sejenak memandang kakak perempuanku itu.

"Lalu?"

Kanaya menarik napas dalam. "Kak Evan ada di bawah untuk sarapan sama kita. Katanya dia akan mengantarmu sekalian ke sekolah. Tahu kan, mobil Ayah sedang di bengkel," ujarnya membuat mataku melebar.

"Aku mengerti." Tanpa membuang waktu lagi, aku segera masuk ke dalam kamar mandi. Jika biasanya, aku akan membutuhkan minimal tiga puluh menit untuk bersiap ke sekolah, maka saat ini hanya membutuhkan setengah waktu tersebut.

Aku sedikit bersyukur dengan mobil Tanaka—ayahku yang sedang berada di bengkel, menjadikan Evan yang kebetulan tinggal di depan rumahku dengan sukarela mengantar ayahku bekerja di rumah sakit sekaligus diriku untuk ke sekolah.

Bicara tentang Evan, akan kuceritakan nanti bagaimana pria itu bisa tiba-tiba pindah ke rumah yang sudah tiga tahun tidak berpenghuni itu. Rumah yang berada persis berada di depan rumahku.

"Kak Evan tahu tidak mimpi Kiran semalam?" tanyaku kepada Evan yang duduk di sebelahku. Yah, aku telah duduk manis di dalam mobil pria itu. Sedangkan pemilik mobil hanya fokus menyetir.

Beberapa menit yang lalu ayahku telah sampai di rumah sakit yang kebetulan ikut menumpang di mobil Evan, sehingga aku yang semula berada di bangku belakang kini pindah ke depan. Tidak mungkin aku menjadikan Evan sebagai sopir! Bisa, tapi nanti setelah jadi suami.

"Bagaimana aku bisa tahu Kiran," balas Evan tanpa menoleh atau bahkan melirik ke arahku.

Aku berdecak pelan. "Ish, coba tebak dong. Mimpinya bagus loh."

Kulihat dahi Evan tampak berkerut, seolah sedang memikirkan mimpiku. "Hm … kau mendapat peringkat pertama semester ini? Oh bukan, kau tidak akan mengulang Matematika lagi?"

Aku mendengkus kesal. Bagaimana Evan bisa mengetahui tentang remedial ujian Matematikaku semester lalu? Pasti Kanaya yang bercerita sambil membuat candaan seperti itu.

"Bukan!"

"Lalu?" Evan masih fokus menatap ke depan sambil melirik kaca spion sesekali.

"Aku bermimpi menikah dengan Kak Evan loh," balasku dengan sedikit tersipu malu. Aku bahkan menangkupkan kedua telapak tanganku untuk memegang pipiku saat ini. Merasakan dadaku berdebar membayangkan mimpiku kembali sambil tersenyum lebar saat ini.

Kulihat Evan tersenyum menyeringai. "Kalau begitu biarkan itu tetap menjadi mimpi."

Senyum pada bibirku seketika tersapu pergi melihat reaksi Evan yang hanya menganggapnya sebagai candaan, atau sudah termasuk penolakan halus?

"Nah sudah sampai," ujar pria itu menghentikan mobilnya dan kini menoleh ke arahku.

Aku menatapnya tajam untuk sesaat. "Lihat saja nanti, Kak Evan akan menjadi suami Kiran suatu hari nanti!" seruku kemudian membuka pintu mobil dan keluar dengan mata berkaca.

Ternyata beginilah rasanya cinta bertepuk sebelah tangan. Namun bukan seorang Kiran jika tidak memperjuangkan cintanya.

Seperti itulah impian sederhana seorang Kiran Naomi Tanaka, menjadi istri dari Evan Davaro Saga.

***

Lanjutkan Membaca
img Lihat Lebih Banyak Komentar di Aplikasi
Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY